Six

1K 391 371
                                    

Gue tau ada sesuatu,
gue gak akan tanya.
Bukan karena enggak peduli, tapi gue nunggu kepercayaan dari lu untuk berbagi masalah yang lu hadapin dengan sendirinya.

-Alfathir Ardanio Fahrezi

____________________

       Gerbang sekolah baru saja ditutup saat ban motor Ardan berhenti tepat beberapa senti di depannya, bahkan rombongan siswa yang terlambat dengan kilat menyingkir dari depan gerbang. Takut tertabrak Ardan!

Ardan membuka helm full face-nya, mengeluarkan jurus senyuman maut kepada Guru BK yang melotot tajam kearahnya dari dalam gerbang. "Pagi Ibu Latifah, guru kesayangan Ardan!"

"Gak usah sok manis kamu!"

Glekk

Ardan menelan ludahnya susah payah. Gue lupa, senyuman gue gak mempan ke Bulat, batin Ardan.
'Bulat' panggilan guru paruh baya tersebut dari murid SMA Mandala, yang diambil dari singkatan nama Bu Latifah dan entah memang takdir atau apa, panggilan tersebut cocok dengan tubuh pendek, bulat berisi miliknya.

"Kamu tuh telaat terus tiap hari! Bosen ibu ngehukum kamu!" Bu Latifah menunjuk wajah Ardan yang terhalang gerbang sekolah menggunakan penggaris panjang.

"Kalau bosen ya jangan ngehukum Ardan bu. Lagian kemarin Ardan gak telat," ucap Ardan membela diri.

"Gak telat sehari aja kamu sebut terus!" Ardan kicep dengan jawaban Bu Latifah.

"Yaudah Pak, bukain aja gerbangnya biar mereka saya hukum, kalau dibiarin di luar gerbang yang ada mereka bolos!" ujar Bu Latifah kepada Pak Suradi, satpam sekaligus penjaga sekolah.

Dengan cepat Pak Suradi membuka gerbang, membiarkan siswa yang telat masuk ke halaman sekolah.

"Kalian yang telat saya hukum nyapu taman belakang, BUAT KAMU ARDAN!" Ardan kaget reflek menoleh kearah Bu Latifah.

"Kamu saya hukum bersihin toilet sekolah dari lantai 1 sampai 3! SIKAT YANG BERSIH!"

"Jangan toilet deh bu, Ardan ikut bersihin taman belakang aja ya ... yaa ..." Ardan memasang muka memelasnya.

"Pilih bersihin toilet, apa ibu suruh kerjain soal kimia dari Ibu Aini?!" Bu Aini adalah guru kimia kelas XI jurusan IPA. Yang berarti guru kimia yang mengajar Ardan, dan satu sekolah tau kalau Ardan sangat takut dengan soal kimia.

"YA ALLAH IBU TEGA!" Ardan gelagapan, "Iyadeh iya! Ardan pilih bersihin toilet!" mendengar jawaban Ardan membuat Bu Latifah tersenyum puas, lalu berjalan terlebih dahulu ke toilet dengan diikuti Ardan yang menggerutu tanpa suara di belakangnya.

_____________

       Ale berjalan dari kantin dengan tangan menenteng kresek berisi aneka jenis permen. Tiba-tiba saja kepalanya ditarik ke samping, dan didekap ke dalam ketiak seseorang.

"Eh Anjir! Bau!" Ale berontak dengan kepala yang menggeleng kuat, berharap terlepas dari dekapan tersebut.

"Hahaha mampus cium nih ketek gue!" jawab sang pelaku yang suaranya sangat dihafal oleh Ale.

"Ardan kampret! Lepas woy! Ketek lo bau!" Ale semakin memberontak, memukuli perut sang pelaku yang sudah dipastikan adalah Ardan.

"Bodo! Salah siapa ngibulin gue, pake alasan eek! Cium tuh keringet gue yang abis nyikatin WC sekolah!"

"Ampun! Ale gak jahilin Ardan lagi! Ale baru beli permen banyak, nanti Ale bagi deh!" ucap Ale membujuk Ardan.

Kasian juga Ale bisa keracunan ketek, pikir Ardan dan langsung melepas dekapannya.

"Ketek lo bau bangke!" protes Ale sambil melotot kearah Ardan.

"Itu bau kerja keras bersihin toilet karena telat, gara-gara lo!" jawab Ardan santai. "Mana permennya?" Ardan menadahkan tangan kearah Ale. Ale manyun, tidak rela memberikan permen miliknya.

"Cepet Le, atau..." belum sempat Ardan menyelesaikan ucapannya, Ale langsung menaruh beberapa permen ke tangan pria tersebut. "Tuh!"

Ardan memasukkan permen yang diberi Ale ke dalam sakunya. "Pinter, Ardan emang gak salah pilih calon istri. Yuk ke kelas!" Tangan kiri Ardan langsung merangkul bahu Ale.

"Preeett! Calon suami macem apa yang dekepin muka calon istrinya ke ketek!" sengit Ale.

"Cieee Ale ngakuin Ardan sebagai calon suami!" Ardan kegirangan, menusuk-nusuk pipi Ale menggunakan telunjuk tangan kanannya yang bebas.

"MANA ADA!"

"TADI!"

"ENGGAK!"

"IYA!"

BRUKKK

"Awh ..." kegitan bertengkar mereka terhenti saat Ale meringis karena bahunya ditabrak, bahkan rangkulan Ardan sampai terlepas.

Ale menoleh, melihat siapa yang menabraknya, dan langsung terdiam saat mata mereka saling tatap.

"Woy! Kalau jalan liat-liat dong!" Ardan membentak siswi yang menabrak bahu Ale, sedangkan siswi tersebut nampak tidak peduli, lalu melanjutkan jalannya lagi setelah beradu tatap dengan Ale.

"Gak minta maaf lagi! Gila!" oceh Ardan, lalu beralih menatap Ale. "Sakit Le?" tanya Ardan yang hanya dijawab Ale dengan gelengan.

"Kok lo diem aja sih ditabrak gitu! Sengaja itu pasti." Ardan heran. Jelas-jelas siswi yang menabrak Ale itu sengaja, tapi Ale malah diam saja. Sedangkan yang Ardan tau, Ale tidak akan suka diperlakukan seperti tadi oleh siapapun.

"Udahlah, dia begitu mungkin karena gue pernah berbuat salah sama dia," jawab Ale, membuat Ardan menghela napas panjang. "Karena gue pantes diperlakuin begitu..." sambung Ale pelan dengan kepala yang menunduk.

"Gue tau ada sesuatu, gue gak akan tanya. Bukan karena enggak peduli, tapi gue nunggu kepercayaan dari lo untuk berbagi masalah yang lo hadapin dengan sendirinya." ujar Ardan pelan sambil memandang lekat Ale, membuat kepala Ale yang menunduk mendongak dan balas menatap Ardan.

Ardan tersenyum kearah Ale, kali ini senyuman tulus, bukan senyuman tengil ataupun senyuman merayu yang sering ditunjukkannya kepada Ale.

Ale membalas senyuman Ardan sama tulusnya, makasih Ardan, lu gak maksa gue buat cerita. Gue lagi belajar untuk mengikhlaskan itu semua.







Tbc

___________________

a/n

Siapa siswi yang nabrak Ale? Ada hubungan apa itu siswi sama Ale? Penasarankan? Tungguin nex part yaa 😘

Receh CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang