Seorang perempuan mengerjapkan mata. Lalu tak berapa lama, matanya terbuka. Petang yang pertama menyapanya.
Ia meringis, sungguh ia ingin menangis.
Ia tak tau ia dimana, yang ia ingat, ia lari dari rumah, sesak nafas tiba-tiba—entah karena apa, lalu gelap menghantam matanya.
"To.. long." suara perempuan itu serak, sangat kentara jika ia tak minum berhari-hari. Memang benar, perempuan itu pingsan selama 2 hari.
Mendengar suara targetnya, seseorang berjalan mendekat dengan seringainya.
"Ye.. kenapa pakek bangun sih?"
Itu suara perempuan. Dan sepertinya perempuan yang kesadarannya hampir hilang itu, mempunyai suatu dugaan.
Ia. Mengenal. Suara. Perempuan. Ini.
Oh shit, umpat perempuan itu dalam hati.
"Apa kabar, Ara cantik?" perempuan itu menyapa lagi. Shit, shit, shit, shit, ini Arabelle.
Ternyata seseorang yang membuat ia hampir kehilangan kesadarannya adalah.. gadis Papanya.
"Oh ya.. kamu kangen nggak sama Mama kamu?" Arabelle bertanya sambil mengelus pipi Ara. Membuat Ara refleks memalingkan wajahnya.
"Eitss.. berani ya lo?" Arabelle mencengkram dagu Ara.
Gila, gadis ini gila.
"Dibaikin malah ngelunjak. Ngeselin lo."
Tiba-tiba dua orang lelaki datang, menyeretnya menuju ke sebuah ruangan yang entah kemana—yang pasti masih satu tempat dengannya.
"Gue mau lo bawa kemana?" Ara berontak. Ia menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri.
Lantas saja, tanpa segan-segan, salah satu lelaki yang berada di sebelah kirinya menamparnya.
Ara mendesis, ia ingin segera pulang. Tolong, siapapun tolong..
Pintu didepannya dibuka dengan tendangan kaki, membuat Ara yang sedang melamun juga menahan rasa sakitnya tersentak.
Tapi pemandangan di depannya membuatnya jauh lebih-lebih-lebih tersentak..
•••
"Lo udah makan belum?" tanya Abrisam pada Athif yang pura-pura memejamkan matanya. Athif diam, enggan menjawab.
Ia tak sengaja melihat handphone Abangnya tadi karena ada yang menelepon. Dan apa yang di lihat Athif tadi membuatnya kesal. Bukan, sebenarnya ia sedang mencoba mengalah.
Sebab, dilihat dari sisi manapun, Abangnya ini masih mencintai Ara. Terbukti ketika ia melihat handphone Abangnya, yang pertama ia lihat adalah foto seorang perempuan yang sangat dikenalinya sedang berboncengan dengan Abangnya.
Ya. Abrisam. Memasang. Foto. Ara. Dan. Dirinya. Ketika. Mereka. Masih. Pacaran. Dulu.
"Heh.. gue tanyain jawab kenapa?" Abrisam menepuk pelan bahu Athif yang langsung ditepis.
"Lo kenapa sih, dek? Cerita."
Athif masih memejamkan mata.
"Lo marah ya sama gue? Karena apa? Gue minta maaf kalau gitu. Tapi cerita dulu, dek."
"Jangan panggil gue dek!" teriak Athif. Tepat saat itu, pintu kamar rawat Athif terbuka, disana ada Refat. "Kamu, dibilangin dari dulu, yang sopan. Kamu tau kan? Isam lebih tua dari kamu! Seharusnya kamu menghormati dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Athif
Teen Fiction[ c o m p l e t e d ] 'Cover by rikakurnia11' "Rose are red and violets are blue, you are bad and i was like you." • • • Mulai : 13 Oktober 2018 Selesai : 11 Juli 2019