SEPT

4K 659 66
                                    

"What are you? Five?" Ten berusaha mengatur napasnya yang tidak teratur selepas berlari menyusuri jalan menurun yang menghubungkan Ladang Bunga Canola dan Pantai Hamdeok.

Ten tidak tahu apa yang ia pikirkan saat tadi menyetujui usul Lisa untuk berlomba siapa dulu yang dapat tiba di dasar. Keduanya berlari seolah tidak akan ada hari esok. Meskipun pada akhirnya tidak ada yang menang, keduanya menyerah di tengah jalan karena terlalu lelah. Napas mereka seolah nyaris habis karena berlari tanpa henti sejauh itu.

"What are you? Fifty?" Lisa balas mencela Ten yang masih menunduk dengan kedua tangan bertumpu di atas lutut. Ia tertawa puas saat melihat laki-laki di hadapannya tersebut mendengus.

Lisa meraih ransel kecil yang tersampir di punggungnya, lalu mengeluarkan botol air mineral yang tadi ia bawa. Setelah membuka tutupnya, ia menyerahkan botol tersebut pada Ten. "Minumlah. Kau sepertinya akan pingsan." Ada nada geli di suaranya. Ten mendelik, namun tak ayal meraih botol pemberian Lisa dan menenggak air mineral tersebut.

Lisa beralih menatap hamparan laut berwarna biru yang masih berada cukup jauh di bawah sana. Tapi berada di atas dataran tinggi seperti ini justru membuat pemandangan di bawahnya terlihat sangat indah. Warna biru dari air laut di depan matanya membawa rasa tenang tersendiri baginya. Ditambah lagi dengan semilir angina pantai yang berembus menerpa wajahnya. Ia merasa sangat damai.

"Nikmatilah hari ini, karena besok kita harus kembali ke dunia nyata." Ten bersuara. Botol air mineral di tangannya tinggal terisi setengah. Pandangannya ikut menerawang jauh ke depan. Menikmati setiap detik berharga yang mungkin tidak akan terulang kembali di masa depan.

"Kau benar, ini semua terasa seperti mimpi. Segala yang terjadi di sini, rasanya terlalu menyenangkan untuk menjadi kenyataan." Lisa menyahut. "Rasanya seperti kau tidak ingin meninggalkan mimpimu, karena mimpi itu terlalu indah. Dan saat kau terbangun nanti, kenangan akan mimpimu hanya akan berupa fragmen-fragmen kecil yang perlahan akan terkikis dari ingatanmu. Lama-lama kau akan melupakan betapa indahnya mimpi yang kau alami. Semua karena kenyataan yang menunggumu di luar sana akan jauh lebih kejam dan menyakitkan hingga membuatmu tidak akan sempat untuk mengingat kembali fragmen-fragmen kecil tersebut."

Ten tidak menyahut. Ucapan Lisa barusan seolah telah menyentil satu titik sensitif dalam dirinya. Ada banyak hal yang berkecamuk di pikirannya. Berbagai kemungkinan-kemungkinan yang tersusun di kepalanya tanpa jeda. Tentang dirinya. Tentang Lisa. Tentang kemungkinan yang akan terjadi jika ia mengenal Lisa terlebih dahulu sebelum perempuan itu mengenal Sehun. Tentang kemungkinan yang akan terjadi jika saja Lisa memilih untuk meninggalkan suatu hari nanti.

Keheningan melingkupi keduanya. Namun tidak ada sedikitpun kecanggungan di sana. Hanya perasaan tenang dan damai. Hanya perasaan yang nyaman serta hangat.

"Lisa?" Ten kemudian memilih untuk memecah keheningan di antara mereka. Perempuan itu menoleh tanpa bersuara, menunggunya untuk melanjutkan ucapannya.

"What if fate made you met me first before you met him. Do you think I stand a chance to be with you?"

Lisa diam sejenak. Ia kembali melempar pandangannya pada hamparan laut di depan sana.

"I'd never bet my self on 'what ifs'. I believe whatever I have going through until now are blessing. They are too precious to me, and I don't want to lose all of these memories I have. Everything has its meaning. All the awful and beautiful things that happened into my life, they taught me how to be strong. So I'd never bet all of these precious things with 'what ifs'"

Jawaban yang ia dengar barusan terasa sangat menyakitkan di telinganya. Well, Ten jelas tahu seberapa besar luka yang kini sedang dirasakan Lisa. Tapi Ten tidak pernah tahu jika perempuan itu begitu mencintai Sehun hingga menganggap semua hal yang terjadi di antara mereka begitu berharga. Terlalu berharga meskipun melukainya. Terlalu berharga, hingga tak pernah ingin ia pertaruhkan demi kemungkinan-kemungkinan yang tidak pasti.

infidélitéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang