#Chapter 5

1.4K 63 2
                                    

Agra hanya diam dengan wajah datar. Ia hanya menaikkan satu alisnya seperti berkata apa lo?

"Gausah sok jadi pahlawan deh, badan kurus kayak lo mau nantangin gue ha?" kata Ananta dengan nada merendahkan.

Tanpa basa-basi Agra memukul Ananta yang mendarat mulus di daerah pipi.

Brukk..

Ananta yang belum siap atas pukulan Agra langsung jatuh tersungkur ke atas batu paving.

Agra dengan cepat menarik tangan Alea yang menutupi wajahnya, lalu mengambil kunci motor dan mengendarainya dengan Alea di belakangnya melesat dengan cepat meninggalkan kafe Mabro lalu menyusuri jalanan kota.

Alea menumpahkan tangisnya tanpa suara di punggung Agra dan membasahi jaket Agra di tengah ramainya suara jalanan siang itu.

Agra melambatkan motornya dan berhenti di taman kota. Ia masih merasakan sesenggukan Alea di punggungnya.

Alea mengangkat kepalanya dari punggung Agra. Agra pun turun dan menuntun Alea ke kursi Taman.

Agra meninggalkan Alea di bangku Taman dengan mata bengkak Alea. Saat Agra kembali, ia membawa sebotol air mineral dan satu bungkus tisu. Ia memberikan air dan tisu itu pada Alea yang sedang menatap kosong rumput di bawahnya.

Hening menguasai suasana kala itu. Agra yang tak biasa memulai percakapan akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

"Tadi siapa?" tanya Agra Ragu.

"A-ananta." jawab Alea lirih dengan sisa sesenggukannya.

Agra melirik Alea seperti berkata iya siapa ?

"Mantan".

Agra mengerutkan kening tak mengerti. Ia tak tahu kenapa Alea sampai setakut itu dengan 'mantannya'. Saat Agra menengok ke arah Alea, kedua mata Alea dan Agra bertemu. Mata hanzel milik Agra yang menenangkan itu  menatap Alea seolah ingin tahu apa yang terjadi, meskipun raut mukanya tak pernah berubah. Datar.

"Dia pernah mau bunuh gu-gue, gue disandra sedangkan bokap nyokap ga-gaada yang pernah ngurus gue, gu-gue kabur dari dia."

Melihat Alea yang kacau, Agra bangkit dari duduknya lalu menjulurkan tangannya.

"Gue antar pulang". Kata Arga.

"Gue sendirian dirumah. Bokap nyokap lagi Jerman. Gue takut kalo Ananta nyamperin gue kerumah." kata Alea dengan suara paraunya.

"Kerumah gue".

****
Aloha gaess.
Boom. Agra ngajak Alea kerumahnya..

Kurang baik apa cobak Author, nge update 2 kali dalam sehari..
Muehehehehe

See you in the next chapter gaes. ~')

Hice Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang