part 6

46 1 0
                                    

"aditya,,," terdengar suara mama laila (mama aditya) memanggil aditya di depan pintu kamar aditya

"iya ma, ada apa ?" jawab aditya sambil membuka pintu kamarnya

"ayoo makan, papa udah nungguin di bawah "   jelas mama sambil tersenyum

***

makan malam kali ini terasa aneh bagi aditya karena ayah dan ibunya sangat diam, tidak seperti hari-hari biasanya, yang terdengar anya suara sendok yang menyentuh piring saja.

kini makan malam telah selesai..

"aditya, papa mau bicara sama kamu nak " sahut papa (rahman) yang tiba-tiba bicara

"iya pa, apa papa sakit ?" jawab aditya yang masih bingung

"tidak nak, bukan soal itu, tapi mama mau bicara tentang kapan kamu mau menikah ? " jelas papa yang membuat aditya kaget, namun mama laila hanya diam saja sambil mendengarkan .

"hmmm,,,masalah itu yaa pah, insha Allah , kalau udah ada pasti aditya langsung ngomong ke papa dan mama " jelas aditya dengan wajah yang senyum

"nak, umur kamu kan sudah cukup untuk menikah masa sampai sekarang kamu masih sendiri lagipula papa dan mama kamu ini sudah pengen punya cucu dari kamu" jelas papa dengan wajah yang serius

"kalau soal cucu kan sudah ada dari ka rani " sahut aditya, dengan wajah sedikit enunduk

"iya, itukan dari kakak kamu ka rani, lagian juga ka rani  kamu ikut suaminya dan sekarang tinggal di australi, dan yang papa inginkan cucu dari kamu, jadi kalau kamu ngggak mau nikah nanti papa dan mama yang cariin kamu calon istri " jelas papa dengan suara yang lembut

"iya pa iya " jawab aditya dengan suara pasrah

Aditya Pov

"kenapa mama dan papa diam saat makan yaa ? apakah hari ini ada masalah yang terjadi " batinku bertanya terus menerus. sampai tiba saat papa bertanya padakau mengenai pernikahan yang sontak membuatku kaget karena papa bertanya begitu serius terhadapku tidak seperti hari-hari biasanya.

aku hanya bisa menjawwab seadanya pertanyaan pertanyaan dari papa, yaa kurasa ini saatnya aku harus lebih ikhtiar dalam mencari, aku juga sadar bahwa umurku memang sudah harus menikah.

"Ya Allah berilah hamba petunjuk tentang jodoh hamba ini" pinta batinku

****

Di rumah ami, nampak keluarga ini sedang asik menonton tv

"ami,, kesini dulu nak " panggil mama yang berada di ruang tamu

"iya, kenapa kok tumben mama dan papa panggil ami keruang tamu dengan wajah serius gini ?" tanya ami dengan wajah bingung dan langsung duduk di sofa

"begini nak ,mama dan papa ingin kamu segera  menikah, karna umur kamu udah cukup dewasa nak untuk menikah" jelas mama yang membuat ami terkejut

"menikah ma? aduuuhhh mama dan papa ini ada-ada aja deh, menikah dengan siapa ma pa ? dengan tembok ? hehehhe " jawab ami yang sedikt bercanda sambil tertaawa namun orang tuanya hanya tersenyum mendengar perkataannya

"menikah dengan orang dong sayang masa dengan tembok, aduh anak mama ini...mama dan papa kamu ini serius amai, iyakan pa ?" jelasa mama yang tersenyum melihatku dan langsung bertanya kepada papa

"iya nak, kalau kamu belum dapat lelaki yang patas untuk kamu nanti papa, mama atau kakak kamu yang cariin ". jelas papa yang membuat ami terkejut

"iya pa insha allah yaa" jawab ami lirih

Ami Pov

perasaanku mulai tidak enak begitu mendengar namaku dipaggil , apakah ini masalah serius atau papa dan mama hanya ingin bicara biasa ? hatiku terus bertanya

sampai saat papa berbicara jika aku harus menikah,, ya ampun padahal umurku kan baru 22 tahun, tapi ya sudahlah jika ini memang aku harus menikah di usia muda akan ku terima.  selain menghindari zina dan dosa juga sebagai penyempurna setengah agama.

"tapi kuharap jodohku adalah pilahn terbaik dari.MU ya ALLAH " pinta dalam batinku.

###

maaf yaa kalau mulai agak aneh ceritanya heheh dan maaf juga kalau banyak yang typo..maafkan kesalahan author yang massih newbie ini heheheh

happy reading



Cerita tak berjudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang