Seingat yoongi, Namjoon bilang hari ini jadwal grubnya atau yang di kenal dengan BTS sedang kosong. Tidak ada pemotretan, interview ataupun undangan datang ke variety show.
Jadilah yoongi memutuskan untuk pulang ke Daegu, kampung halamannya. Terhitung sudah 3 tahun semenjak yoongi pergi ke Seoul untuk mengejar mimpinya dan belum sempat untuk pulang.
Sejujurnya, yang yoongi rindukan adalah sup rumput laut buatan ibunya.
Ah, dan juga setelah di campakkan oleh mantan pacarnya kemarin, yoongi mendadak butuh asupan kasih sayang dari keluarganya.
"Eomma, appa, hyung. Yoongi pulang" ucapnya dengan senyum merekah.
Yoongi melangkah memasuki halaman rumahnya dengan riang. Terbayang saat ia membuka pintu utama, maka eommanya akan mendekap tubuh yoongi erat seraya mengucapkan ribuan kata rindu. Yoongi juga yakin appa dan hyung nya akan menyambut hangat kedatangan anak bungsu nya ini.
"Oh, Yoongi?"
Yoongi terperanjat. Kakinya mundur beberapa langkah karena refleks. Yang barusan memanggil itu ibunya.
Wanita paruh baya tersebut mengintip dari jendela sebelah pintu."Iya eomma. tolong buka pintunya." sahut yoongi seraya melepas alas kakinya.
Namun tiba-tiba pintu terbanting keras. Ayah yoongi keluar lalu menarik kerah baju yoongi.
"Anak sialan! Ngapain kamu kesini?"Yoongi kembali terkejut. Namun kali ini batin nya ikut tergoncang karna ayahnya baru saja meneriaki dirinya sebagai 'anak sialan'.
"Setelah membolos sekolah, mencuri uang tabungan kakakmu,dan kabur dari rumah. Kau masih berani kembali kesini, hah?" sentak sang ayah tepat di wajah yoongi.
Ibu yoongi tentu tak tinggal diam, ia mencoba melepaskan cengkraman suaminya yang kelewat kuat. Namun, ia malah ikut kena bentak dan disuruh kembali masuk kedalam rumah.
"Pergi dari sini. Mimpi menjadi idol hanya membuat malu keluarga saja!"
Yoongi ambruk. Napasnya putus-putus setelah ayahnya melepaskan cengkramannya lalu mendorong yoongi cukup keras.
Sekali lagi, yoongi dibuang.
Rasanya luar biasa sakit dan menyesakkan.********
Sementara itu di dorm BTS.
Member paling muda sedang bersiap-siap dengan koper merahnya untuk pulang ke busan.
jungkook mengucap pamit, sebelum menghilang dibalik pintu.
"Hyung. Aku berangkat ya.""Eum, jaga dirimu baik-baik" jawab hoseok seraya melambaikan tangan.
Dan akhirnya. Tinggal hoseok sendiri di dalam dorm.
Ia tak memutuskan untuk pulang seperti member BTS yang lain karena orang tua dan kakaknya sedang berlibur keluar negri. Hoseok tentu tidak mau bercapek-capek ria untuk pergi menyusul keluarganya.Lagi pula, istirahat di dorm terdengar lebih baik bukan?
Dan sesuai dengan rencana, Hoseok mulai merebahkan tubuhnya di atas sofa, menghirup napas pajang sebelum matanya perlahan terpejam.
Kemudian,
"Sial" hoseok mengumpat pelan.
Handphonenya berdering disaat hoseok nyaris terlelap."Yeoboseyo?" ucapnya mengangkat panggilan telpon.
"Hoseok-ah, Kau ada di mana?" suara parau menyahut dari sebrang.
Hoseok mengernyit, lalu menatap nama di layar handphone nya sekilas.
"Ada di dorm, kenapa hyung?""Kau sendirian?"
"Ya, jungkook barusan pergi. Jadi, aku sendirian" hoseok tertawa, " dan sejujurnya aku juga merasa bosan di sini"
"Eum, arrasseo"
Lalu sambungan telpon terputus.
Hoseok kembali terlentang di sofa. Menu handphonenya di geser kesana kemari tanpa maksud yang jelas.
Omong-omong, yang barusan menelpon itu yoongi. Hoseok jadi heran kenapa suara yoongi jadi serak dan terdengar lemah. Padahal tadi pagi, yoongi terlihat bersemangat untuk pulang dan bertemu keluarganya.
Lalu selang beberapa menit kemudian, yoongi datang membawa kantong plastik besar berisi ayam goreng.
Hoseok terperangah.
Yoongi hyung ini kembali ke dorm bukan karna ingin menemani dirinya kan?
Ah, hoseok jadi tak enak hati.
"Makanlah" ucap yoongi sembari meletakkan potongan ayam goreng ke piring.
"Terima ka—"
Mata hoseok melebar melihat lengan yoongi penuh bercak kemerahan. Selanjutnya, yang dilakukan hoseok adalah berteriak.
"hyung, kau berdarah! Astaga! ""Aku tak apa." yoongi menanggapinya dengan santai.
Toh hanya lecet akibat jatuh tadi. Sakitnya tidak sebanding dengan sumpah serapah yang ia dengar dari orang tuanya sendiri.
"Sini hyung, biar aku obati" hoseok memegang lengan yoongi perlahan, namun tanpa disangka yoongi malah menampar hoseok dengan keras.
"J-jangan menyentuhku." suara yoongi kembali bergetar, rahangnya mengeras dengan mata memerah menahan tangis.
Yoongi mendadak teringat mantan pacarnya.
Ingat juga pada keluarganya.
Semuanya pembohong.
Tidak ada yang benar-benar tulus.Semua rasa kasih, sayang, cinta yang terucap dari siapapun membuatnya takut.
Yoongi tidak mau jatuh lebih dalam lagi.
Yoongi tidak mau tersesat lebih jauh lagi.
Yoongi tidak mau hancur untuk kesekian kali."Astaga Hyung, Kau kenapa sih?" ucap hoseok yang masih memegang pipinya.
Sumpah. Tamparan yoongi cukup membuatnya migrain seketika."aku—tidak tau." yoongi menggeleng panik. Lalu bergegas pergi menuju kamarnya.
*****
Dan disinilah yoongi.
Meringkuk dipojokan kamar dengan lampu total padam.
Tangisannya pecah.
Ia berulang kali mengacak rambutnya frustasi.
Sekelebat pikiran buruk mulai menggerayangi otaknya.Seperti,
kalau sudah tidak ada yang peduli lagi, untuk apa yoongi hidup?
*******
TBC
Tinggalkan jejak ya sayang 😘
Salam manis dari patjarnya jung jhope. 😚💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
FanfictionYoongi hanya perlu percaya dan yakin bahwa selama ada hoseok disampingnya, maka semua akan baik-baik saja. 💜SOPE AREA💜 dom : Jung Hoseok sub : Min Yoongi