7; dear you

310 60 15
                                    

Hari sudah petang namun yoongi belum makan apapun, sebutir nasi pun tidak.

Ia sibuk sampai lupa waktu.

Di atas meja ruang kerja pemuda marga min itu terlihat beberapa kertas dengan rangkaian not balok berserakan.

"Kenapa aku begitu payah dalam hal seperti ini?" erang yoongi frustasi. Kepalanya nyaris meledak karena melodi yang ia karang selalu terdengar aneh dan tak karuan.

Headphone yang semula bertengger di leher nya, ia lempar sembarangan.

Mata yoongi tiba-tiba berair dan memberat.
Kantuknya datang.

Ia menyerah pada rasa lelahnya.
Lebih menuruti perintah otaknya yang minta istirahat dan melupakan fakta bahwa ia juga perlu mengisi perutnya.




***



Hoseok tau ini tindakan nekat.

Membangunkan yoongi ditengah tidur lelapnya bukan perkara yang bisa dianggap remeh.

Amukan yoongi itu luar biasa memekakkan telinga. Belum lagi sumpah serapahnya yang jelas mengoyak hati.

Tapi tenang saja, Hoseok sudah menyiapkan hati dan mentalnya kok. Hehe.



"hyung, kau harus makan"

Hoseok berucap sembari mengelus kepala yoongi lembut.
Mencoba membangunkan pemuda pucat tersebut tanpa membuat kegaduhan.

Diam diam, hoseok mengambil kesempatan untuk memandang wajah yoongi lebih dekat.

Jika sedang tertidur seperti ini, yoongi terlihat manis sekali.
Bulu matanya yang lentik serta bibir pink yang sedikit terbuka membuat hoseok terpukau.

Benar-benar menggemaskan.

Pikir hoseok.

Tangannya yang awal tadi mengusap kepala yoongi kini turun menyentuh bulu mata yoongi.

"Hyung, ayo bangun."

Yoongi tak bergeming, ia tetap tidur disertai dengkuran halus.

Hoseok tersenyum, yoongi pulas sekali tidurnya hingga susah dibangunkan.

puas bermain dengan bulu mata yoongi tangannya terus berjelajah hingga berakhir di pipi gembil yoongi.

"Maaf hyung, aku tak punya alasan mengapa kau harus hidup"
Hoseok berucap lirih. Sesekali suaranya tersendat karena berusaha menahan sesak.

Hoseok tau, dengan ini artinya ia sudah gagal mendapatkan maaf dari seorang min yoongi.

Yoongi pasti akan terus membencinya.

Ibu jari hoseok bergerak mengelus ujung bibir yoongi.
"Tapi akan ku pastikan aku akan selalu berada di sampingmu agar kau bisa terus hidup"

Berikutnya yang hoseok lakukan adalah menunduk, mengecup bibir ranum yoongi sekilas.

"Kau tau hyung? Aku benar-benar sayang padamu "







***






Yoongi terbangun dan mendapati semangkuk jajangmyeon serta cocacola dingin tersaji disampingmya.

Entah sejak kapan kedua makanan tersebut berada disitu tapi yang jelas mie nya sudah membesar dan lembek karena saking lamanya benendam dalam saus.

Namun yoongi tak peduli, ia tetap melahap jajangmyeon tersebut dengan nikmat.

Maklum, perutnya sudah kepalang lapar.

Ditengah acara makan yoongi, handphonenya berdering nyaring.

Dengan tangan yang masih belepotan saus jajangmyeon yoongi mengangkat telpon yang ternyata dari namjoon.

"Hyung, sedang apa?" kata namjoon.

"Sarapan."

"Ah, kau baru sarapan jam segini? Ini sudah hampir malam." ucap namjoon sambil tertawa.

Yoongi hanya berdecak sebagai respon. Namjoon makin tergelak.
"Kau ada dimana sih hyung? Terdengar sepi sekali"

"Studioku"

"Ah, begitu. Kebetulan aku ada di ruang latihan. aku mampir ke studiomu boleh ya?"

"Tidak"

Namjoon mendengus kesal .
"Ayolah hyung. Aku janji tidak akan mengacau."

'Terserah"

Sambungan terputus setelahnya.
Yoongi meletakkan handphonenya asal. Lalu menenggak cola sebagai penutup acara makannya.




*****



"Hyung, ini luar biasa"

Begitu komentar namjoon saat ia datang dan tiba-tiba mengambil alih kursi yoongi serta mengutak atik komputernya.

"Apanya?" yoongi mengernyit bingung lalu berbalik setelah membuang bungkus jajangmyeon serta kaleng cola ke tempatnya.

"Melodi yang kau buat benar-benar menakjubkan" namjoon berujar antusias hingga melompat kecil dari kursi putar milik yoongi.

"jangan menghinaku dengan pujian palsumu namjoon-ah. Kau keterlaluan" sahut yoongi yang duduk di atas sofa tak jauh dari namjoon.

"Tidak hyung. Ini sungguhan. Kau genius"

Melihat mata namjoon yang berbinar, yoongi yakin namjoon tak sedang berbohong.

Tapi benarkah melodi yang ia buat sebegitu bagusnya?

Yoongi ragu.

"coba periksa telingamu ke dokter namjoon-ah.

Eum, dan kau juga sudah ingkar janji.

kau menggangguku.

Tepatnya, kau mengganggu pekerjaanku.

Jadi, cepat pergilah."

Namjoon langsung diseret keluar ruangan. Yoongi mengusirnya secara terang-terangan.

"Tapi hyung-"

Brak.

Pintu tertutup dengan kencang.

Pemuda pucat itu menghela nafas mendengar ocehan namjoon dari luar.

"Dasar bocah kurang kerjaan" gumamnya pelan.

Yoongi menjatuhkan bokongnya di kursi. Meraih headphone lalu memakainya.

Ia menekan icon play dan bersiap mengumpat untuk kuping namjoon yang mengatakan bahwa ini menakjubkan.

Namun detik berikutnya, umpatan yang sudah diujung lidah mendadak yoongi telan kembali.

Matanya membelalak tak percaya.

Melodi yang ia garap berubah.

Dan namjoon pun tak salah.

Yoongi setuju kalau ini memang bagus sekali.

Sejenak ia hanyut atas apa yang telinganya dengar. Mengagumi setiap melodi yang terangkai begitu indah dan menakjubkan.

Namun nampaknya rasa penasaran membuat yoongi terusik. Lantas pemuda itu melepas headphonenya dan meletakkannya di sisi layar komputer.

"Aku harus tau siapa yang mengubahnya" cetus yoongi lalu bergegas pergi dari studionya.

*****

TBC

*****

Tinggalkan jejak juseyo^^
Mau vote, komen, kritik, saran, atau apapapun itu. Hehe 😘💜


Tertanda pacar pertamanya jungkook.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang