"Yo man, kau sudah siap?" Seseorang lelaki berperawakan tinggi mengintip dari daun pintu yang sedikit terbuka, kepalanya menyembul mengontrol seisi ruangan bernuansa monokrom. Tumpukan jas maupun tali dasi berserakan di atas tempat tidur besar, sementara sang penghuni kamar sedang bercermin tanpa terusik ―setelah mengetahui siapa gerangan yang berani memecah keheningan. "Hyung kau bersiap seperti perempuan, santai saja."
"Diam Kook." Suara low tone menyabet seisi ruangan. Okay-okay tidak ada yang boleh mengganggu kakak lelakinya di hari sakral ini. Jungkook, pria tadi hanya bisa menghembuskan nafas panjang. Manik matanya menyoroti punggung lelaki itu dari kejauhan. Sibuk sekali dia, komentarnya dalam hati.
"Kook, casual tie atau bow tie?" Katanya, tangan kanan memegang dasi tali sementara kiri adalah dasi kupu-kupu. Jungkook nampak menimbang, dalam hatinya dia masih menggerutu. Jujur saja sejak kapan Min fucking Yoongi perduli oleh sebuah....dasi? Oh ayolah pakai tidak pakai tidak begitu penting toh ia kan hanya ingin―
"Mana saja cocok, tidak pakai juga sudah tampan." Bukan jawaban itu yang dimau. Jungkook bersiap menulikan telinga jika dia dicecar tapi kali ini Yoongi justru kembali berbalik mengikat dasi hitam tanpa meminta bantuan, memakai jam mahal rolex kesayangan dan mengancingi bagian kemeja dipergelangan tangan serta tidak lupa menyemprotkan parfume.
Tidak ada siapapun di rumah besar ini ketika mereka melewati pagar otomatis yang bisa di kontrol menggunakan remote tersimpan di dasboard mobil. Jungkook mengambil alih kemudi sementara yoongi berdiam diri di kursi sebelah.
"Bunga?"
"Tenang, noona sudah memberikannya sebelum dia pergi." Jungkook menunjuk ke kursi penumpang menggunakan dagu mengisyaratkan dua tangkai besar bunga lili berwarna putih sudah tersedia.
Mereka akan pergi kedataran lebih tinggi, cukup jauh dari kota tapi tidak memakan banyak waktu dikarenakan kendaraan juga tidak begitu padat melintas mengingat ini hari kamis malam. Menuju Bed Town yang bersebelahan dengan Seoul, Suwon adalah kota tenang nan cukup baik ditempati oleh para buruh yang memiliki pekerjaan di Seoul. Kota yang strategis tempatnya namun harga sewa rumah tak semahal di Seoul kebanyakan menjadi pilihan untuk para pekerja yang harus menyitas.
Mobil mereka perlahan bergerak memasuki pekarangan dari banyaknya bukit-bukit kecil rerumputan. Tiap 100 meter pasti memiliki tanda area blok berbahan kayu. Jungkook kemudian mematikan mesin setelah sukses memarkirkan mobil di pinggiran trotoar kecil.
"Hyung, jangan terlalu lama oke? Kita tidak punya banyak waktu." Lelaki itu mengambil bunganya, memberikan kepada Yoongi yang kelihatan bersiap. Pria itu tidak membalas namun menyambut dua tangkai bunga tercantik yang pernah ada. "Aku menunggu disini." Lanjutnya lagi sebagai kata perpisahan sementara.
Di bawah kilauan cahaya matahari, dasi hitam nampak ingin melarikan diri dari ikatan dileher, mengibar mengkuti arah udara angin panas di pertengahan musim panas bulan juli. Dua buah tangkai lili putih ia genggam sedari tadi dalam kepalan pasrahnya tepat di samping saku celana. Wajah tertunduk meratapi gudukan rumput pendek hijau dimana dirinya berdiri seorang diri, berada di antara ribuan batu nisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗥𝗢𝗧𝗢𝗧𝗬𝗣𝗘.
Fanfiction𝙎𝙝𝙚 𝙜𝙚𝙩 𝙖 𝙟𝙤𝙗 𝙩𝙤 𝙠𝙞𝙡𝙡 𝙩𝙝𝙚 𝙛𝙪𝙧𝙩𝙞𝙜𝙞𝙫𝙚 𝙘𝙤𝙪𝙣𝙩𝙧𝙮 𝙗𝙪𝙩 𝙡𝙤𝙨𝙚 𝙗𝙚𝙛𝙤𝙧𝙚 𝙞𝙩'𝙨 𝙨𝙩𝙖𝙧𝙩