Siapa sangka jika briefingnya dilakukan secepat mungkin bukan di tengah malam dan bukan di siang hari melainkan waktu peralihan? Fucking 4am! Saat sisa energi mereka mengemis untuk diisi ulang, baru saja usai memacu mesin mobil akibat kejaran dan kemudian turun dari mesin lalu Yoongi menyeret mereka semua untuk duduk berkumpul di ruang makan ― tempat paling pas dengan jumlah anggota yang ada― dengan kodisi dirinya sendiripun tak sangat baik.
That hoe is a mad, really mad.
Bukan sebuah percikan namun api membara pada matanya seakan siap untuk membunuh semua orang yang sedang ditatap secara menyeluruh. Tak habis pikir, kata lelaki itu di dalam hati mengulang-ngulang. Rambut lelaki itu ia sisir kebelakang sangat kasar dan cepat.
"Siapa pencetusnya?" Kata Yoongi bersama nafas tertahan, ia berdiri seperti pemimpin di ujung sebuah meja panjang yang siap untuk menghukum anak-anaknya, dengan tangan yang membentang menjadi pondasi untuk tubuhnya, sedikit membungkuk, namun matanya bergeriliya pada masing-masing anggota yang memilih untuk menyembunyikan wajah mereka kecuali Namjoon karena dia pun memang tidak bersalah. "Tidak ada yang menginginkan sebuah pengakuan?" Tanyanya masih sabar, namun kemarahannya semakin membentang, seseorang menumpahkan minyak diatasnya dengan cara tidak menjawab pertanyaannya.
"Baiklah jika kalian tetap berdiam. Peraturan nomor tujuh―" Semua orang langsung mengangkat kepala mereka masing-masing dengan mata membulat, dua dari mereka bahkan hampir loncat dari kursi, saat Yoongi mengucapkan sebuah peraturan yang sudah mereka patuhi untuk tidak melanggar maka itu menjadi matra yang semua orang lupakan namun kembali lagi karena desaakan, kecuali Jennie karena gadis itu tidak tahu apa yang dibicarakan sekarang,
Belum sampai selesai Yoongi meneruskan kalimatnya satu dari anggota perlahan mengangkat wajahnya ―sebenarnya terpaksa, atau bahkan dia memang tersangka? "I did it." Katanya mengaku.
"Pardon?"
"Aku melakukannya, aku yang membuat semua orang mengikuti kalian pergi ke tempat jahanam itu, hyung." Katanya bersungguh-sungguh. Lelaki itu menajamkan pandangan, mana tahu kalau hanya tipuan. Jungkook bukanlah seorang yang Yoongi duga untuk membuka suara, dia adik kesayangannya, dia membenci Jennie sama dengan dirinya, tidak mungkin jika Jungkook justru yang membawa petaka. "Aku melakukannya, aku ingin menyelamatkan gadis itu karena aku lelah saat Seokjin dan Joohyun terus berjuang mempertahankan nyawanya disaat kau selalu membuat gadis itu meregang, kau tahu rasanya itu hyung, kau pernah merasakannya." Dengan nada sedikit parau, Jungkook masih belum bisa untuk diam. "Kau hanya pergi berdua, Apakah bisa menjamin dengan aman? dengan dua orang yang ahli memegang senjata sementara di tempat itu ada puluhan, tidak bahkan ratusan, apakah kau yakin? Sure, kalau kita selalu mengucap kita adalah yang terhebat tapi apakah itu sebanding? Saat kalian bahkan pada akhirnya hampir mati disana? Kau masih ingin berkata kami harusnya duduk diam dirumah sementara jasad kalian bertiga akan datang diesok paginya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗥𝗢𝗧𝗢𝗧𝗬𝗣𝗘.
Fanfiction𝙎𝙝𝙚 𝙜𝙚𝙩 𝙖 𝙟𝙤𝙗 𝙩𝙤 𝙠𝙞𝙡𝙡 𝙩𝙝𝙚 𝙛𝙪𝙧𝙩𝙞𝙜𝙞𝙫𝙚 𝙘𝙤𝙪𝙣𝙩𝙧𝙮 𝙗𝙪𝙩 𝙡𝙤𝙨𝙚 𝙗𝙚𝙛𝙤𝙧𝙚 𝙞𝙩'𝙨 𝙨𝙩𝙖𝙧𝙩