Namjoon merasa waspada ketika semakin dekat dia mengemudi ke tempat dimana yang sudah dijanjikan semakin mencekam pula hawa yang buat. Sebuah lingkungan pabrik yang sudah jauh tidak terpakai, sebenarnya dia merasa seperti pulang, dia dan Yoongi merasa seperti pulang setelah lama berpergian. Base tempat biasa dia dan komplotannya berkumpul karena pekerjaan, Namjoon menjadi ingat hari dimana dia mendapatkan satu koper uang dengan darah korban yang berada di tangannya, berlari terburu-buru untuk memarkan hal terhebat yang dia lakukan pertama kali pada semua orang, hal itu menjadi batu loncatan untuk membuat keberaniannya meluap tak takut bahkan pada sang punya petir.
Namun kali ini nampak berbeda, dia bukan lagi menjadi bagian itu, dia datang untuk menjadi tamu yang sebenarnya kini mereka berubah menjadi musuhnya semenjak tak ada kata keluarga diantara mereka lagi. Memisah adalah salah satu jalan, Yoongi mengungkapkan bahwa mereka bisa berdiri sendiri tanpa kekuatan seseorang yang bahkan hanya mempermainkan kehidupan mereka.
"Tidak ada kata mundur kan? aku tetap mencintai mobilmu." Pria itu bercanda padahal di dalam kaus kaki, kulitnya berkeringat. Mau bagaimanapun mendapatkan Bentley dari Yoongi adalah hal terindah daripada ia harus mengucurkan uangnya yang berharga.
"Kau ini." Yoongi menjatuhkan puntung rokok yang sudah memendek lewat jendela yang sudah diturunkan, asapnya masih ia simpan di dalam mulut, lalu tak lama ia mengeluarkannya dengan cara yang halus seperti menikmati sebelum permainan dimulai.
"Wanita itu belum juga bangun." Kata Yoongi yang melihat kaca tengah dalam mobil, nampak bayangan seorang perempuan yang terlihat seperti terlelap, namun gadis itu sama sekali tidak menikmatinya. Dia pingsan setelah mendapatkan sedikit hantaman.
"Mungkin kau terlalu keras."
Mungkin benar. Kalau begitu mari menunggu hingga gadis itu sendiri yang merengek untuk pergi keluar.
Dalam waktu yang cukup lama Namjoon dan Yoongi tidak menghabiskan waktu untuk menunggu ada panggilan datang mengatakan mereka yang didalam sudah tahu siapa tamu yang tidak diundang dalam lingkungan Shon. Namjoon memasukan dua pisau di celah tubuhnya sementara Yoongi sibuk mengisi ulang amunisi yang dibutuhkan serta menyelipkan amunisi tambahan jika habis.
"Bagaimana dengan riffle?" Namjoon menyeletuk, menambahkan opsi gila. Oh ayolah, Yoongi tidak seserius itu untuk membunuh Shon. Ia hanya main-main demi mengurangi koleksi mobil yang sudah terlalu menumpuk digarasi rumahnya dan membuat Aiden Shon murka atas apa yang dirinya dapat menjadi tantangannya saat ini, kali ini mari lupakan pekerjaan.
"Kita datang bukan untuk meminta peperangan Joon, kau serius memakai itu?!"
Pria bermata tak kalah kecil dari Yoongi terkikik geli. Well, kalaupun akan membutuhkannya suatu saat nanti, dia sudah menyiapkan senjata itu dibagasi mobil. Tinggal lari keluar gedung, buka bagasi dan gunakan, mudah kan? Lagi pula dia sendiri pun sudah cukup yakin tidak melupakan denah bangunan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗥𝗢𝗧𝗢𝗧𝗬𝗣𝗘.
Fanfiction𝙎𝙝𝙚 𝙜𝙚𝙩 𝙖 𝙟𝙤𝙗 𝙩𝙤 𝙠𝙞𝙡𝙡 𝙩𝙝𝙚 𝙛𝙪𝙧𝙩𝙞𝙜𝙞𝙫𝙚 𝙘𝙤𝙪𝙣𝙩𝙧𝙮 𝙗𝙪𝙩 𝙡𝙤𝙨𝙚 𝙗𝙚𝙛𝙤𝙧𝙚 𝙞𝙩'𝙨 𝙨𝙩𝙖𝙧𝙩