Kamis, 28 April 2011
16.32"Kuy lah mulai, udah kumpul semua kan?" Ucap Seola sambil memandang satu-persatu temannya.
Seperti biasa, sebelum pulang mereka menyempatkan untuk main werewolf games dulu di kelas.
"Udah kok, buruan Hun keluarin kartunya," Soojung menatap Sehun yang sibuk geledah tasnya sendiri.
"Kok kartunya gaada ya?" Sehun panik.
"Lu taro dimana? Inget-inget coba, keselip kali?" Jinyoung menghampiri Sehun yang masih ngacak-ngacak isi tasnya.
"Ketinggalan di rumah kali?" Ucap Jaebum.
"Gak mungkin lah!" Sehun menggeleng.
"Terus gimana dong?" Naeun udah mulai bete.
"Udah nih pake kartu gue aja!" Wendy mengeluarkan setumpuk kartu berwarna putih.
"Sejak kapan lu punya kartu ginian?" Tanya Seulgi sambil memperhatikan kartu itu.
"Udahlah, gak penting juga kan gue punya kartu ini dari kapan, yang penting kita main kuy!" Wendy mengalihkan pembicaraan.
"Kuy lah, sini gue yang kocok kartunya." Jackson mengambil kartu itu dari tangan Wendy dan Seulgi lalu menyisihkan beberapa kartu secara random, soalnya mereka cuma sepuluh orang sedangkan jumlah kartunya ada lebih dari 15.
"Moderatornya siapa?" Tanya Jongin bingung, semua menggeleng.
"Lu aja deh Jack, kayak biasanya." Ucap Seola, Jackson mengangguk.
"Selamat datang di We—"
"Selamat datang di Werewolf games!"
"Anjir kaget!" Jongin ngelus dadanya. Iyalah masa dada Soojung? Yang ada ditampar dia.
"Itu siapa woy? Kerjaan lu ya Jack? Gak lucu bego!" Sehun natap Jackson curiga.
"Apaan sih, Hun? Ngapa lo jadi nuduh gue?!"
"Iya kan biasanya lo usil mulu ngerjain kita!"
"Bum aku takut, kita pulang aja yuk?" Seulgi menggandeng lengan kanan Jaebum.
"Ini udah gak bener sih," Ucap Jaebum.
"Guys, menurut gue mending sekarang kita semua pulang aja soalnya udah sore, besok juga kita ada presentasi Kimia kan?" Usul Jinyoung, semuanya mengangguk.
"Iya bener, gue juga merinding lama-lama disini." Ucap Naeun yang sudah siap dengan tasnya.
Akhirnya mereka semua berjalan menghampiri gerbang dengan terburu-buru, soalnya takut.
"Shit! Gerbangnya dikunci!" Soojung menghela nafas kasar.
"Ini satpam kemana sih? PAK!! PAK SHINDONG!! BUKAIN DONG KITA MAU PULANG!!" Jongin teriak-teriak kayak di pasar dan berakhir dapat jitakan dari Soojung.
Plakk!!!
"Nyoung jangan dipegang pagernya!" Seola nepis kasar tangan Jinyoung yang hampir nyentuh pager.
"Aduh!!! Sakit anjir! Kenapa sih emangnya?!" Jinyoung menatap pergelangan tangannya yang memerah gara-gara Seola.
"Itu dialirin listrik!"
Yang udah baca Werewolf games pasti gak asing deh sama adegan ini.
Dan selanjutnya kalian tau kan apa yang terjadi? Mereka semua disuruh berkumpul di lapangan lalu moderator menyuruh mereka memejamkan mata sambil menyebutkan peran mereka.
***
"Pertama, yang mendapat peran werewolf angkat tangan dan buka mata kalian! tutup."
"Guardian yang bisa melindungi dirinya sendiri ataupun pemain lain, angkat tangan! turunkan."
"Seer yang bisa menerawang identitas pemain lain, angkat tangan!"
"Traitor yang akan berubah jadi werewolf saat semua werewolf mati, angkat tangan!"
"Witch yang bisa menghidupkan atau membunuh satu orang yang ia inginkan namun setelah itu berubah menjadi villager biasa, angkat tangan!"
"Gunner yang bisa menembak siapa saja yang ia inginkan, namun setelah itu identitasnya akan terbongkar, angkat tangan!"
"Cursed yang akan berubah menjadi werewolf saat diserang werewolf, angkat tangan!"
"Sisanya villager ya."
"Okey, sekarang semua buka mata."
Kesepuluh remaja itu membuka matanya, mereka saling memandang dengan raut wajah cemas.
"Permainan dimulai, saya beri waktu 10 menit untuk werewolf memburu mangsanya, lonceng akan berbunyi jika waktu habis. Kalian harus kembali berkumpul disini untuk berunding siapa yang akan kalian gantung dan dianggap Werewolf."
"Kalian bisa menggunakan kekuatan kalian atau mencari tempat persembunyian yang aman, semoga beruntung!"
— TBC —
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason | 1994 ✔
Mystery / ThrillerSegala sesuatu pasti memiliki alasan kan? Contohnya game ini. Prequel of Werewolf Games #66 on m/t [04-05-2018] Start : 17 April 2018 ©Gyutaehui, 2018