16

362 35 13
                                    

Author Pov*

Semuanya telah berubah, hubungan Laura dan Maura semakin jauh jaraknya, tidak ada canda tawa bersama, tidak ada air mata bersama, Laura merindukan semuanya itu, namun apakah Maura merasakan hal yang sama? Pertanyaan itu yang selalu terlintas di pikiran Laura.
Laura hanya menginginkan sahabatnya itu bahagia. Ia tidak akan sanggup jika harus melihat Maura menangisi lelaki bajingan seperti Rendy.
Laura ingin mengumpulkan bukti yang kuat untuk membuka mata Maura lebar-lebar, tapi tak satu pun cara yang berhasil.

Sampai jawaban mengapa Rangga dan Laura dicegat oleh SMA Kusuma Bangsa pun tak membuat Maura sadar.

Ya, alasan mengapa Rendy menjadi buronan karena Rendy selingkuh dengan pacar anak SMA Kusuma Bangsa, itu yang membuat pacar orang tersebut memutuskannya lalu berpaling ke Rendy. Siapa yang tidak marah jika kekasihnya direbut orang?

Satu sekolah sudah mendengar kabar ini. Mereka yang tadinya membenci Laura berubah karena memang mereka tahu bahwa Rendy lah orang yang sangat bejat disini. Namun itu tidak merubah perasaan Maura, Ia tetap keukeh dengan kepercayaannya kepada Rendy. Hubungan Maura dan Rendy bahkan berjalan dengan baik, aneh bukan? Dan hal itu yang membuat Laura semakin cemas dengan keadaan sahabatnya itu.

Bagaimana dengan hubungan Laura dan Rangga?

Sungguh mereka bagaikan pasangan suami isteri sekarang. Laura kini menyadari perasaan nyamannya berubah menjadi rasa sayang kepada orang yang ada disebelahnya sekarang ini. Rangga.

Satu nama yang selalu menemani hari-harinya Laura.
Satu nama yang selalu membuat Laura bersusah payah untuk tidur.
Satu nama yang selalu membuat Laura terjaga dimanapun Ia berada.
Satu nama yang mampu menarik senyumnya apapun keaadannya.
Tapi Laura hanya diam, Ia takut jika Rangga sudah mengetahui perasaannya keadaan akan berubah.
Laura takut jika tidak bisa bersama dengan Rangga lagi.
Akhirnya Laura memilih untuk mencintai dalam diam.

Laura juga memiliki tempat favorite menurutnya.
Laura merasa nyaman jika berada disitu.
Dia bahkan bisa tertidur pulas di tempat itu.
Dia akan merasakan wangi khas yang memasuki rongga paru-parunya.
Dimana lagi kalau bukan bersender di dada bidang milik Rangga?

Jangan kira kalau Rangga dan Laura sudah tidak tinggal bersama lagi. Big No!!!
Mereka berdua masih tinggal di tempat yang sama, tertawa bersama, menyaksikan langit malam bersama, bernyanyi lagu bersama, makan bersama, Laura membantu Rangga mengerjakan pr pratikum nya, Rangga membantu Laura menghapal tugas sejarahnya. Semua mereka lakukan bersama.

Hingga perasaan Rangga sudah tertancap semakin dalam. Jangan suruh Rangga untuk mecabutnya, karena Ia tidak sanggup melihat seberapa dalam lubang yang akan di hasilkan oleh perasaannya itu. Rangga menyayangi Laura, begitu juga Laura. Tapi mereka hanya mampu diam, dan mereka memilih untuk mengutarakan perasaannya melalui perbuatan bukan dengan perkataan.

Karena bagi mereka perkataan mampu membuat siapa saja bisa mendengarnya, namun apakah perbuatan bisa dirasakan dengan siapa saja? Tidak.
Karena ini hati Laura dan Rangga, bukan kalian.

"Ngga?"

"Hm?"

"Bonyok kita kemana sih?? Janjinya 3 hari, ini udah 3 minggu tau. Bentar lagi ujian akhir semester. Dan mereka bahkan tak menanyakan kabar kita" jelas Laura.

"Sabar ya Lau, gue juga kangen sama bonyok gue kok. Tapi lo percaya kan mereka berjuang buat masa depan kita? So, jangan pernah nambah beban mereka lagi. Ok?" Kata Rangga

"Fine."

"Gitu dong" kata Rangga sambil mengacak rambut Laura.

"Ga pakai ngacak berapa mas?" Ketus Laura.

"Hahahahah!" Tawa Rangga pecah.

"Ngga?"

"Apalagi hm?" Tanya Rangga lembut.

"Kok lo peduli sih sama gue?"

Rangga kelagapan, ia menelan ludahnya dengan susah payah. Rangga belum siap untuk memberikan pengakuan kepada Laura.

"Jawab elahh, malah bengong lo" kata Laura antusias. Ia juga ingin tahu perasaan Rangga kepadanya. Ia ingin tahu apakah Rangga menganggapnya orang special di hidupnya.

Rangga semakin deg-degan, Ia yakin Laura mendengar detak jantungnya karena Laura sedang bertengger manis di dada bidangnya.

'Kok suara jantungnya marathon sih?' Batin Laura.

Rangga menghembuskan napasnya.
"Karena gue sa-"

"Den, Non! Makanannya sudah siap" ucap mbok memotong pembicaraan Rangga.

'Hufftt..syukur deh.' Batin Rangga

"Ya udah mbok. Kita ke meja makan sekarang. Ayok Ngga!" Ajak Laura seraya bangkit beridiri dan meninggalkan Rangga yang mematung.

"Hampir aja. makasih mbok. Hahahah!" Kekeh Rangga pada diri sendiri. Lalu Rangga menyusul Laura yang sudah berteriak memanggil namanya layak Mamanya.

Jadi makin cinta deh!

Mereka makan dalam keheningan, mereka fokus kepada makannya masing-masing. Tiba-tiba

"TING-TONG!!"

Bel rumah berbunyi

"gue aja yang buka" kata Laura sambil berlari kecil ke arah pintu depan.

Setelah menggapai knop pintu Laura membukanya dan kaget setengah mati

"Elo?!"

"Hai cantik!!! Jalan yuk" katanya.

"Gue gak mau, pergi lo sekarang!!" Usir Laura.

"Yakin lo ngusir gue? Lo udah bosan liat sahabat lo hidup?" Katanya

Laura berpikir sejenak mencerna kata-kata orang yang di depannya ini. Laura takut sahabatnya kenapa-napa. Laura terpaksa menerima ajakan orang itu.

Lalu Laura masuk kedalam, dan berpamitan kepada Rangga dan menceritakan kepadanya, tak lupa Laura meminta tolong untuk mengikutinya dari belakang, Laura bukan perempuan sebodoh itu yang bisa dimanfaatkan orang. Rangga mengerti dan lalu pergi ke kamar untuk menyamar dan bersiap-siap. Laura meminta Rangga menggunakan motor, agar banyak yang tidak mengenalinya karena Ia sering menggunakan mobil dan gampang untuk menyalip kendaraan di jalan nanti.

Laura turun dan memasuki mobil orang itu.
Begitu juga dengan Rangga yang akan mengikuti Laura dari belakang.




_________________________________________

HAI!!!
Ini buat kalian semua yang lagi pada libur:v bosan pasti, makanya aku update untuk kalian semua.

Pada penasaran gak sih siapa yang ngajak Laura. Kalau tau siapa yang ngajak, comment yakk... dan jangan lupa vote guys😊

SorryTypo:v
See u All😍

PATIENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang