Rabu, 27 April 2011
"Tadi malam guardian salah melindungi seseorang, akibatnya satu warga terbunuh." Ucap Jackson selaku moderator.
"Siapa jir yang mati?" Tanya Naeun kepo.
"Siapa hayo?" Jackson memasang wajah sok misterius pada teman-temannya.
"Buruan elah, gua sleding juga lu lama-lama." Ucap Soojung sambil menatap Jackson kesal.
"Iya deh iya gue kasih tau," Jackson mempoutkan bibirnya, "Son Seungwan, karakter villager." Sambungnya.
"Ishh! Mati lagi mati lagi, kesel!" Wendy menggerutu kesal, ia melipat kedua tangannya di dada sambil memasang wajah sebal.
"Sabar ya Wen," Jongin menepuk pelan punggung Wendy sambil terkekeh.
"Gausah modus!" Wendy menepis tangan Jongin dari punggungnya lalu pergi ke kantin.
Gadis itu duduk di bangku kantin depan tukang mie ayam sendirian, moodnya sedang tidak bagus.
Bayangin aja, udah main 3x dan tiga-tiganya jadi villager, ujung-ujungnya dia mati diserang werewolf.
Gimana gak kesel?Wendy menidurkan wajahnya di meja kantin lalu memejamkan matanya, tak lama kemudian ia tersentak kaget karena merasakan sesuatu yang dingin menyentuh pipinya.
"Nih," Jinyoung memberikan satu dari dua kaleng cola yang ia bawa.
"Makasih."
"Kenapa sih lo? Kalah lagi?" Tanya Jinyoung sambil duduk di sebelah Wendy, yang ditanya hanya mengangguk malas.
"Ya gue kesel aja, masa udah tiga kali main gue mati mulu diserang werewolf?" Wendy mendengus kesal lalu meneguk colanya.
"Gue juga mati terus tadi pas main."
"Tapi seenggaknya kemaren lo menang pas jadi seer, lah gue? Sekalinya jadi guardian malah digantung."
"Yaudahlah Wen, itu kan cuma game doang."
"Lo nggak ngerti, Nyoung!" Wendy menaruh colanya di meja dengan kesal.
Gadis itu berdiri kemudian pergi, meninggalkan Jinyoung dengan wajah datarnya di kantin.
"Iya ma, ini juga mau pulang kok."
"..."
"Jemput Eunseo? Tapi ini udah sor—"
"..."
"Iya deh aku jemput Eunseo,"
"..."
"Love you too mah."
Pipp!
Wendy menghela nafas kesal lalu memasukkan ponselnya ke dalam kantong sweaternya.
"Hai Wen,"
Wendy terlonjak kaget ketika indra pendengarannya menangkap sebuah suara berat, suara seseorang yang ia kenali, Mark tuan— gebetannya.
"Eh, h-hai juga kak," Jawab Wendy gugup, deg-degan lur disapa gebetan.
"Kok belum pulang Wen? Mau bareng?" Tanya Mark sambil senyum ganteng.
Wendy hampir ngejengkang pas denger Mark ngajakin dia pulang bareng, hatinya sih udah jerit-jerit dan bilang 'MAU BANGET LAH WOY GILA!'
Tapi beberapa detik kemudian dia inget kalo dia harus jemput Eunseo.
"Hah? Mau kak! Eh maksudnya gausah kak takut ngerepotin, lagian aku mau jemput adik aku dulu kok." Ucap Wendy sambil senyum terpaksa.
Mark tersenyum lalu mengacak poni Wendy pelan,
"Yaudah kakak pulang duluan ya? Gak usah gugup gitu, gemesin tau gak?" Mark mencubit gemas pipi kanan Wendy lalu pergi.
Wendy ambyar.
"Ciyee yang pipinya abis dicubit emesh sama kakanda Mark tersayang," Ucap Seulgi yang entah dari kapan ada di sebelah dia.
"Apaan sih Seul,"
"Ciyee Wendy salting, deg-degan tuh pasti, iya kan? Ciyee ciyee hahaha,"
"Salting apaan? Ngga ih biasa aja gue!"
"Biasa aja? Itu pipi sampe merah gitu lo bilang biasa aja?" Ucap Seulgi dengan tatapan meledek.
Wendy menutupi kedua pipinya yang terasa panas, "Gatau ah!!!" Setelah itu Wendy berlari menjauhi Seulgi sambil senyum-senyum.
"Kenapa gi ketawa-tawa gitu?" Tanya Jaebum yang baru keluar dari kelas sambil nyeletingin tasnya.
"Itu loh bum, tadi si Wendy lucu banget salting gitu abis diajak pulang bareng sama kak Mark, pipinya sampe merah gitu hahaha,"
"Kamu tuh ya gi, gak ada bosen-bosennya ledekin Wendy, kan kasian dia," Jaebum mencubit hidung Seulgi yang masih cengengesan.
"Abis lucu sih, suka-suka aku dong!"
"Iya deh iya Egiku sayang,"
"Nah gitu dong, ini baru bumbumnya egi."
— TBC —
Jadi sebenernya selain mau bikin prequel Ww Games, aku juga mau melayarkan kapalku disini (maksud terselubung) :v
Markdy + Seulbum (Jaegi) Anti karam!!!!!
Bodo amat lah mau ada yang baca apa engga :v
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason | 1994 ✔
Mystery / ThrillerSegala sesuatu pasti memiliki alasan kan? Contohnya game ini. Prequel of Werewolf Games #66 on m/t [04-05-2018] Start : 17 April 2018 ©Gyutaehui, 2018