Sehun merasa aneh. Lisa kini jelas mulai bersikap aneh. Sekembalinya dari rumah sakit, Lisa mulai berubah sikap. Perempuan itu seperti sosok asing yang tidak pernah Sehun kenal sebelumnya. Jika sebelumnya Lisa masih kerap menebar senyum setiap kali bersamanya, kini perempuan itu sering terlihat murung dan memendam sesuatu. Namun Sehun tidak tahu apa alasan dibalik perubahan sikap itu, dan Lisa juga tampaknya tidak ingin membagi apa yang kini tengah mengganggunya.
Jarak di antara mereka mulai tercipta. Tidak peduli sekeras apa pun usaha Sehun untuk berusaha mendekatkan diri, Lisa akan sama kerasnya pula memberikan jarak di antara mereka. Perempuan itu kini bahkan tidak lagi tidur sekamar dengannya. Ia lebih kerap tidur di kamar tamu, atau kadang kembali ke rumah keluarganya. Sehun bahkan tidak bisa mengingat kapan terakhir kali ia menggenggam jemari tunangannya itu.
Dari semua perubahan yang terjadi pada sikap Lisa, hal yang paling membuat Sehun kalut adalah saat ia tidak menemukan Lisa di mana pun. Sepulangnya ia dari kantor dan setelah mengantarkan Yeri, ia tidak dapat menemukan Lisa di apartemennya. Perempuan itu juga tidak berada di kediaman keluarganya, yang ia ketahui setelah menghubungi ke sana. Laki-laki itu sudah berkali-kali menghubungi nomornya, namun sepertinya Lisa sengaja mematikan ponselnya sehingga ia tidak bisa dijangkau sama sekali. Hal yang menambah kekalutannya adalah cincin pertunangan Lisa yang tergeletak begitu saja di atas meja riasnya.
Dengan perasaan campur aduk, Sehun segera berlari menuju walk in closet, memeriksa rak yang memang dikhususkan untuk pakaian-pakaian Lisa. Hatinya mencelos saat didapatinya setengah dari jumlah pakaian yang biasanya tergantung di sana menghilang. Ia melirik sudut ruangan, koper milik Lisa yang biasanya berada di sana kini juga tidak ada. Rasa pusing yang luar biasa tiba-tiba menderanya, membuatnya terhuyung beberapa langkah. Ia segera meraih benda terdekat yang bisa ia raih untuk menyangga tubuhnya.
Tidak, Lisa tidak mungkin meninggalkannya. Lisa tidak boleh meninggalkannya. Ia terlalu mencintai perempuan itu. Ia tidak akan sanggup hidup tanpa Lisa. Ia harus menemukan Lisa secepatnya.
Dengan tubuhnya yang limbung, Sehun berjalan pelan untuk kembali ke kamarnya. Ia mendudukkan dirinya di sofa terdekat. Ia membawa tangan kanannya untuk mengusap wajahnya. Ada rasa letih yang membebani bahunya. Ia seolah kehilangan seluruh tenaganya begitu saja. Jarinya gemetaran saat ia berusaha membuat panggilan dengan ponselnya. Ia segera menghubungi asisten pribadinya, suaranya ikut bergetar saat ia memerintahkan asisten tersebut untuk mencari tahu kemana perginya Lisa. Pasti ada rekam jejak dari perempuan itu jika memang dia pergi jauh. Ia bisa melacak ke mana perginya perempuan itu melalui transaksi terakhirnya, atau apa pun. Apa pun, ia harus menemukan Lisa dengan cara apa pun. Ia tidak akan membiarkan perempuan itu pergi dari hidupnya. Tidak sekarang, tidak juga nanti.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selama dua jam belakangan, hanya ada satu kegiatan yang dilakukan oleh Yeri. Ia berulang kali membuka ponselnya hanya untuk mendapati notifikasinya kosong. Pesan yang ia kirimkan pada Sehun sejak dua jam lalu bahkan belum dibaca oleh laki-laki itu. Hal itu cukup aneh. Sehun tidak pernah mengabaikan pesannya sebelumnya. Laki-laki itu akan selalu menyempatkan waktu untuk membalas pesannya kapan pun. Bahkan ketika laki-laki itu sedang bersama Lisa. Tapi hal itu tidak terjadi hari ini. Seluruh pesan yang ia kirimkan tak ada satu pun yang dibaca. Begitu juga teleponnya. Berkali-kali ia mencoba menelepon Sehun, tapi tidak ada satu pun yang diangkat.