part 5

29 10 2
                                    

Aku dan sahabat-sahabat ku sedang merencanakan untuk kita pergi bersama pada hari libur. Memang hanya menonton film di bioskop. Tapi, percayalah terkadang itu rumit. Untuk kita hanya berkumpul bersama dan nonton film bareng. Sampai akhirnya kami telah memutuskan untuk menonton apa, hari apa, dimana kita akan nonton.

Berhubung sahabat ku di kelas hanya ada ferdi. Akupun berbincang dan membicarakan tentang rencana kita untuk menonton film bareng. Tidak lama, dika pun datang dan mendengar pembicaraan kami. tidak lama dia bilang “hari kamis ya? Nonton apa? Gue mau ikut dong” dan aku hanya menjawab “kyknya sih horror. Yaudah kalo mau ikut” ucapku.

“ah horror skip gue. Sok berani banget sih lu”

“yaudah kalo gamau ikut. Gamaksa”

“lu yang ikut siapa aja? Klo ganjil gue ikut. Tapi kalo genap gue skip.”

“ya temen-temen gue sm ferdi. Hm… (aku menghitung) ada 7 org”

“yaudah nanti gue kasih tau ikut atau ngga gue”

2 hari kemudian. Tepatnya hari rabu, atau h-1 aku dan sahabat-sahabat ku akan pergi. Tiba-tiba dika menghampiri ku dan bilang “besok gue ikut” .

lalu saat jam istirahat aku bertemu dengan risya, salah satu sahabat ku dan dia bilang “val.. tadi dika bilang ke gue gini masa “sya… besok gue ikut” gitu” ujarnya.

Lalu, saat pulang sekolah aku bertemu bagas dan dia bilang hal yang sama seperti risyah bilang. Aku makin ga ngerti sama dika. Cuma nonton, kan aku bisa yang ngasih tau ke yang lain kalau dia ikut. Lagipula, sejak awal dia bilang mau ikut, aku juga pasti kompromi dengan sahabat-sahabat ku. Aneh.

Besoknya, hari yang ditunggu tiba. Waktunya kita pergi bersama-sama. Semua berkumpul di rumahku, risya sudah di rumah ku sejak pagi, karena ingin bermain dulu di rumahku. Padahal kita janjiannya jam 2.

Lalu, saat setengah 2, belum ada yang datang juga. Dika pun sudah mengirm aku pesan, “udah ada siapa aja disana?” ya, wajar saja. Namanya sahabat, dan namanya orang Indonesia. Pasti ngaret. Dan alhasil kita berangkat jam set 4. Lama kan ngaretnya? Hehe.

Sesampainya di bioskop. Kami pun memesan tiket film yang sudah kami sepakati bersama. Film horror. Dan kami mendapat jadwal jam 5. Kami pun menunggu sambil mengobrol menghabiskan waktu bersama, walaupun kita masih satu sekolah. Sangat sulit untuk kita berkumpul. Apalagi kalau udah beda sekolah ya. Hmm…

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya pintu teater kami pun dibuka. Aku selayaknya anak kecil yang mau duduk di tempat yang aku inginkan, bergegas lari duluan. Dan aku pun menempati tempat yang aku inginkan. Tidak lama, dika pun duduk di bangku yang kosong di samping kiri ku. Itu pun mungkin kebetulan. Yaudah. Yang penting samping kanan ku ada fadhli, kenapa? Karena kalau dia ketakutan bisa menjadi hiburan buat ku, dikala aku ketakutan juga. Susah dijelasin deh.

Disisi lain aku juga melihat dika, yang ternyata dia juga penakut. Saat aku menutup wajahku dengan tangan. Dika menahan tangan ku agar tidak menutupi wajahku, dan bilang
penakut” aku hanya menjawab “biarin.”

Padahal, tidak lama kemudian dia yang menutupi wajahnya dengan tangan. Akupun melakukan hal yang sama, menahan tangannya agar tidak menutupi wajahnya. Dia harus nonton smua.

Tidak lama, ada scene jumpscare yang mengagetkan ku, dan tanpa sadar aku berlindung di lengannya dika. Lalu aku mendengar suara ketawa “hahahaha”, itu suaranya dika. Dia menertawai ku. Dasar sok berani.

Sepulang dari menonton, aku di goncengin dika lagi, dan lagi-lagi dia ga santai bawa motor. Bahkan saat ada polisi tidur aku sampai terpental. Untung saja aku pegangan. Itu juga karena dia yang menyuruh. Selama di perjalanan pun aku cukup banyak berbincang dengannya,seperti membahas kucing, membahas film yang barusan di tonton, dan sebagainya.

RODA - a distrust of love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang