New Friend

54 4 3
                                    


"Hmmm... Aku tak sengaja menemukan seorang gadis di ruang bawah. Sekarang dia sedang ditangani oleh Putra. Coba deh kamu lihat." Jelasku.
----

Manila, 06 Maret 2050

Tiba-tiba, Fahri tersenyum. "Aku tau cara tercepat ke Tokyo!" Aku dan Putra pun ikut tersenyum karena kami sudah tau kalau hanya dia yang tau cara tercepat ke Tokyo. Selain Avgeek (baca di chapter 1), Fahri juga anak Geografi. Dia tau dimana Kita berdiri, dan sekarang dia tau jalan tercepat menuju Tokyo.

"Jadi, gimana caranya?" Tanyaku penasaran. "Jarak tempuh dari Surat Thani ke Tokyo sekitar 3131 mil atau sekitar 5038 KM. Sedangkan kapal ini memiliki kecepatan sekitar 60 sampai 65 KM/Jam. Menurut ilmu fisika, menghitung waktu rumusnya jarak dibagi kecepatan. Berarti waktu yang dibutuhkan untuk pergi ke Tokyo sekitar 80-120 jam." Jelas Fahri. " Terus gimana soal persedian makanan dan bahan bakar yang semakin menipis?" Tanya Putra bingung. "Ada kemungkinan 30% daratan bumi tidak tenggelam karena berada di dataran tinggi. Kita akan singgah untuk mencari persediaan makanan dan bahan bakar tersebut sekalian mencari kapal yang lebih besar untuk dapat menampung persediaan tersebut." Jelas Fahri lagi.

Akupun mulai semangat untuk segera berlayar mengelilingi Asia meskipun tidak semuanya. Tak lama kemudian, wajah Fahri mulai berubah. Aku mulai bingung. "Kenapa ri?" Tanyaku. "Aku bingung. Siapa yang akan mengendarai kapal boat ini?" Aku dan Putra bertatapan. Tak ada yang bisa mengendarai kapal tersebut. Kamipun mulai melihat-lihat tombol yang ada diruang kendali. Tak ada yang kamu mengerti. Semuanya menggunakan bahasa Thailand. Akhirnya kami memutuskan untuk memikirkannya besok karena Hari sudah malam.

Malam ini aku tidak bisa tidur. Mungkin karena efek koma selama enam hari berturut-turut. Aku hanya melihat hamparan luas gugusan bintang bintang yang indah dilangit malam. Tapi... Aku teringat satu hal.

Nasib keluargaku diJambi bagaimana!? Apakah mereka baik baik saja? Apakah mereka mengkhawatirkanku? Apakah mereka sedang mencariku? Atau sudah tiada?

Pikiranku tiba tiba mulai memikirkan Hal yang tidak seharusnya difikirkan. Sulit untuk melupakannya sampai akhirnya...

Bruuukkkk...!!!

Terdengar seperti barang jatuh dari bagian bawah kapal. Aku mulai merinding dan akupun membangunkan Putra untuk mengecek keadaan dibawah. Kami berdua turun perlahan kebawah. Putra berdiri didepanku dengan memegang pisau lipat ditangannya. Entah dari Mana dia mendapatkannya. Kami berjalan perlahan kearah sumber barang yang jatuh tadi. "Aduuuhh!" Putra Dan aku terkejut tiba tiba Ada yang mengerang kesakitan. Suaranya bukan suara Fahri, melainkan seperti suara wanita. Kami berjalan semakin dekat dengan sumber suara. Perlahan Putra melihat sesosok tubuh wanita di balik tumpukan balok kayu. Wanita tersebut tiba tiba melihat kami dan dia berteriak. "aaaaaaaahhhhhh.....!!!"

"Ssttt... Kami tidak akan mencelakaimu kok. Kamu kenapa bisa Ada disini?" Putra mulai menenangkan gadis tersebut. Gadis tersebut mulai diam dan menunduk. "Anand... Tolong ambilkan segelas air untuk dia. Mungkin dia Haus." Perintah Putra. Akupun mengangguk dan mengambil segelas air minum di dalam ruang kendali. Ketika ingin membawa ke ruang bawah, Fahri tiba tiba ada di belakangku. Hampir aku terkejut dibuatnya. "Siapa sih tengah malam gini teriak teriak?" Tanya Fahri dengan mata yang setengah terbuka. "Hmmm... Aku tak sengaja menemukan seorang gadis di ruang bawah. Sekarang dia sedang ditangani oleh Putra. Coba deh kamu lihat." Jelasku. Mata Fahri langsung Segar karena penasaran siapa gadis tersebut. Aku dan Fahri segera turun keruang bawah untuk melihat keadaannya sekarang.

"Ini minum dulu." Kataku seraya menyodorkanku segelas air minum kepada gadis tersebut. Ketika aku menyodorkan air minum tersebut, gadis tersebut melihat Fahri dengan wajah terkejut begitupun Fahri. Sepertinya Ada sesuatu diantara mereka. "Fah... Fahri!?" Kata gadis itu Dan Fahri langsung membalas "Nab... Bila!?" Mereka tampak bahagia sekali. Aku dan Putra bingung karena melihat mereka yang sepertinya sudah akrab. Mereka berdua berpelukan, tampak raut wajah mereka yang sangat bahagia. Kami berdua hanya bisa tersenyum melihat aksi mereka berdua. Setelah berpelukan mereka berdua langsung menundukkan kepala. Sepertinya mereka malu.

"Um... Maaf, dia teman dekatku ketika aku ikut olimpiade Astronomi di Bandung. Namanya Nabila." Fahri berbicara sambil tersipu malu. "Wahhh... Ada teman baru dong. Kenalin, aku Ananda. Panggil aja Anand." Kataku pede. "Kenalin juga, aku Putra. Pria humoris yang ganteng." Kata Putra lebih pede daripada aku. "Haii... Senang berkenalan dengan kalian." Gadis yang bernama Nabila pun langsung menjawab sambil tersenyum.

Keesokan paginya, aku langsung menanyakan kenapa Nabila ada di dalam kapal bersama mereka. "Emm... Nabila, kenapa kamu tiba tiba Ada disini? Kok Kita gak tau?" Nabila pun menjawab sambil tersenyum, "sebenarnya aku yang menyelamatkan kalian bertiga masuk ke dalam kapal ini." Sontak kami bertiga terkejut. "Ketika ombak mulai menerjang Ancol, aku sedang istirahat di kapal ini. Tak lama kemudian, aku melihat tiga pria mengapung di atas lautan. Aku langsung terjun ke kelaut dan menarik kalian masuk kedalam. Mungkin karena aku kelelahan menarik kalian, aku pingsan di ruang bawah. Aku tidak sadar kalau Ada Fahri yang kutarik." Lanjut Nabila. Fahri pun nyengir. "Terima kasih sudah menolong kami." Kata Putra tersenyum. "BTW... Bagaimana dengan rencana kita kemarin?" Tanyaku. "Kalian punya rencana apa?" Potong Nabila. "Akan kujelaskan, Anand dan Putra kalian cek persediaan bahan bakar dan makanan selagi aku menjelaskan kepada Nabila." Suruh Fahri. Kami berdua mengangguk dan langsung pergi ke ruang bawah lagi untuk mengecek semuanya.

"Oohh... Jadi kalian bingung siapa yang akan mengendarai kapal ini?" Tanya Nabila. "Iya... Kami bertiga tidak tau mengendarai kapal apalagi bahasanya bahasa Thailand." Terang Fahri. Lalu Nabila terkekeh Dan langsung pergi keruang kendali. "Kamu mau ngapain Nab?" Fahri melihat Nabila mulai menekan nekan tombol yang ada dikapal tersebut. "Heii! Hati hati, nanti meledak!" Fahri cemas. "Tenang, aku bisa kok mengendarai kapal. Hehe..." Fahri terkejut sekaligus senang karena Nabila bisa mengendarai kapal. Dia lupa kalau Nabila pernah cerita kepadanya jika ayah Nabila adalah seorang nelayan.

"Bahan bakar mungkin tinggal setengah, persedian makanan bagaimana?" Aku mulai melihat Putra menghitung satu persatu kaleng makanan yang tersisa. "Tidak banyak. Mungkin hanya cukup sampai malam ini. Sebaiknya Kita segera berangkat sekarang." Tiba tiba kapal bergetar dan mengeluarkan bunyi yang berarti kapal tersebut menyala. Aku dan Putra langsung berlari pergi ke ruang kendali. Didalam ruang kendali sudah terlihat Nabila menekan nekan tombol dan mulai membelokan kapal ke kanan, sedangkan Fahri hanya melihatnya tersenyum.

"Sudah siap?" Tanya Nabila. Kami bertiga bertatapan sambil tersenyum dan menjawab, "Siap! Ayo berangkat!" Kata kami kompak. Kapal mulai menyusuri lautan tanpa batas. Putra mulai menjelaskan tentang persediaan bahan bakar dan makanan yang menipis. "Sebaiknya Kita harus mencari daerah yang tidak terkena dampak Antartika, mungkin Ada Tak jauh dari sini. Aku akan mengecek peta." Fahri pergi mengambil Peta dan mencari kemungkinan daerah dataran tinggi yang tidak tenggelam. Lama Fahri memikirkan kemungkinan daerah yang tidak tenggelam, hingga malampun tiba. "Ayo Kita makan malam dulu. Hanya tersisa sarden kaleng dan daging ayam kaleng." Kataku membawa dua kaleng sarden dan dua kaleng daging ayam. Kami makan dengan lahap.

Ketika sedang enak enaknya makan, tiba tiba angin kencang mulai menerjang lautan, ombak pun mulai bermunculan. Hujan disertai petir ikut berdatangan. Kami mulai panik, Nabila kembali ke ruang kendali untuk segera mengendalikan kapal mereka. Aku mulai mengambil empat buah baju pelampung yang Ada di ruang bawah. Kami berpegangan tangan ke tiang kapal sedangkan Nabila masih mengendalikan kapal tersebut. Kapal mulai susah dikendalikan, ombak mulai meninggi, dan angin semakin kencang. Kami hanya berdoa agar diberi perlindungan.

----
Next cerita bakal lebih menantang kok guys! Ditunggu Aja

Untuk saat ini aku belum bisa pastiin tiap hari apa aja publishnya. Sekarang masih labil. Kalau mood aja publishnya

Oh iya, aku mau nanya. Enak aku cerita tiap chapternya gak terlalu panjang tapi upload Dua minggu sekali atau panjang tapi upload seminggu sekali?. Komen dibawah ya guys!

Jangan lupa vote ok!

Blue ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang