One

1.9K 689 851
                                    

"PUTRI BAPAK ALANO PANGERAN BERMOTOR MERAH SIAP MENGANTAR KE SEKOLAH! CEPET KELUAR WOYY!"

Ale berdecak mendengar teriakkan Ardan yang Ale yakini membangunkan seluruh penghuni komplek rumah mereka.

"Dasar tarzan metropolitan," gerutunya.

Ale berjalan ke arah gerbang luar rumah setelah pamit pada kedua orang tuanya. Bukannya langsung menghampiri Ardan, Ale malah menyenderkan tubuhnya pada gerbang besi hitam tersebut.

Melihat itu Ardan reflek mengernyitkan alisnya bingung. "Kuy berangkat! malah senderan di gerbang, dasar jomblo!"

Ale menunduk memperhatikan nail art warna-warni di kukunya seakan tidak menghiraukan protesan Ardan.

"Sini dong, kalau ngajak berangkat bareng harusnya dijemput dari depan rumah orangnya langsung, masak dari depan rumah lo sendiri," ucap Ale.

Ardan melotot kearah Ale. "Yaelah Le, ribet lo! lagian cuma lima langkah ini, gesit ah!"

Ale tetap diam tidak beranjak sedikitpun dari posisinya semula, Ardan menghela napas lelah menghadapi cewek astral yang apesnya lagi, mereka berstatuskan tetangga lima langkah! Ini yang buat gue pengen pindah ke venus!

Dengan pasrah, Ardan menyeret motornya mendekati Ale menggunakan kaki tanpa menghidupkan mesin ataupun turun dari atas motor sport itu.

"Nyusahin lo, kutil!" ujar Ardan

Ale hanya menunjukkan deretan rapih giginya ala iklan pepso***t yang sukses membuat Ardan ingin menelannya hidup-hidup.

"Cussss... otw cekulaah!" teriakkan cempreng ala Ale terdengar jelas di telinga Ardan. Setelahnya pria itu langsung melajukan motor menuju sekolah mereka, SMA Mandala.

_____

Sesampainya di sekolah, Ardan yang baru selesai memarkirkan motor dibuat kaget dengan teriakkan toa gadis bule yang sedang berlari kearah dirinya dan Ale.

"ALEEEE YUHUUUUU!"

"KEKEEEET!"

Ardan bertambah kaget sampai menutup kedua telinga menggunakan tangannya sendiri. Bagaimana tidak, Ale yang berdiri di sampingnya ikutan berteriak heboh melihat Katherina Alodia Collin alias Keket Tomket, panggilan yang dibuat oleh para sahabat gadis bule tersebut dan merasuk ke jiwa orang-orang di sekitar mereka untuk ikut memanggil Katherina dengan panggilan nista itu.

Sedetik setelahnya, dua gadis absurd tersebut sudah berpelukkan sambil melompat-lompat tidak jelas.

Ya, setiap bertemu, mereka selalu melakukannya dan membuat Ardan berfikir apa faedah dari kelakuan mereka itu?

Ardan melirik malas kearah mereka. "Drama lo berdua, macem baru ketemu setelah nyasar di hutan Amazon."

"Yeu si tiang bendera syiriikk," ucap Katherin

"Cuekkin aja, maklum jomblo. Kuy ke kelas!" ujar Ale.

"Lah jomblo teriak jomblo! Gapapa Ardan jomblo yang penting sombong," jawab Ardan sembari menyisir rambutnya dengan jari.

Ale menghiraukan cicitan Ardan, menggandeng manja lengan Katherin, bermaksud mengajak sahabatnya tersebut jalan bersama ke kelas mereka.

Mirip anak monyet gelayutan, ejek Ardan dalam hatinya melirik gandengan tangan Ale dan katherin.

Ejekkan itu hanya berani diucapkan Ardan dalam hati, karena takut si monyet berubah menjadi gorila dan menyerangnya. Ardan tidak siap.

_____

Mereka bertiga jalan bersama di koridor sekolah menuju kelas masing-masing dengan khidmat, sampai...

"Adaw daw daww ...."

Kepala Ardan dan Ale seketika menoleh ke arah Katherin yang meringis serta cara jalannya yang aneh.

Katherin berjalan degan kaki yang saling berhimpitan satu sama lain dan meliyuk-liyukkan badannya.

"Kenapa sih Ket?" tanya Ale menghentikkan jalannya, diikuti Katherin dan Ardan.

"Kebelet pipis Le," jawab katherin dan dihadiahi toyoran geratis dari Ale.

"Ya ke WC ogeb! bukannya malah uget-uget macem ulet bulu." Ale gemas melihat kebolotan sahabatnya itu.

"Hehh tulul emang," sambar Ardan yang ikut gemas dengan tingkah bodoh Katherin.

Katherina menepuk jidatnya sendiri. "Oh, iya ya!"

Bagai mendapat ilham dari Ale, Katherin langsung berlari mencari WC terdekat, meninggalkan dua orang yang berucap istighfar dan mengusap dada karena nya.

Setelah sosok Katherin tidak terlihat, Ale dan Ardan melanjutkan langkahnya berjalan ke kelas dengan puluhan pasang mata yang memandang takjub kearah mereka.

Bagaimana tidak? Ale yang berada di daftar teratas siswi cantik SMA Mandala dengan santainya berjalan di samping Ardan.

Siapa yang tidak mengenal Ardan? Kapten basket, kakak kandung dari ketua OSIS SMA Mandala, anak pengusaha terkaya di Asia.

Fisik? Jangan ditanya, Ardan memiliki wajah tampan, tinggi diatas rata-rata, tubuh proposional. Belum lagi berjuta bakat yang dimilikkinya, mulai dari keahlian memainkan berbagai alat musik, memiliki suara yang bagus, jago disemua bidang olahraga, terutama basket. Yang terakhir dia ahli dalam menaklukkan wanita. Ya, Ardan adalah playboy sejati yang namanya bukan hanya terkenal di SMA Mandala tapi juga di sekolah tetangga. Ahh... mungkin seluruh sekolah SMA di daerah Jakarta. Anehnya ada saja wanita yang mau jadi korban sikap playboy Ardan.

Tingkah pecicilan, rusuh, ocehan nyeleneh yang kerap keluar dari mulut Ardan tidak membuat para fansnya ilfeel. Justru menurut mereka, itulah daya tarik seorang Alfathir Ardanio Fahrezi, bukannya terlihat cool malah menjurus ke bodoh. Benar-benar merusak imajinasi para wanita tentang most wanted yang sering mereka baca di novel maupun cerita-cerita wattpad.

_____

Ardan dan Ale masih tetap berjalan santai di koridor sekolah, dengan sesekali menjahili satu sama lain, Ardan yang menarik tas ransel pink Ale hingga membuat gadis itu tertarik kebelakang dan balasan Ale yang menjewer telinga Ardan sampai pekikkan kesakitan terdengar dari mulut si korban.

Sesekali juga Ardan bersiul, menggoda siswi yang terlihat sexy bersliweran di sekitar mereka, tidak lupa jurus kedipan mata layaknya orang cacingan dikeluarkan oleh Ardan, membuat Ale ingin muntah.




Tbc

Im Yoon Ah as Arletta Audiya Alano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Im Yoon Ah as Arletta Audiya Alano

____________

Terimakasih bagi yang sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita Ale dan Ardan 🙏

Receh CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang