Part 3

40 1 0
                                    

Author Pov

Aditya kaget mendengar teriakan para wanita yang bersorak untuknya, dan aditya hanya tersenyum kearah para wanita-wanita itu. Aditya merasa haus sekali dan mengambil air yang dibagikan kepada para peserta lari marathon , aditya langsung duduk mengikuti sunnah rasul yang harus duduk ketika minum. wajar aditya sangat capek karena ia lari sejauh 48 kilometer.

"alhamdulillah seesai juga " kata aditya kepada temannya yang juga ikut lari marathon yaitu putra

"iya dit, alhamdulillah aku tadi hampir pingsan dijalan hahaha" jawab putra sambil tertawa dan masih merasa capek

"kita cari tempat yang enakan buat istrahat yuk" sahut aditya sambil melihat dan berjalan menuju tempat duduk yang pas untu istrahat

"yoo,, lagi pula aku ingin merenggangkan kakiku sebentar dit sekalian cuci mata siapa tau aja dapat jodoh   " jawab putra  sambil tersenyum dan memicingkan matanya

"astagfirullah ada-ada saja kamu putra " jawab aditya sambil berlalu pergi

"yeee, lo apa salahnya dit, lagian loe juga seharusnya sudah mulai nyari, inget usia dit" sahut putra sambil mengikuti aditya namun aditya hanya diam.

Aditya Pov

kata-kata dari putra tiba-tiba mengingatkanku pada kata mama yang selalu menyuruhku untuk menikah karena usiaku, tapi aku tidak mau memilih yang salah aku ingin ia dapat menerimaku karena mencintaiku karena Allah dan tulus bukan karena apa yang aku miliki, namun sangat sulit untuk mencari seperti itu di jaman sekarang

ketika aku dan putra duduk , aku tidak sengaja melihat wanita tepat didepanku yang juga sedang istrahat bersama keluarganya, jarak kami sekitar 8 meter, entah mengapa begitu melhatnya hatiku langsung berdegup kencang seperti aku yang baru selesai lari, dan mengapa begitu nyaman ketika melihatnya ?

" Ya Allah apakah ini pertanda bahwa aku menyukainya hanya dengan pandangan pertama ?" sahut batinku

"dit loe kenapa, Dit..Dit,,,,Aditya Pratama !! " tanya putra yang sedikit bingung melihatku yang daritadi hanya diam dan mengacukannya

"enggak, enggak kenapa-kenapa, lagian loe jangan teriak di telinga gue, gue itu nggak budek tau"  ketusku menjawab putra

"gimana gue nggak teriak loe dari tadi hanya diam terus , emangnya loe liat apaan sih sampai segtunya baget ?" tanya putra sambil melihat yang dari tadi kuperhatikan

"oohh.. loe liat wanita sana kan yang sama keluarganya itu yang make jilbab baby blue itu kan ? "introgasi putra terhasapku sambil memicingkan matanya

"entah mengapa putra gue kok merasa senang ya saat melihat dia ?  Astagfirullahaladzim " tiba-tiba gue sadar bahwa itu dosa melihat wanita yang bukan mahromnya..dan gue langsung memalingkan pandangan gue

"hmmm... mungkin aja itu jodoh loe dit, langsung aja kalau gitu " jawab putra yang tersenyum seperti ada maksud tersembunyi

"langsung ? loe kira dia ank kucing yang loe langsung tangkap gitu aja ? putra putra " jawabku dan langsung meminum airku.

Author pov

Tanpa disengaja oleh Aditya dan Ami mata mereka saling bertemu namun ami langsung  memalingkan wajahnya kearah lain karena ia takut tatapannya akan menjadi dosa seperti yang dijelaskan :

Ibnu Bathal menjelaskan: "zina mata, yaitu melihat yang tidak berhak dilihat lebih dari pandangan pertama dalam rangka bernikmat-nikmat dan dengan syahwat, demikian juga zina lisan adalah berlezat-lezat dalam perkataan yang tidak halal untuk diucapkan, zina nafsu (zina hati) adalah berkeinginan dan berangan-angan. Semua ini disebut zina karena merupakan hal-hal yang mengantarkan pada zina dengan kemaluan" (Syarh Shahih Al Bukhari, 9/23).

###

Happy Reading

Cerita tak berjudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang