10; sweetest

404 55 15
                                    

Pintu kesuksesan Bangtan tampak terbuka lebar sekarang, setelah mendapat berbagai penghargaan di acara musik mingguan dan tahunan, bangtan akhirnya mendapatkan perhatian penuh dari masyarakat dari dalam maupun luar negri.

Bang pd-nim selaku petinggi di Bighit mengajak seluruh staff dan member bangtan untuk merayakan hal ini dengan pesta makan di sebuah restoran tengah-tengah kota.

Waktu berjalan dengan cepat, piring-piring yang tadinya penuh makanan kini telah kosong, begitupun gelas-gelas berleher tinggi serta botol wine yang ada di atas meja juga telah habis isinya.

"Hey. Taehyung! Kau mabuk?" tanya seokjin mengguncang tubuh yang terbalut jaket kulit itu dengan keras.

Taehyung segera menepis tangan seokjin kemudian bibirnya mengerucut lucu,
"Eiii~ Mana mungkin. Aku hanya sedikit mengantuk karena aku ingin tidur."

Jungkook yang duduk disebrang seokjin tersenyum mengejek,
"Bohong, hyung. Tae sudah mabuk semenjak ia meneguk wine di gelas pertama."

"Aigo, mianhae, eomma lupa memesankanmu strawberry smoothies tadi" seokjin berlagak sedih. Lalu mengelus kepala taehyung layaknya seorang ibu pada anaknya.

Raut wajah taehyung makin masam, tapi itu malah membuat yang lain makin tergelak.

Taehyung itu paling payah kalau soal minum alkohol.

para hyung-nya pun sudah tau tentang fakta itu.

"Kepalaku pusing, aku ingin pulang" jimin berucap tiba-tiba.

Atensi seluruh member bangtan langsung beralih kepadanya,

"Jimin, kau oke?"

"Tidak, aku ingin muntah" jawab jimin sembari menutup mulutnya menggunakan telapak tangan.

Raut wajah namjoon dan kawan-kawan lantas berubah khawatir.
Tidak biasanya jimin terkena hangover seperti ini.

"Ayo jimin, biar aku yang antar pulang" hoseok bergegas berdiri.

Ia cukup peka kalau seluruh member bangtan sudah mabuk kecuali dirinya yang memang sengaja tidak meminum alkohol.

Uluran tangan hoseok dengan cepat jimin terima, pemuda itu langsung memapah jimin disampingnya.

"Kalian tak usah khawatir, aku akan mengurusnya" sambung hoseok kemudian melangkah pergi.

Yoongi yang duduk di sebelah taehyung menghela napas panjang, melihat punggung hoseok yang semakin menjauh dengan tangan jimin melingkar di pundaknya membuat hatinya mendadak panas.

Bolehkah yoongi bilang kalau ia cemburu?




******


"Duduklah"

Jimin menurut. Ia menjatuhkan tubuhnya di tepi kasur lalu duduk dengan diam sembari memperhatikan lantai kamarnya.

"Ini, cepat minum, lalu istirahatlah" hoseok membawa segelas air dan obat kehadapan jimin.

Jimin mendongak kemudian menggeleng pelan, wajahnya terlihat merah sekali dengan matanya yang menatap sayu.

"Hyung, aku tidak bisa minum obat seperti itu"

Hoseok berdecak, ia lupa kalau jimin memang tidak dapat minum obat berbentuk tablet.

"Ya sudah kalau begitu tidak usah minum obat. Istirahat saja."

Tangan jimin menggapai lengan hoseok tiba-tiba.
Air yang hoseok bawa-pun langsung tumpah membasahi jeans yang hoseok pakai.

"Tidak hyung. Aku butuh obat itu. Kepalaku rasanya mau pecah. Bantu aku meminumnya" ujar jimin memohon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang