5 | Shelo [R]

2K 97 12
                                    

Part ini aku repost, karena aku revisi sedikit. Inget sedikit. Kalau yang sudah baca nggak mau baca lagi, it's ok.

•••

"Kita mau kemana Ra?" tanya Athif sambil sedikit mengeraskan suaranya.

"Bentar lagi belok kanan." ujar Ara datar.

"Sini." ucap Ara saat mereka melewati rumah mewah berwarna putih.

"Ini rumah siapa?" tanya Athif.

Tapi Ara diam saja. Setelah beberapa menit Ara diam dan hanya menatap jalan, Ara berkata, "Masuk."

Dan Athif hanya menurut.

"Abang!" teriak Ara sambil memeluk laki-laki yang dipanggilnya 'abang' tadi, lalu laki-laki itu membalas pelukan Ara dan mengelus rambut Ara.

"Kenapa lagi Shelo, Papa lagi?" tanya laki-laki itu.

"Dia bukan Papa Shelo!" jawab Ara tegas sambil menyebut nama kecilnya. Dan laki-laki itu hanya bisa menghela nafas lalu tersenyum maklum.

"Eh, siapa lo?" tanya lelaki itu saat melihat keberadaan Athif.

"Dia temen Shelo bang. Athif namanya. Sini." ujar Ara.

"Lo temen Shelo?" tanya lelaki itu.

"Ah iya.." jawab Athif bingung.

"Abang aja. Nama gue Aijaz." ucap Aijaz.

"Iya bang Ai." jawab Athif kikuk.

"Makasih udah anterin adek gue. Ayo makan dulu." ucap Aijaz.

"Kak Daneen masak!?" tanya Ara antusias.

"Iya dong kakak masak." ujar perempuan cantik berambut pirang yang datang dari arah dapur.

"Arfan mana kak?" ucap Ara menanyakan anak dari abang dan perempuan yang dipanggil 'kakak' tadi.

"Tidur siang dia. Habis pulang sekolah." jawab Daneen. "Ya udah, ayo makan." lanjutnya.

Setelah selesai makan, Athif berpamitan pulang.

"Kak, bang, say--gue pulang dulu ya." ucap Athif kikuk.

"Jangan pulang dulu. Tunggu di depan. Gue mau ngomong sama lo." perintah Aijaz.

"Iya Bang."

Sedangkan Ara memilih tak peduli, ia memilih masuk ke dalam kamar dan tidur.

•••

"Abang! Shelo mau ke timezone!" teriak Ara sambil berlari dari atas.

"Pelan-pelan Shelo! Nanti jatuh!" kesal Aijaz, membuat Ara mengerucutkan bibirnya.

"Nggak jadi!" ucap Ara kesal.

"Shelo! Abang nggak suka ya kamu kaya gitu!" teriak Aijaz ketika melihat kekesalan adiknya. Sedangkan Ara sudah berlari menuju lantai atas dan menutup dengan keras pintu kamarnya.

Athif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang