10 | Ngambek [R]

1.5K 74 0
                                    

Jangan lupa komen + vote

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa komen + vote. Kalau kaga gue doain lo semua dapet karma. Atau kaga biar lebih hitz, azab aja biar kek sinetron. Ok, bhay! Love you too!
-Athif yang gantengnya nglebihin Pak Refat

•••

Athif membuka matanya, lalu mengedipkannya berkali-kali mencoba beradaptasi dengan cahaya. Ia menoleh ke kanan hendak melihat jam, tapi yang ia lihat malah seorang wanita cantik yang tidur dengan posisi duduk dan dengan tangan di atas kepalanya.

"Ra." panggil Athif serak, khas orang bangun tidur. Lalu ia mencoba duduk walau sedikit pusing.

Tangannya mengelus lembut rambut Ara. Membuat Ara perlahan membuka matanya. "Eh?" Ara terkejut saat melihat Athif dengan jarak dekat.

"Lo.. ngapain?" tanya Ara dengan wajah bingung.

"Mau nidurin lo di kasur." jawab Athif sambil nyengir.

"Nidurin?" tanya Ara memastikan.

"Buk--bukan. Yang bener, mau mindahin lo biar tidur di kasur." ulang Athif.

"Oh." jawab Ara lalu setelah sedikit bisa beradaptasi ia tersadar lalu refleks tangannya menyentuh kening Athif. "Alhamdulillah deh." ujarnya tanpa sadar yang sukses membuat Athif tersenyum.

"Gue pulang dulu ya." ucap Ara saat melihat jam di pergelangan tangannya menunjukkan pukul tujuh malam.

"Yah.." ucap Athif.

"Kenapa?" tanya Ara yang sudah berdiri.

"Bunda kan belum pulang Ra." ujarnya sambil cemberut.

"Bunda udah pulang, Ath. Barusan gue cek handphone." jawab Ara berusaha sabar.

"Yah.. padahal gue masih mau sama lo."   gumam Athif yang didengar jelas Ara.

"Gue pulang dulu." pamitnya.

"Beneran sekarang?" tanya Athif ragu.

"Iya lah. Kenapa?"

"Gue.. gue.. em.. masih pengen sama lo." rengek Athif.

Tanpa sadar Ara tersenyum tipis, "Besok. Besok lo harus sembuh. Biar bisa ketemu sama jalan-jalan sama gue. Ya?" Ara mencoba merayu. Ia takut Abangnya mencari.

"Ya.. Ok deh." jawab Athif pasrah.

"Gue pulang dulu." ucap Ara lagi, lalu tersenyum manis.

"Panggilin Bunda ya." pinta Athif dan Ara hanya membalasnya dengan anggukan.

Saat sampai di bawah, Ara mengedarkan pandangannya. Matanya berhenti pada sebuah foto yang sepertinya diambil saat Athif masih kecil. Ara tersenyum. Lalu ia beralih pada foto di sebelahnya, Ara mengerutkan kening lalu menyipitkan mata. "Tunggu? Kok gue kayak kenal ya?" tanyanya.

Athif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang