Part 9

22 6 0
                                    


Aku video call lagi dengan dika, dan kali ini adalah pertama kalinya benar video call an. Dika menggunakan kamera depan dan menunjukkan wajah nya. Saat memulai video call dika sedang bermain game. Dan akhirnya aku hanya melihat dika yang sedang bermain game di laptopnya, dengan filter kumis yang terdapat di filter video call tersebut. Walaupun dikasih filter kumis tetap saja dika adalah seseorang yang tampan, dengan mata yang besar, hidung yang cukup mancung, serta jambul rambutnya yang jika dilihat oleh guru bisa dipotong di tempat secara langsung.

Cukup lama aku video call dengan dika. Namun, hanya diam. Dika bermain game, dan aku membalas pesan-pesan yang masuk ke hp ku. Paling, dika berbicara saat ingin menentukan hero mana yang akan dia pakai untuk bermain game. Udah.

Tidak lama, dika pun selesai bermain game dan langsung berpindah tempat ke atas kasurnya, dan kami pun mulai mengobrol. Serta mencoba menggunakan filter-filter yang ada di aplikasi itu. Dan saling menertawakan karena keanehan filter itu di wajah kami. Karena menurutku lucu, dan langka. Aku pun men screen shoot saat kami video call. Banyak tingkah aneh dan konyol yang dika lakukan sampai melakukan hal sok imut yang minta untuk dipukul.

Besoknya di kelas, aku dan beberapa teman kelas ku seperti dika, ferdi, yamin, nadia, fani, bina, dan masih banyak lagi. Kami menonton film horror yang waktu itu aku dan teman-teman ku tonton di bioskop, Bersama dika juga. Dan saat film sedang berlangsung,, dika sangat senang menceritakan kembali film tersebut, alias spoiler. Sehingga membuat yang lain kesal dan risih.

"abis ini nanti ada setannya..."

"sumpah pas itu serem bgt."

"nantiiii....blablabla"

Itu adalah sedikit dari banyak yang dia katakan. Jika aku menjadi yang lain aku pasti akan merasa sangat kesal tentunya. Untung saja aku sudah menontonnya.

"berisik banget sihh... " ujar nadia

"Biarin. Suka -suka gue" ujar dika.

"Tau lo.. Berisik banget sih dik. Diem aja kenapa sih, gue juga udah nonton ini film, tapi diem aja" ujar ku.

"Lo udah nonton val?" ujar bina

"Udah.." jawab ku

"Sama siapa??" tanya nadia.

Dika pun langsung menatapku, dan secara spontan aku juga menatap dika, aku melihat ferdi juga. Dan melihat sekeliling "ituu.. Gue nntn sama temen gue."

"ya sama siapa aja?" tanya nadia lagi

"Sama temen-temen kelas 10 gue. Kayak fadhli, risya, bagas, dazi, fian, sama ferdi juga kok"

"ohh" ujar nadia singkat sambil menganggukkan kepalanya. Dika pun langsung menatap ku kembali. Mungkin karena tidak aku sebut. Karena aku tidak enak dengan bina, jika benar mereka berdua dekat. Lagipula aku tidak mau mereka berfikir yang aneh-aneh dan menimbulkan berbagai anggapan karena dika yang ikut pergi dengan kelompok ku. Karena aku dan dika juga tidak terlalu dekat di kelas

Selagi kami menonton film. Aku tidak sadar kalau handphone ku tidak ada di atas meja. Akupun panik dalam diam, karena tidak mau mengganggu yang lain yang sedang menonton film juga. Aku melihat ke sekeliling dan mencari hp ku.

Dan ternyata, hp ku sudah di tangan dika. Sejak kapan dia pegang?. Dika sangat serius memainkan hp ku di belakang meja kami yang sedang sibuk menonton. Akupun berputar kearah meja yang sedang di duduki dika. Dan dika menjauh dariku, serta berusaha untuk menutupi layar hp ku. Akupun merebutnya secara paksa. Dengan cara ngelitikin, dan cubit perutnya dika. Kelitikan adalah satu hal paling lemah bagi dika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RODA - a distrust of love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang