;- Prolog

257 22 1
                                    

"akh!"

"Eunhee! Astaga!" Hyunjean melihatku dengan tatapan sangat khawatir.

Aku melihat kaki ku yang penuh dengan darah, sedangkan tangan kananku kugunakan untuk menggendong perut besarku ini.

"Ahhh Hyunjeanhh! Akh"

Tanpa aba - aba lagi, Hyunjean sudah mengendongku kedalam mobil dan menidurkanku di kursi belakangnya.

"tahan Eunhee-yya..." aku mendengar suara Hyunjean yang menggetar, menandai jika ia menangis sekarang.

"akh!! Hyunjeaaannnnn!" aku meremas ujung rokku.

"tahan... Sebentar lagi sampaii"

"sakit! Akhhh!"

"tarik nafas lalu hembuskan..." aku menuruti kata - kata Hyunjean yang sebenarnya keringatku sudah bercucuran dimana - mana.

Tak lama lagi, Hyunjean langsung menggendongku ketempat bersalin, setelah itu ia menelpon Dokyeom yang sama sekali tidak mengangkat teleponnya.

"permisi, anda suaminya?" tanya dokter itu kepada Hyunjean.

"i-iya..."

"apa anda mau menemani istri anda atau keluar? Karena kami akan melakukan persalinan secara berlangsung"

"saya disini saja"

"kalau begitu jangan berisik" kata dokter dan beralih kearahku.

Aku pun melihat Hyunjean yang sedih karena tidak bisa menghubungi Dokyeom.

Aku memegang tangannya dan berbicara, "gwaenchanha" tanpa suara.

Hyunjean melihatku menangis dan ikut berbicara "hwaiting!" tanpa suara.

"tarik nafas lalu hembuskan. Saya hitung sampai tiga lalu dorong"

"hana....

...dul...

....set....."

"AAKKKHHHHHHH!"

"teruskan, lagi. Tarik nafas lalu hembuskan"

"AKHHHHHHHH!"

Sedangkan Hyunjean saat ini sibuk memegang tanganku yang merasakan setetes air yang jatuh.

Aku beralih melihat Hyunjean yang menangis, oh ayolah. Aku belum pernah melihatnya menangis sebelumnya.

Aku menarik nafas lalu ku hembuskan, "PARK HYUNJEAANNN!! ULJIMAAAA!"

Oeeeeeekkk!

Aku menghempaskan tubuhku ke kasur, ini sungguh menyakitkan dan melelahkan.

Dengan cepat salah satu suster menggiring kasur ku ketempat penginapan.

"Hyunjean-ah.... Gomawo...."

"mianhae"

"gwaenchanha... Aku juga bisa melahirkannya tanpa Dokyeom. Aku bisa melahirkannya karenamu"

Ting!

Ponsel Hyunjean berbunyi, dengan cepat Hyunjean mengambilnya dan memberikannya kepadaku.

Seokmin: Park Euigeon.






















































How about the prolog gais?
Dilanjut tyda?

Wrong ?;-lsmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang