9 (END)

3.1K 398 78
                                    

"Silahkan berdiskusi dan tentukan siapa yang akan kalian gantung!"

Seulgi tanpa ragu menunjuk Jinyoung.

"Kok gue sih, Seul?!" Kesal Jinyoung tak terima ditunjuk-tunjuk.

"Lo tadi sempet ngumpet sama Jaebum kan pas dia dicakar werewolf, tapi guardian ngelindungin dia jadinya lo gak bisa bunuh Jaebum, iya kan?"

"Gue emang ngumpet sama Jaebum, tapi bukan gue yang nyakar dia! Gue malah nolongin dia!" Jinyoung membela diri.

"Halah alesan aja lo! Mana ada werewolf ngaku?" Seulgi menatap sinis Jinyoung, "Udah gantung aja dia! Gue gak terima pacar gue mati kayak gini!" Sambung Seulgi lagi.

Hmm, cukup meyakinkan bukan?

"Yang lain gimana?" Tanya Jackson, ia juga sebenarnya sedikit mencurigai Jinyoung.

"G-gue bingung hiks.. gue pengen pulang!" Wendy menunduk lalu menangis.

"Silahkan tunjuk orang yang ingin kalian gantung!"

Wendy dan Seulgi menunjuk Jinyoung, akhirnya mau tak mau Sehun dan Jackson juga menunjuk Jinyoung.
Saat itu pula lah badan Jinyoung terangkat, melayang mendekati tiang gantungan.

"Kok gue sih?!! Sumpah bukan gue werewolfnya! Bukan gue yang bunuh Jaebum! Sumpah kalian bakal nyesel kalo gantung gue!!! Kalian harus percaya sama gu-AKKHH!!"

"Park Jinyoung, status mati karakter guardian."

Sehun dan Jackson tercengang, sedangkan Wendy dan Seulgi tersenyum senang.

Akhirnya lo merasakan apa yang gue rasain, Nyoung! -Wendy

Teng.. teng.. 🔔

"Seul, kita mau ngumpet dimana nih?" Tanya Jackson pada gadis di sebelahnya, pasalnya sejak tadi gadis itu terus saja menarik tangannya tak tentu arah.

"Disini aja deh Jack," Ucap Seulgi saat mereka berada di depan ruangan bertuliskan 'Gudang' di pintunya.

Tanpa pikir panjang Jackson menarik Seulgi masuk ke dalam lalu mengunci pintunya, bahkan ia tak menyadari diam-diam gadis itu menarik satu sisi ujung bibirnya, tersenyum licik.

"Seul, kita gapapa nih ngumpet disini?"

"Emang kenapa, Jack?"

"Disini kan sepi banget, jauh dari mana-mana, nanti kalo ada werewolf susah dong mau kabur atau minta tolong?" Ucap Jackson sambil mendongkak memperhatikan langit-langit gudang yang penuh dengan jaring laba-laba.

"Hmm, gitu ya? Bagus dong?"

"Bagus apanya anjir?!"

"Ya bagus dong, kan gue jadi gampang buat bunuh lo, Jack. Hehehe,"

Sehun berlari sendirian di koridor, ia bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun berlari sendirian di koridor, ia bingung.
Satu-satunya orang yang ia percayai hanya Seola, namun gadis itu sudah tewas sekarang.

Salah Sehun sendiri terlalu emosi ingin membunuh Naeun sampai lupa kalau dia seharusnya melindungi Seola, sang cenayang atau yang biasa kita sebut seer.

"Aauuuuuuu..."

Ia terus saja berlari sampai seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

"Wendy? Lo ngapain disini?" Tanya Sehun terkejut, lebih tepatnya waspada sih.

"Gue? Ngapain ya? Hehehe," Wendy tertawa pelan, namun bagi Sehun itu sangat... creepy.

"Wen, gak usah ketawa gitu deh, serem tau gak?"

"Kenapa? Lo takut ya sama gue?"

"Gak tuh, ngapain juga takut sama lo?" Sehun melipat tangannya di dada sedangkan Wendy hanya menatap Sehun dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Hun, lo mau tau satu rahasia gak?" Tanya Wendy, kini ia dan Sehun berjalan beriringan menuju UKS.

"Rahasia? Apaan?"

"Bentar, kita ngumpet dulu disitu, takut ada Werewolf." Kata Wendy, akhirnya Sehun iya-iya aja dan mereka berdua masuk ke dalam UKS.

"Udah nih, cepet kasih tau rahasianya apaan?" Paksa Sehun yang memang udah kepo daritadi.

"Rahasianya adalah.. gue yang bunuh Seola," Ucap Wendy dengan wajah tanpa dosa.

"HAH? ANJING LO!" Sehun menatap gadis itu dengan death glare nya lalu menarik kerah seragam Wendy hingga gadis itu terangkat beberapa centi.

"Gue Werewolf bukan anjing!"

BRAKKK!!

Wendy menendang kencang perut Sehun, hingga punggung pemuda itu membentur lemari dengan sempurna. Entah karena efek menjadi werewolf atau gimana, tendangan Wendy tadi sangat kencang.

"Santai dong Sehun sayang," Wendy menyeringai lalu merapihkan kerah seragamnya yang Sehun tarik tadi.

Namun Sehun tak menyerah begitu saja, ia bangkit kembali lalu menodongkan pistolnya pada Wendy. Wendy yang kaget langsung berjalan mundur menjauhi Sehun.

"Hun j-jangan tembak gue," Ucap Wendy dengan wajah ketakutan, kakinya masih terus melangkah mundur hingga menabrak ranjang UKS.

"Kenapa? Kenapa gak boleh?" Sehun menyeringai lalu menempelkan pistolnya tepat di kening Wendy, gadis itu meneguk ludahnya kasar.

"S-soalnya.. soalnya-"

"Soalnya ap-akhhh!!!"

BRUKK!

Sehun terjatuh dan reflex melepaskan pistolnya saat merasakan lehernya digigit sesuatu, ternyata itu Seulgi yang sudah berubah menjadi Werewolf.

"Soalnya di belakang lo ada Seulgi. hahahaha," Wendy tertawa puas melihat Sehun yang kesakitan dengan darah mengalir deras dari lehernya

Sehun belum mati, dengan sekuat tenaga ia mencoba merogoh pistol yang tak jauh dari tangannya.

Wendy yang menyadari maksud Sehun langsung menginjak tangan pemuda itu hingga sang empunya menjerit kesakitan.

"Seul, ambil pistolnya!" Ucap Wendy, Seulgi mengangguk, wujudnya sudah berubah menjadi manusia lagi sekarang.

Seulgi menyeringai lalu menarik pelatuk pistol itu "Good bye, Oh Sehun."

DUARRR!!!

"Jackson Wang, status mati karaktet Villager."

"Oh Sehun, status mati karakter Gunner."

"Selamat Wendy dan Seulgi karena kalian menang, kalian sudah boleh pulang dan melanjutkan hidup dengan tenang."

- E N D -

Jangan di hapus dari librarry dulu, masih ada 1 chapter lagi kok^^

The Reason | 1994 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang