;- Bong Bong

66 11 0
                                    

"wah, jadi aku akan tinggal disini?"

"lalu kau mau dimana? Kembali ke apert mu, lalu membiarkan Taejun yang datang sesuka hatinya?" tanya Dokyeom.

"aniyo"

Astaga, ini benar - benar - benar - benar dan sangat - sangat besar.

Lihatlah kamarku, tidak ada bedanya dengan satu ruangan dengan apert lamaku.

"aku disini, lalu kau?" tanyaku.

"aku disebelah"

Sungguh, ini kamar yang sangat besar.

Aku berada pada lantai dua, dengan pagar yang dibuat dari kaca, sehingga aku bisa melihat ruang tamu yang ada di bawah sana.

"awalnya, ini kamar siapa?"

"awalnya ada kakak sepupuku yang tinggal disini karena ia masuk SOPA, dan sekarang ia sudah lulus dan kembali ke Yongi"

"jadi disini kosong?"

"eung"

Dokyeom pun berbalik menuju kamarnya, aku pun begitu, mengikutinya.

"mwoya?"

"bantu aku membereskan barangku:(" kataku memasang wajah yang sedikit memelas.

"shireo" (tidak mau)

"ey, apa kau tak ingat pasangan nenek-kakek tadi? Kakek itu bersemangat untuk menyuapi istrinya. Tadi katanya kau ingin menjadi kakek nya, jika kau ingin menjadi kakeknya, bantulah aku untuk me—"

"aish, arraseo! Ne! Arrayo! Huh jeongmal..." umpatnya lalu pergi kekamarku lagi.

Aku pun membereskan kamarku, "oppa, tolong letak kan kotak itu diatas sini" kataku menunjuk keatas lemari tinggi yang ada dihadapanku. "aku tidak sampai"

Lalu Dokyeom berjalan kearahku, "tinggiku dan tinggimu sama, tentu saja ku juga tidak sampai, bodoh"

Aku terdiam, begitu juga Dokyeom yang sedang memikirkan bagaimana cara ku untuk meletak kan kotak ini diatas lemari tinggi ini.

"Mingyu oppa? Mungkin saja tinggi nya sampai"

"Mingyu sudah pulang, astaga"

"sudah pulang?"

"kau tidak melihatnya tadi?"

"aku tak tahu, kukira mereka akan turun dengan kita"

"mereka turun, tapi hanya meletakkan barangmu saja"

Aku kembali terdiam dan kembali melakukan aktifitas lain.

"Hee-yya.." panggilnya.

"ya?"

"duduklah di pundak ku"

Aku berjalan kearahnya, "mwoya?"

"naiklah" katanya ber jongkok.

"naik?"

"bawa kotaknya"

Aku pun mengambil kotaknya lalu menepuk pundak Dokyeom.

"aku kuat menggendong mu astaga"

"aku takut jatuh bodoh"

Aku pun menaiki pundak Dokyeom, dan saat itulah Dokyeom mulai berdiri dan akhirnya aku berhasil meletakkan kotak tadi.

"sudah? Aku tidak kuat lagi astaga"

"tadi kau mengatakan jika kau kuat"

"cepatlah aku tak kuat lagi"

Wrong ?;-lsmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang