09

59 3 1
                                    

"Pliss, lo kan udah janji mau makan bekel gue" ucapku memohon.

Disinilah aku menghampirinya yang sedang berada di kelas saat istirahat kedua.
Meski badanku yang sangat kelelahan setelah dihukum tadi. Aku harus berjuang jiwa dan raga demi hutangku.

Awalnya si Kutu Buku menolak karena bekalku ini memang tidak berbentuk seperti makanan lagi.

"Ta-tapi ini bukan bekel, ini nasi bekasan yang kamu kasih ke aku" balasnya.

"Nggak kok, ini nasi goreng gue kasih kecap terus juga ini ada telor tuh" balasku agar ia mau memakan ini.

"Yaudah, aku makan karna kamu udah nolongin aku tadi"

Yess, berhasil. Gue bakal jadian bentar lagi.

"Gak ada sendok?" tanyanya yang membuatku tersadar jika aku melupakan sendok untuk dibawa.

"Nggak ada" sahutku.

Ia pun berjalan ke arah keran di depan kelas lalu mencuci tangannya.

Lalu ia duduk lagi dan mengambil sendok dari kotak bekalnya.

Aku menatapnya senang karena ia mulai mengambil sesendok nasi dan memasukkan ke dalam mulutnya.

Ia pun mulai mengunyah dan menelan nasi itu dengan susah payah.

"Gimana? Gimana? Lo jadi suka gak sama gue?" tanyaku.

Bukannya menjawab ia malah mengambil botol minum dan meminum air sebanyak-banyaknya.

"Kamu yang masak?" tanyanya.

"Iya, itu gue yang masak loh. KHUSUS buat lo" ucapku penuh keyakinan.

"Coba kamu cicip, apa ini pantes dimakan. Aku udah gak mau lagi, aku mau ke perpus" ia pun pergi meninggalkan aku di dalam kelasnya ini.

Hah, apaan sih. Bukannya dia harusnya jadi suka ya sama gue kalo udah gue bikinin bekel.

Aku pun sedikit mencicipi nasi goreng buatanku ini.

Dan tak lama aku berlari menuju WC belakang kelas untuk memuntahkannya.

Anjirr pantesan dia kek gitu, rasanya gak enak banget.
Kok aneh ya, gak ada asin tapi rasanya bener-bener aneh.

Lalu aku membuang nasi laknat itu yang membuatku gagal lagi untuk mendekati si Kutu Buku.

Gue harus pake cara apalagi?'batinku lesu karena batas waktuku hanya sampai esok.

Aku berjalan keluar dari kelas XI IPA 2 ini.

"Gimana PDKTnya, udah jadian?" tanyanya yang membuatku mendengus kasar.

"Tau ah, gue pasrah" sahutku pergi meninggalkan Lio dan menuju kelasku.

Pokoknya gue bener-bener pasrah

~~~

"Dian pulang" teriakku membuka pintu setelah memasukkan motor ke dalam garasi rumahku.

Loh Bik Tarsi udah pulang 'pikirku karena melihat pintu ini bisa dibuka dan mobil Mama yang belum ada menandakan bahwa yang punya tidak ada di rumah.

Aku berjalan gontai menuju kamarku.
Lelah, letih, lesu semua menyatu.
Entah bagaimana lagi cara mendekati si Kutu Buku itu.

Sesampainya di kamar, kurebahkan tubuhku di atas kasur.

Kulihat pakaian yang kupakai ini seperti gembel.
Baju yang kotor, rok yang robek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PACARku Si Kutu BukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang