05

268 11 0
                                    

"Eh... Kamu, Kenapa jalan?"

Tuhan.. Jangan bilang kalo orang ini yang bakal bantu?

"Ooh.. I..ini gue abis dari warung itu" ucapku berbohong sembari menunjuk asal warung di seberang.

Lahh.. Ngapain gue gugup sama Kutu Buku ini

"Kamu jalan kaki, kasian banget" ucapnya seperti merasa iba melihatku.

"Ayok, aku tebengin sampe rumahmu" ucapnya sembari menaikkan lagi standard motornya.

Sumpah, kesabaranku kali ini benar-benar tak terkendali.

Ku tendang motornya hingga roboh dan dia pun terjatuh.

"Eh lo, gak usah kasianin gue ya. Lo ngejek gue kan, lo sengaja ya!!" timpalku sangat kesal dan terus menendang motornya.

"Ma..maksud kamu apa? Aku cuman mau bantu kamu kok" ucapnya sedikit takut.

"Gak, gue denger sendiri tadi lo ngejek gue" sahutku.

"Beneran, aku nggak maksud gitu"

"Alah.. Bo-" belum sempat aku menjawab ucapannya.

Tinnn
Suara klakson dari motor yang sepertinya aku kenali dan juga pengendaranya tersebut melambaikan tangan ke arahku.

Dia lagi, dia lagi.

"Oke, kalo lo emang mau bantu gue. Sini, gue minjem duit lo 10 ribu" ucapku.

"Sebentar" ucapnya sambil mengambil uang dari dalam tasnya.

"Buat naek angkot ya? Pasti karna kamu gak mau bareng aku" ucapnya bangun dan mengangkat motornya yang jatuh tadi.

"Ini.." sambil menyerahkan uang yang sudah dikeluarkannya.

Langsung ku ambil dengan cepat dan berbalik berjalan kembali menuju tempat tambal ban.

Sekilas ku lihat tangannya lecet. Tapi masa bodoh, dia sendiri yang cari gara-gara denganku.

"Bang, udah selesai tah?" tanyaku.

"Udah, neng"

"Nih, 10 ribu kan?" ucapku menyerahkan uangnya.

Aku langsung menaiki motor dan mendorongnya dari standard 2.

"Eh, neng" panggil tukang tambal ban tadi.

"Apalagi sih?" tanyaku jengkel.

"Ini kurang, bukan 10 ribu. Tadi bolongnya ada 3 jadi bayarnya 13 ribu" ucapnya membuatku memejamkan mata sebentar.

"Yaudah bang, utang dulu" Balasku yang sepertinya sudah menjadi sifat naluriahku.

"Hehh, cantik-cantik kok ngutang" sahut tukang tambal ban tadi yang membuatku menatap sinis.

"Iya-iya boleh ngutang, tapi bayar loh" sahutnya lagi.
---------------------------------------------

"Yeahh, akhirnya nyampe rumah juga" gumamku senang.

Ku buka gerbang, dan membawa masuk motor ke garasi.

"Kok baru pulang, Dian?" tanya Mamaku yang sedang di pekarangan rumah.

"Abis kerja kelompok, Ma" ucapku asal.

Boong banget gue.

"Ooh, yaudah mandi terus makan sana" suruh Mamaku.

Mendengar kata makan, mengingatkan aku dengan sesuatu. Tapi apa?

Ooh, aku ingat. Besok aku akan memberikan bekal pada Kutu Buku.

PACARku Si Kutu BukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang