"Kalau begitu, kita harus terus bergerak dan mencari perlindungan. Tujuan utama kita adalah laut dan kapal, tapi kita tak boleh terpaku pada dua hal tersebut. Banyak hal yang mungkin bisa menyelamatkan kita, seperti perkampungan walaupun aku tak pernah melihat hal yang terlihat kuno disini."Kata Fahri menjawab dengan Mantap.
-----
Keesokan harinya, aku, Fahri, Putra, dan Nabila melanjutkan perjalanan menyusuri Kota Mati yang sangat indah tersebut. Tak pernah ada kata bosan melihat sekeliling kota ini meskipun sudah berkali kali kami lewati.
"Sampai saat ini masih belum ada tanda tanda suara air laut." Kata Putra.
"Jangankan air laut, hembusan angin laut saja tidak ada sedikitpun terasa disini." Tambah Fahri.
"Jangan mengeluh, ayo semangat! kita pasti akan menemukannya. mungkin tak jauh lagi. Jangan menyerah!" Aku memberi semangat kepada sahabatku karena raut wajah mereka sudah sangat lelah.
Walaupun stok makanan dan minuman yang kami bawa sangat cukup, Kami masih sangat lelah karena makanan dan minuman tersebut sangatlah berat. Disekeliling kami hanyalah hamparan gedung pencakar langit yang mewah seperti tak ada ujungnya.
Tak lama kemudian, Fahri mendengar dentuman yang sangat keras.
"Sssttt..."Fahri menyuruh kami untuk diam.
Seketika kamipun terdiam. Aku tak tahu apa yang membuat Fahri menyuruh kami untuk diam. akupun melihat sekeliling begitupun dengan Nabila dan Putra.
"Apakah kalian mendengarnya?" Tanya Fahri dengan nada pelan.
"Mendengar apa?"Nabila bertanya dengan nada yang pelan juga.
Aku dan Putra ikut mengangguk setuju apa yang dikatakan oleh Nabila. Tak ada satupun diantara kami yang mendengarnya kecuali Fahri. Kamipun kebingungan dengan tingkah Fahri yang seolah olah sangat ketakutan.
"Aku mendengar suara dentuman yang tak jauh dari sini, seharusnya kalian bisa mendengarkannya juga. Apakah kita harus mencari sumber suara tersebut?"Kata Fahri yang masih melihat sekeliling dengan wajah yang ketakutan.
"Tidak... a...a...aku tidak mendengar apapun"Tukas Nabila gugup karena sedikit cemas.
"Kau mungkin sedang halusinasi saja. Jangan dipikirkan lagi, ayo kita lanjutkan perjalanan. kita tidak boleh diam disini berlama lama. Kita harus terus bergerak."Kata Putra.
Putra pun langsung berjalan duluan tanpa berkata sepatah kata lagi. Sepertinya dia sudah sangat takut. Nabila juga mengikuti Putra yang sudah berjalan 10 kaki dari kami.
"Ayo, ri..."Ajakku terhadap Fahri yang tak bisa berbuat apa apa lagi.
Fahri akhirnya mengangguk dan melanjutkan perjalanan untuk mencari laut.
---
Hari mulai gelap lagi dan kami masih belum menemukan tanda tanda adanya lautan. Kami semua hanya bisa berdoa agar tuhan memberikan kami petunjuk dan segera medapatkan apa yang kami inginkan. Kamipun memutuskan untuk menginap di sebuah Hotel mewah yang bertuliskan "Euphoria Hotel" dan terbengkalai. Lagi lagi pintu gedung hotel tersebut tidak terkunci sama seperti gedung gedung mewah lainnya yang telah kami datangi.
"Aku dan Putra akan mencari apapun yang penting dan bisa kita gunakan di dalam gedung ini. Kau dan Nabila tolong siapkan makanan untuk makan malam kita, dan kalau perlu cari kamar yang masih bisa digunakan untuk beristirahat."Ucap Fahri memecahkan keheningan.
"Baiklah, hati hati. Teriak saja jika ada yang tidak beres. Kita akan bertemu di lobby hotel ini 30 menit lagi."Kataku dengan senyuman.
Kamipun terpecah menjadi dua tim. Putra dan Fahri mencari benda atau apapun yang bisa digunakan di area lobby hotel sedangkan aku dan Nabila mencarikan kamar untuk istirahat dan makan malam di lantai atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Zone
Ficção CientíficaKetika Benua Antartika Sepenuhnya Mencair, Kisah 8 Sahabat Dimulai!