01

280 20 0
                                    

"Jadi pertama-tama, ini anak yang namanya Reski Ferdion" ucapnya sambil menyerahkan handphone nya untuk nunjukin foto anak itu.

"Inikan Si Kutu Buku mata empat IPA 2" ucapku agak terkejut.

"Yups! Dan dia yang bakal pacaran sama lo" timpalnya.

"Kenapa lo kasih kerjaan begini ke gue? Kenapa harus pacaran? Apalagi sama nih anak" ucapku malas.

"Nahh ini dia tantangannya, entar lo bakal tau dehh" balasnya.

"Ahh gampanglah, jadi syaratnya apa?" tanyaku mulai serius.

"Gak boleh putus dalem waktu sebulan, yang harus mutusin juga si Reski, gak boleh ngebujuk dia buat mutusin lo, gak boleh matre, harus nerima apa yang dia lakuin, dan jangan selingkuh, dah itu doang syaratnya" omongannya tadi membuatku menganga tak percaya.
'DAH ITU DOANG'

- - - - - - - - - - - - -

Shit! Itu kan rencana-rencana gue kalo beneran pacaran sama Si Kutu Buku, anak ini cenayang apa! 'batinku sebal.

"Yaudah, tapi inget ya. Kalo dia bener-bener bikin gue kesel, gue gak bisa sabar" ucapku menawar.

"Oke.. Asal jangan sampe lo kasarin dia" ancamnya.

"Emang dia siapa lo sih, sampe-sampe gue di jodohin gini ehh maksudnya pacaran dapet upah gini" tanyaku yang memang dari tadi sedikit bingung.

"Nanti juga lo tau" jawabnya yang minta di tampol lima jari.

"Terus entar siapa yang nembak duluan?" tanyaku lagi.

"Widih gile.. Tanpa PDKT lagi? Lo suka ya sama dia?" godanya.

"Enak aja! Gue serius, emang mesti pake PDKT ya?" tanyaku.

"Ya iyalah, lo mau buat dia syok gara-gara lo tiba-tiba mau pacaran sama dia. Kan gak mungkin" balasnya.

"Jadi, maksud lo. Gue gitu yang gebetin dia?" tanyaku sedikit tak terima.

"Terserah sih, yang penting dalam waktu 5 hari lo udah pacaran sama dia"

"Gila lo ya!! Man-"

"Lo mau dibayarin gak? Inget, waktu lo itu cuman seminggu buat lunasin bayaran sekolah"

Aku pun terdiam.

"Oke, gue yang PDKT. Tapi lo yang bujuk dia buat nembak gue. Ogah amat nembak cowok" pintaku.

"Oke.. Gue hargain kemauan lo sebagai cewek. Tapi gue gak bisa mastiin gimana dan setuju apa enggaknya dia nembak lo" timpalnya mendengar permintaanku tadi.

"Yaudah lanjutin aja entar di WA, nih nomr gue +628xxx. Gue masuk kelas dulu, bye!" sahutku.

"Diann! Inget! Bendahara lo selalu menunggu" teriaknya yang membuatku teringat dengan emak arisan itu.

Aku pun berjalan ke kelas.

Asal kalian tau, meski pelajaran anak Ips gak serumit anak Ipa tapi gurunya disini juga sama galaknya dengan guru anak Ipa.

Mereka itu tiada hari tanpa mengomel, you know lah kelas anak Ips itu terkenal bandel padahal kita bandel juga masih tau aturan, kalo bolos sih itu cuman khilaf.

Sipp, untung guru belum ada yang masuk tapi kebetulan banget kelas gue ini emang paling males diajar dengan guru-guru.

"Hallo maplenn" ucapku heboh saat masuk di kelas.

"Yoii coyy" balas Hendi.

Kalian pasti mengira aku berteman dengannya.

Yaa emang jelas banget, aku emang banyak temen cowok.

Mangkanya kata mamaku, aku ini tomboy. Ehh bukan mamaku aja sih yang bilang.

"Woii dian!! Bayar kas!!" ucap emak arisan itu lagi.

"Besok woi besok!" sahutku.

"Awas kalo gak bayar, gue sleding pala lo!" ancamnya.

"Coba aja kalo berani" sahutku yang membuatnya diam.

"Darimana aja lo yan?" tanya Hendi.

"Biasa, bisnis" ucapku.

"Sok berbisnis tapi utang numpuk" timpalnya.

"Weh.. Bacot, minta di tampol congor lo itu" sahutku.

"Canda bang" ucapnya tertawa sambil meminta ampun.

"Gue denger-denger lo ribut tadi sama anak Ipa?" ucap Hendi yang membuat suasana kelasku langsung sunyi dan seisi kelas menatapku.

"Serius yan? Wahh seru nih" sahut Tias.

"Menang gak?" sahut Deno.

"Ipa berapa yan?" sahut Eva.

"Single atau keroyokan?" sahut Feri.

"Bonyok gak?" tanya Ridho.

"Lo tonjok berapa kali yan?" sahut Yahya.

"Palanya bocor gak?" sahut Gio.

"Berisik!!!! Lo semua ini kepo amat! Gue gak ribut, cuman debat kecil doang" sahutku yang benar-benar kesal karena pertanyaan-pertanyaan aneh.

"Yaahh gak seru, padahal kalo kita ribut sama anak Ipa kan seru. Dah lama nih tangan gak megang muka-muka lugu mereka" sahut Tias.

"Pala lo seru! Lo mau kita disuruh bersihin WC sebulan, nyapu taman sebulan, keliling sekolah bawa papan 'Kami ini Preman' ? Gue mah males " sahutku.

"Tapi lo tadi debat kenapa yan?" kini Hendi yang bertanya.

"Ada urusan kecil" jawabku.

"Kalo dia nyusahin lo, bilang aja sama kita-kita" ucapnya.

"Gue bahas sesuatu doang, dia gak bikin masalah juga" timpalku.

"Kan kalo" sahut Hendi.

"Lagian Hen, tanpa kita juga Dian bisa ngadepin satu orang doang mah" sahut Gio.

"Iya ya, gue lupa" ucap Hendi.

Mereka pun mengobrol lagi. Aku yang jengah langsung menuju kursiku paling pojok dan belakang, bersebelahan dengan Hendi.

Aku masih bingung gimana caranya deketin tuh anak, mana dia anak Ipa lagi.

Persetan dengan anak Ipa, dia itu anak cupu ,berkacamata, dan kutu buku.

Lucu aja kali gue yang begini pacaran sama dia.

Ooh hutang, kenapa kau menyiksaku begini.

#JanganLupa
#Vote&Comment
Follow My Account Mareena_

PACARku Si Kutu BukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang