"Dian!! Sini lo!! Bayar uang kas lo itu!!" Teriak Ratna yang mengejar aku di koridor sekolah.
"Duit gue udah abis!!" Balasku sambil lari menghindari kejaran singa betina itu.
"Gue liat lo tadi jajan banyak di kantin" ucapnya masih teriak.
Shit! Gak liat rame orang apa! Pake mata-matain gue di kantin lagi 'Batinku masih panik dan tak sengaja aku menumbur seseorang.
Brukkk
Aku pun berhenti sebentar dan jangan kalian berharap aku akan minta maaf dan juga julurin tangan untuk menolong."Ehh buta! Kalo ada orang lewat, minggir dong kalo gak mau kena tumbur!" omelku tanpa melihatnya.
"Woi dian!! Bayar uang kas!!" teriak emak-emak arisan itu.
"Njirr, cepet amat si gendut" gumamku melanjutkan lari tanpa menoleh ke anak tadi.
"Dian!! Berenti gak lo!!" teriaknya lagi.
"Lo juga harus berenti ngejer gue!" sahutku.
"Gak bakal!! Lo udah nunggak 3 bulan!!" Ucapnya.
"Ehh kampret, jangan disebut juga kali" sinisku berhenti lari.
"Akhirnya.. Capek tau ngejer lo. Mana sini duit lo?" ucapnya sambil buka buku kas dan memegang bolpoin.
"Gue bayar sebulan dulu" balasku.
Ratna pun menulis sesuatu yang mungkin catatan kas dibuku itu.
"Mana duitnya?" timpal dia setelah tutup buku itu.
"Besok tapi!!" ucapku langsung melanjutkan kabur sejauh-jauhnya.
"Dian!!!! Liat lo di kelas nanti!!" Teriaknya sangat murka.
"Besok gue bayar dehh" ucapku berjalan menghadap belakang lalu berbalik melanjutkan lariku untuk ke ruang loket pembayaran.
Sampai disana aku langsung mengetuk dan masuk.
"Ada apa ya?" ucap seorang ibu petugas di loket sambil mengerjakan sesuatu.
"Saya Dian Mutiara Sabilla, yang ibu panggil lewat ketua kelas XI IPS 2 kemaren"
"Oh.. Iya, ibu manggil kamu karena kamu belum membayar uang SPP selama 5 bulan" ucap ibu itu membuatku menelan ludahku.
"E.. I..itu Bu, Belum ada duitnya" jawabku.
"Gak ada duit gimana? Orangtua kamu berkecukupan" timpalnya membuatku terdiam.
"Ya.. Ayah saya belum gajian Bu" balasku lagi.
"Ayah kamu mau gajian atau tidak pasti punya tabungan, ibu kamu juga punya cafe dan toko kue" sahut ibu itu yang membuatku benar-benar terdiam.
"Jadi gini Bu, uangnya kemaren saya pake buat ngado temen" jawabku asal.
"Ngado apaan? SPP kamu 300 ribu sebulan dan kalikan saja kalau kamu nunggak 5 bulan. Mana ada kamu ngado sampai sejuta lebih gitu, kamu ngado handphone?" balas ibu itu tak mau kalah.
"Yaudah Bu, bulan depan deh saya lunasin" ucapku memohon.
"Gak bisa, kamu harus lunasin itu. Kalo kamu nunggak hanya 2 bulan masih bisa di toleransi. Tapi ini sudah 5 bulan" jawab ibu itu.
"Terus gimana dong Bu?" tanyaku frustasi.
"Ya.. Gak tau, kalo kamu gak bayar. Kamu tidak bisa ikut ujian" Ucap ibu itu membuatku benar-benar panik.
"Yaudah deh Bu, entar saya bilang ayah saya dulu. Permisi" aku pun langsung pergi dari ruangan itu tapi suara ibu itu membuatku benar-benar sebal.
"Inget Dian! Gak bayar minggu ini kamu dapat surat panggilan dan gak ikut ujian. Ohh ya, uang Pembangunan juga bayar yaa!"
Ck, gak ratna gak ibu itu bikin kesel aja 'batinku sangat kesal dengan kejadian hari ini.
"Hai!" ucap seseorang menghadang jalanku.
"Mau apa!!" bentakku kepada anak laki-laki itu.
"Dian Mutiara Sabilla?" tanyanya.
"Udah tau pake nanya!" jawabku.
"Kenalin, nama gue Ralio Ferdinan kelas XI IPA 1" ucapnya sambil menjulurkan tangannya untuk berjabat.
"Gue gak ada waktu buat kenalan dengan lo!" Sahutku langsung berjalan menghindari anak tadi.
"Gue tau, lo lagi butuh duit kan sekarang?" sahutnya membuat langkahku terhenti.
"Bukan urusan lo!" ucapku melanjutkan langkahku.
"Kas lo belom di bayar 3 bulan, SPP nunggak 5 bulan, Uang pembangunan juga?" ucapnya membuatku sangat jengah.
Aku langsung berbalik dan berjalan mendekatinya.
"Ehh.. Monyet! Lo mau apa hah!! Lo gak kenal gue tapi sok-sok'an mau tau urusan gue. Lo mau apa!! Lo mau gue kerja dengan lo!! Gue juga punya uang kali!!" Sulut amarahku sambil menarik kerah bajunya.
"Uang? Lo kan nunggak karena uang itu lo pake?" ucapnya benar-benar membuatku kesal.
"Lo cari mati?!" Bentakku.
Sekeliling kami pun sudah terlihat orang mengerumuni.
"Lepasin ini dulu, biar gue jelasin" ucapnya.
Aku pun melepaskan tanganku.
"Pergi gak lo semua!!" bentakku kepada orang-orang yang mengerumuni kami.
Mereka pun pergi dan aku mulai menatap sinis pada anak laki-laki itu.
"Lo kenal Reski Ferdion kelas XI IPA 2?" ucapnya membuatku kesal.
"Eh.. Pea, lo pikir gue ini tukang absen apa!!"
"Gue bakal lunasin utang lo" sahutnya membuatku heran.
"Lo mau gue jadi jablay gitu?" tanyaku emosi.
"Enggak, tapi lo harus pacaran dengan Reski Ferdion yang gue bilang tadi" balasnya membuatku kaget sekaligus marah.
"Lo gi-" ucapku terpotong.
"Kalo gak mau gakpapa, gue gak maksa. Lagian buat apa juga gue buang-buang duit. Ohh ya, gak gampang lohh cari uang sebanyak itu dalam waktu seminggu" ucapnya langsung melewatiku.
Aku pun sempet mikir.
Ada benernya juga perkataan dia tadi. Ahh mending gue pacaran sama tuh anak dehh, seminggu putus. Kan gampang daripada gue ditagih-tagih mulu."Eh.. Tunggu, gue setuju" panggilku.
"Oke.. Kalo gitu. Kita buat kesepakatan dulu" ucapnya.
Setelah mendengar persyaratannya, aku mungkin bisa gila dan terlebih lagi aku kenal siapa Reski Ferdion itu.
Reski Ferdion, Si Kutu Buku kelas XI IPA 2 yang akan jadi pacarku.
#JanganLupa
#Vote&Comment ^^
Follow my account Mareena_

KAMU SEDANG MEMBACA
PACARku Si Kutu Buku
HumorApa jadinya ketika seorang cewek tomboy dan seorang cowok berjuluk kutu buku nan polos pacaran? Dian yang terpaksa pacaran karena untuk melunasi hutangnya dan Reski yang ingin pacaran hanya karena penasaran. Yuk, baca ceritaku^^ MURNI KARYAKU. DILAR...