Lagi lagi aku tidak enak badan, aku pun memutuskan untuk bilang ke dika agar esok aku bisa nebeng dengan dia.
“dika.. bsk nebeng boleh ga?” tanya ku.
“besok selaw.” Jawabnya singkat.
“besok pas pulang beli es krim dulu yu??” aku sedang ingin es krim. Dan aku menyukai eskrim.
“dimana?”
“dimana aja. Banyak kok… di mcd? Di depan sklh? Di depan SMP gue?”
“di mcd aja. Udah lama gue ga ke sana.”
Aku senang. Aku bisa beli eskrim. Sebenarnya eskrim itu sangat mudah di dapat. Di mini market dekat rumah pun banyak. Hanya saja aku sedang tidak ingin eskrim seperti itu. Aku suka seperti eskrim cone. Makanya, terkadang aku butuh teman untuk membeli eskrim seperti itu. Jauh tempatnya, dan biasanya tempatnya yang buat duduk-duduk manis gitu dulu.
Saat aku pulang dengan dika. Untungnya dia tidak lupa lagi dengan ku. Dan akupun untuk ke 2 kalinya nebeng pulang bareng dika. Hanya saja saat di jalan “val.. gajadi beli eskrim ya. Gue cape, mau langsung pulang.” Akupun tidak bisa menolak tentunya. Karena aku saja nebeng dengan dika. Dan alhasil aku tidak jadi beli eskrim itu. Kecewa sih, tapi ya mau gimana lagi.
Aku baru sadar, kalau aku di sekolah dengan dika benar-benar tidak dekat. Biasa saja. Sangat biasa menurut ku. Tapi, saat sudah di rumah. Pasti ada saja yang di bahas di chatt.
“dah ah. Mau tidur gue” ujar ku
“who cares” jawab dika.
“ntar kangen gue aja lo.”
“Kebalik kali ah” ujar dika.
“mau gue kangenin lo?” tanya ku.
“gapapa”
“tapi gaenak kalau gue kangenin lo, tapi ga di kangenin balik mah.” Ujar ku yang agak meledek
“yaudah. I MISS YOU *Kiss*. BIAR GA BACOT. I HATE YOU TOO *devil*” ujar dika. Yang membuat ku tertawa konyol sendiri. Bukan karena tertawa tersipu. Tapi ini menurutku konyol.
“AND I HATE YOU MORE *devil*” jawab ku
“F YOU *devil*. SANA TIDUR” jawab dika.
Membuat ku tertawa kembali sebelum akhirnya aku pergi tidur. Dan membiarkan pesan dia, tanpa aku jawab kembali.
***Untuk pertama kali nya aku video call dengan dika. Iya. Video call. Walaupun aku yang ngajak. Tapi, sebenarnya ajakaan ku hanya bercanda. Soalnya ga banyak orang juga yang mau diajak video call.
Itupun aku mengajak dika, Karena semua sahabat dan teman-teman dekat ku tidak ada satupun yang mau aku ajak video call. Tumben banget. Dan anehnya, dika mau diajak video call. Padahal jujur, aku ga niat buat video call sama dika. Lebih tepatnya, aku seperti orang yang putus asa gapunya temen lagi buat diajak video call.
“gue lagi telanjang dada. Lo mau” ujar dika
“gila lo ya. Tp gua jg gabakal nafsu sih sama lo”Saat video call tersebut mulai. Dika menggunakan kamera belakangnya, yang menunjukkan isi rumahnya sambil berjalan. Yang berujung dia berjalan ke kamar mandi. Dan terdengar suara “gua mau mandi dulu” dan video call tersebut terputus. Bukannya bilang kalau mau mandi dulu dari sebelumnya. Gaguna.
Lalu dika mengirim pesan “lanjut ga?”. Akhirnya kami pun melanjutkan video call tersebut. Walaupun sepertinya tidak ada gunanya. Kenapa? Karena hanya ada wajah ku saja, tidak ada wajah dika. Aku hanya menatap layar hitam di hp ku, karena dika yang mematikan lampu kamarnya. Dan tidak terlihat apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RODA - a distrust of love story
Ficção Adolescentehidup itu seperti roda yang berputar. terkadang kita di bawah dan terkadang kita berada di atas. kita juga tidak tau berapa lama kita akan di atas dan berapa lama kita di bawah. tergantung kecepatan roda itu berputar. tergantung pengayuh roda terseb...