PROLOG

3K 794 1.6K
                                    

Arletta Audiya Alano.

Gadis manis dengan rambut panjang berwarna dark brown, hidung mancung, kulit putih, bibir pink tipis, dan jangan lupakan mata yang telihat memang ditakdirkan menyatu dengan wajah cantiknya itu.

Dapat dipastikan, setiap orang yang melihatnya susah untuk berpaling. Tapi siapa sangka Ale, panggilannya adalah gadis hiperaktif, jahil, berisik, dan biang onar dimanapun dia berada. Mengejutkan bukan? Wajah dan kelakuannya itu benar-benar bertolak belakang.

Ale terlihat sudah rapih dengan seragam putih abunya dan ransel pink bertengger manis di bahunya, berlarian pada anak tangga kediaman keluarga Alano.

"ALE, JANGAN LARI DI TANGGAA!"

Mendengar sang mama yang berteriak nyaring sambil berkacak pinggang, serta pelototan tajam yang seakan dapat menghanguskan tubuhnya membuat Ale terdiam, berdiri sambil cengengesan di pertengahan anak tangga.

Bakal dapet siraman rohani di pagi hari nih gue, batin Ale.

Sedetik setelahnya, tanpa rasa bersalah, dia malah menempatkan bokongnya di atas pegangan tangga dan meluncur kilat kebawah.

"ALEEEEEE!"

Mamanya langsung memekik nyaring ala kpopers saat melihat oppa mereka topless di atas panggung.

Ale tidak memperdulikan teriakkan nyaring itu, malah berlari kecil menghampiri sang mama dan mencium kilat kedua pipi wanita paruh baya yang sangat dia sayangi dalam hidupnya.

"Selamat pagi mama Laudiya nya Ale tersayang yang cantiknya cetar membahana," sapa Ale diselingi cengiran menyebalkan yang selalu membuat Laudiya darah tinggi.

"KAMU TUH YAA, KERJAANNYA BIKIN MAMA JANTUNGAN TERUS, BOSEN MAMA CERAMAHIN KAMU BIAR GAK LARI DI TANGGA LAGI!"

Ocehan maut langsung keluar bagai mantra dari mulut Laudiya yang setiap pagi selalu sama. Bagaimana dia tidak kesal, melihat putri semata wayangnya yang setiap hari ada saja tingkah pecicilan. Membuat emosi!

Bahkan rasanya, dia tidak pernah melihat Ale turun tangga layaknya seorang manusia normal.

"Ale jadi bingung, sebenernya mama itu mama Laudiya nya Ale apa mama Dedeh? Kerjanya ceramah mulu," ucap Ale dengan santai, sambil fokus memasang jam tangan pink kesukaannya yang memang dibawanya dari kamar tadi.

Laudiya menarik napas panjang, bersiap untuk mengeluarkan jurus seribu ocehannya lagi untuk Ale dikagetkan dengan ciuman lembut menempel di keningnya.

"Selamat pagi, sayang ..." pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah suami yang sangat dicintainya.

Cup!

Tidak lupa Alano memberikan ciuman selamat paginya juga kepada Ale. "Selamat pagi princess Ale nya papa!"

"Pagi juga hot daddy nya Ale!" dengan manja Ale merangkul lengan Alano dan berjalan ke meja makan.

Melihat itu semua Laudiya batal mengeluarkan jurus seribu ocehannya, bahkan mungkin lupa dengan emosinya terhadap Ale dan malah mengikuti kedua orang itu berjalan ke meja makan untuk sarapan bersama seperti hari biasanya.

Bagi keluarga itu, sarapan bersama sudah seperti ritual yang wajib dilakukan. Bukan hanya untuk mengisi energi yang dibutuhkan tubuh, tapi untuk menambah moment kebersamaan, dan menciptakan kehangatan keluarga kecil mereka.

_______

       Di lain tempat, terlihat seorang pria baru saja keluar kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggang dan tangan yang sibuk mengusap rambut menggunakan handuk kecil di kepalanya.

Receh CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang