31. Ternyata

18.6K 1K 14
                                    

Syifa tengah risau dan gelisah. Sekarang Gio selalu pulang larut malam. Syifa sangat menghawatirkan Gio. Banyak pertanyaan yang muncul di benak Syifa apakah Gio lelah dengan sifat crewet Syifa, apakah Gio kembali ke masa lalunya, apakah Gio sudah lelah menuruti Syifa.

Malam ini pukul 11 malam Gio belum juga pulang bekerja. Masakan Syifa selalu berakhir di tempat sampah sebab Gio langsung tidur jika pulang. Berangkatnya juga lebih pagi dari biasanya. Berangkat pagi pulang larut malam, tidak ada waktu lagi untuk sekedar mermesraan dengan Syifa.

Telfon Syifa berdering, tertera nama Gio di sana.

Assalamualaikum warahmatullahiwabarokatuh

Waalaikumsalam warahmatullahiwabarokatuh

Sayang aku

Pulang malam lagi, lembur lagi, masih Shoting lagi

Maaf
Nada Gio terdengar lirih.

Iya tidak apa-apa hati-hati ya

Kamu tidur dulu aja.

Iya

Syifa menutup telvonnya. Raut wajahnya tidak memancarkan kelegaan sama sekali. Ia khawatir sekaligus cemas, apa yang terjadi pada Gio.

Di dalam kamar Syifa mencoba memejamkan matanya namun tetap saja tak bisa. Rasanya belaian lembut Gio yang membelai rambutnya seakan menjadi kebutuhan pokoknya sebelum tidur. Syifa merindukan ucapan selamat malam sebelum tidur dari Gio, doa bersama sebelum tidur bersama Gio, belaian halus tangan Gio yang membelai rambutnya, mengelus perut Syifa yang mulai membuncit, Syifa merindukan semua.

Syifa hanya mampu berdo'a semoga semua prasangka buruknya bukanlah nyata. Dan semoga Gio tak lagi melakukan kesalahan besar pada Syifa.

Terdengar ketukan pintu dari luar. Syifa bangun dari tidurnya untuk membukakan pintu, mungkin itu Gio. Dengan langkah semangat Syifa berjalan menuju pintu. Namun setelah di buka bukan Gio yang datang tapi Anji.

"Loh Gio mana nji?" Tanya Syifa.

"Nah ini aku mau tanya sama kamu. Gio kemana udah 3 hari dia absen katanya sakit"

"Dia kerja kok nji. Tiap hari dia kerja malah berangkatnya lebih pagi pulangnya larut malam 3 hari ini"

"Brarti dia bohong dong"

Syifa mematung, Gio membohonginya. Kemana perginya Gio selama ini, kenapa Gio seperti ini. Syifa memandang lurus ke depan, tatapannya kosong memikirkan Gio.

"Asatagfirullah Gio" teriak Anji membuat Syifa bangun dari lamunannya.

"Gio kenapa nji?" Tanya Syifa panik. Kini cadarnya basah dengan air mata.

Anji menunjukkan ponselnya pada Syifa. Betapa terkejutnya Syifa melihat Anji dinner bersama wanita lain. Hatinya tersayat melihat orang yang di cintaknya berbohong dan menghianatinya.

"Ayo kita samperin Gio kesana" ajak Anji.

"Tapi nji"

"Udah kita kesana aja. Dia tuh bener-bener ya"

Syifa menuruti kata Anji. Syifa menutup rumahnya dan masuk kedalam mobil anji untuk menemui Gio. Airmata sudah membanjiri pipinya. Pukul 23:40 Syifa pergi, sebenarnya ini tidak baik untuk kandungannya tapi mau bagaimana lagi.

Setibanya di restoran 24 jam Syifa dan Anji buru-buru masuk kedalam. Ia melihat Gio yang asik bergurau dengan wanita dengan tubuh langsing rambut sepunggung yang terlihat jauh lebih muda darinya.

"Gio"

Syifa menghampiri Gio dengan tatapan sendu. Tidak pernah menyangka jika Gio akan melakukan hal ini lagi.

"Syifa" kata Gio nampak terkejut dengan kedatangan Syifa.

"Maaf kalau selama ini aku tidak bisa melayani kamu dengan baik, maaf selama ini aku belum bisa menjadi istri yang baik untuk kamu sampai kamu harus mencari wanita lain" kalimat menyakitkan itu berhasil keluar dari mulut Syifa. Tiba-tiba saja lampu restoran itu padam.

"Maafkan aku Syifa" kata Gio.

Kemudian terdengar langkah kaki yang berisik dari arah utara, dan lampu menyala lagi.

"Happy birthday to you, happy birthday to you, Happy birthday happy birthday happy birthday to you"
suara rombongan yang datang dengan membawa kue tart dengan lilin berbentuk angka 2 dan 5 yang menyala, di tambah dengan tulisan "Barokallah Fi Umrik Syifa Zahrana"

Dan rombongan itu ada Mama, Papa, Bunda, Ayah, Khaira, Ali, dan teman lama Syifa.

"Barokallah Fi Umrik Humairaku sayang" ucap Gio sambil memeluk Syifa lalu mencium kening Syifa.

"Kamu. Ya Allah Gio kamu tega ya, tega, tega kamu jahat banget sih" Syifa memukul Gio pelan.

"Maaf, kenalin ini yang kedua" kata Gio menunjuk tangannya kepada wanita yang bersamanya. Syifa mengangkat alisnya heran.

"Maksudnya ini anak dari adik Mama yang kedua. Brarti dia sepupu aku" tambah Gio lalu tertawa. Syifa menunduk malu, kemudian ia bersalaman dengan wanita itu.

"Hai kak aku Catlin sepupu Gio baru datang dari jerman. Maaf ya udah buat kakak cemburu, marahin aja tuh si Gio jangan marahin saya"
Goda Catlin.

Catlin adalah sepupu Gio yang usianya masih 16 tahun. Ia bersekolah di jerman sejak usia 12 tahun. Memang Catlin jarang pulang ke Indo karena memang terhalang oleh jadwal sekolahnya. Papanya memang orang sana sedangkan mamanya adalah adik dari mama Gio. Gio merencanakan ini semua untuk memberikan kejutan kepada Syifa, dan kebetulan Catlin juga sedang pulang ke Indonesia.

"Kamu kok bisa datengin temen lama aku"

"Bisa dong. Sergio" kata Gio sombong.

"Makasih ya" ucap Syifa meraih tangan Gio dan menciumnya.

"Happy Birthday menantu kesayangan Mama. Calon ibu harus lebih dewasa, jadi ibu yang baik buat cucu mama yaa" ucap mama sambil mengelus puncak kepala Syifa.

"Dan jadi istri yang baik buat suaminya ma" sahut Gio.

"Iya iya" jawab Mama kemudian mencium pipi Kiri dan kanan Syifa. Kemudian Bunda berganti mengucapkan selamat pada anak sematawayangnya.

"Barakallah fi umrik anak Bunda yang cantik. Jadi istri yang baik ya buat suaminya dan jadi Ibu yang hebat buat anak-anaknya"

"Iya Bunda. Doakan Syifa ya Bunda"

Berganti oleh Papa, Ayah dan teman-teman Syifa juga mengucapkan selamat ulangtahun dan akan menjadi calon ibu.

Acara di isi dengan tiup lilin, potong kue, dan foto bersama dengan Sport backgroun berwarna pink kesukaan Syifa juga balon huruf yang bertuliskan "Happy Birthday BUMIL".

Syifa bercanda ria dengan teman dekatnya waktu SMA yang sudah lama tak bertemu karena kesibukan masing-masing. Kemudian acara di tutup dengan Do'a yang di pimpin oleh Ayah.

***
Keesokan harinya Syifa di sibukkan dengan acada tujuh bulanan kandungannya. Acaranya yaitu membaca Al-qur'an oleh ibu-ibu anggota jam'iyah di pagi hingga siang. Untuk malam di lanjutkan dengan doa bersama oleh bapak-bapak dan santunan anak yatim.

"Udah sayang istirahat aja, biar bibi aja yang bungkus kuenya" kata Mama menyuruh Syifa untuk beristirahat saja.

"Nggakpapa Ma, nggak berat kok kalo cuma bungkus kue".

Acara 7 bulanan menggunakan adat Jawa karena memang orangtua Gio dan Syifa berasal dari jawa.

Syifa sedang sibuk menemui tamu dari teman-teman Gio maupun teman Syifa sendiri. Mereka mengucapkan selamat sekaligus mendoakan untuk keselamatan Syifa dan di lancarkan dalam persalinannya nanti.

Acara berakhir dengan do'a bersama oleh bapak-bapak tetangga komplek.

CADARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang