Tigabelas:

1K 100 9
                                    

Update cepet niww :)
Karenaaa.... Saya mau off kurang lebih seminggu. Jadi, saya update.
Happy reading ^^

"Ah,ini yang nama nya Aisyah?" Mama Ari datang menghampiri Aisyah dan Ari yang duduk di sofa ruang tamu.

"Hay tante,aku Aisyah." Aisyah menunduk sopan.

"Yauda yuk,nak Aisyah. Ke atas,mulai di make up." Mama merangkul bahu Aisyah,wanita paruh baya itu menatap Ari "Kamu ganti pakaian,udah Mama siapin di kamar."

Ari mengangguk,berjalan meninggalkan Mama dan Aisyah berdua.

"Yuk," Mama menggiring Aisyah ke kamar dimana dia akan di rias.

Aisyah tersenyum canggung,saat dia masuk keruangan dimana para pager ayu di rias.
Semua pasang mata menatapnya,semuanya tersenyum menatap Aisyah.

"Ayok sini neng,mbak rias." Salah satu tata rias berkata,melambaikan tangan menyuruh Aisyah mendekat.

Aisyah pamit kepada Mama Ari,lalu berjalan mendekat pada Mbak yang tadi memanggilnya.

"Hai, lo pacar Ari kan?" Shintya tersenyum manis,menatap Aisyah dari atas sampai bawah. "Lo cantik, cocok sama Ari."

Aisyah hanya dapat tersenyum, tak enak jika membantah ia bukan pacar Ari. Lebih baik dia diam dulu.

Aisyah mulai memejamkan mata saat Mbak tata rias mulai menempelkan bedak tabur di wajah milik nya.

**
Aisyah menunduk, dia merasa risih saat Ari terus menatap nya. Cowok itu menatap Aisyah dengan terang-terangan.
Tak memperdulikan, sodara maupun sepupu yang mengejeknya.

"Eh, Syah. Sepupu gue itu suka deh kayak nya sama lo!" Shintya berbisik. Namun bisikan nya itu terdengar seperti bicara biasa. Membuat orang yang dibicarakan juga mendelik.

"Sok, tau lo!" Ari mendengus, bangkit. Mereganggkan otot nya, pegal. Pernikah dan resepsi sudah selesai lima menit yang lalu. Dan dia akan mengantar Aisyah, karena gadis itu sudah siap pulang. Dan dia juga sudah membersihkan makeup nya.

"Ayok, gue anter pulang." Ari berdiri di sampinh Aisyah, membuat gadis itu mendongak lalu mengangguk.

Cewek itu berdiri tersenyum manis, pamit kepada sodara-sodara Ari.
Berjalan mengikuti cowok itu dari belakang.

Ari berdecak, memberhentikan langkah nya sejenak. Melirik Aisyah yang mengernyit heran dari ekor mata nya.
"Lo itu, bukan pembantu gue. Jalan nya di sampinh dong, berasa bawa pembantu, kan!"

Aisyah mendengus kesal, namun tetap menuruti kemauan Ari. Mereka berjalan bersisian menuju tempat Parkir.

Aisyah mengangkat kedua alisnya saat Ari membantu dia mengikat tali helm. Dan entah kenapa, Aisyah merasa amat gugup saat ini. Bahkan dia menahan nafas, karena wajah cowok itu dekat dengan wajahnya.

Selesai mengikat tali helm Aisyah, Ari naik ke atas motor gede nya. Menunggu Aisyah naik, menyalakan mesin motor nya. Membelah jalan raya, yang tampak ramai malam ini.

Keduanya tak membuka obrolan, hanya angin yang menerpa. Tak ada obrolan sama sekali, sampai mereka tiba dirumah Aisyah.

"Makasih," Aisyah menyerahkan helm pada Ari.

"Harusnya gue yang bilang makasih," Ari tersenyum manis, membuat Aisyah membuang muka salting.

"Gue.. masuk ya?"

Ari menahan pergelangan tangan Aisyah, membuat empu nya berbalik lagi.
"Apa?"

Ari melepas cekalannya, ia tersenyum canggung seraya menggaruk tengkuk nya.
"Ehm, gue mau bilang yang daritadi ngeganjal dipikiran gue." Ari menghela nafas, kembali menatap mata Aisyah.
"Lo.. tadi cantik banget."

Aisyah tertegun, merasakan pipi dan hatinya menghangat diwaktu yang bersamaan. Gadis itu tersenyum, mengucapkan tersenyum dan bergegas memasuki rumahnya.

Ari mengerjap, menepuk mulutnya yang telah mempermalukan ia.

**

Mau kasih tau... Ini adalah part terpendek. ✌

See yaa~

Jangan lupa pencet ⭐

O,ya. Saya punya cerita baru. Baca ya ^^

Cus💦 langsung Cek work saja ^^

Nih sinopsisnya :

Disini, bukan cerita tentang BadBoy yang mengklaim dan memaksa seorang cewek untuk menjadi kekasih nya.

Melainkan, cerita tentang cewek bernama Bianca yang menembak Aldebara Gionino. Karena hukuman permainan konyol yang Bianca lakukan.
Dan buruk nya lagi, Gio menerima ungkapan cinta 'bohongan' dari Bianca.

Hari harinya yang tenang, berubah saat hadirnya Gio dalam hidupnnya.
Yang membuat hari-hari terjerat dengan cowok itu. Terjerat dengan sikap Gio yang sangat possesif kepadanya.
Dan terjerat rasa cinta kepada cowok itu.
**

"Bisa gak sih, lo itu gak buntutin gue mulu?" Bianca bertolak sebelah pinggang. Menatap Gio jengah, sedang yang di tatap, diam tak menunjukan ekspresi sama sekali.

"Kan, gue cowok lo. Gue ikutin lo, karena gue gak mau cewek gue di ganggu cowok manapun." setelah diam beberapa saat, Gio kembali bersuara "Karena gue gak akan rela kepunyaan gue diganggu orang."

Baca ya sayangku😍💜💞

Cuma tuya, ada satu masalah sih :'

Saya belum ada cover buat cerita itu. 😅
Jadi, covernya masih asalan ;(

Bagi yang bisa buat dan berbaik hati menolong saia. Bisa wa ya/ komen.
08989661477811

(BUKAN) RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang