Meskipun telah memaafkan Sehun dan memberinya kesempatan kedua, bukan berarti hal yang kemarin terjadi di antara mereka terlupakan begitu saja dari benak Lisa. Pengkhianatan dan luka yang disebabkan oleh Sehun tetap membayanginya. Ia tahu, ia tidak akan mampu melupakan hal-hal menyakitkan tersebut dalam waktu singkat. Ia akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa benar-benar melupakan itu semua.
Tapi hubungan yang telah mereka jalin selama lima tahun masih pantas untuk mendapat kesempatan kedua bukan? Lagi pula, Sehun telah berjanji untuk memperbaiki semuanya. Dan jika memang dengan kesempatan terakhir yang ia berikan Sehun masih menghancurkan kepercayaannya, Lisa tidak akan pernah berpikir ulang untuk meninggalkan laki-laki itu.
Aroma bumbu yang kini tengah ia tumis di atas teflon memenuhi indera penciumannya. Ia meraih potongan daging yang telah ia siapkan, lalu memasukkannya ke dalam tumisan tersebut. Beberapa kali menggunakan spatula untuk mengaduk potongan daging serta bumbu tersebut. Lisa berbalik untuk mengambil nasi putih yang ia letakkan di meja yang tak terlalu jauh darinya. Dari sudut matanya, ia melihat Sehun memasuki dapur masih dengan menggunakan piyamanya. Ia tak terlalu memperhatikannya, dan memilih untuk fokus pada masakannya.
Lisa tengah berusaha mengaduk nasi yang baru saja ia masukkan dalam tumisan tersebut saat kedua lengan kokoh Sehun melingkari perutnya.
"Good morning," bisik Sehun dengan suara serak khas bangun tidurnya. Lisa menggumam sekilas, masih terlalu fokus dengan masakannya.
"Ah, rasanya sudah lama sejak aku terakhir kali memasak untukku. Aku merindukannya." Sehun bergumam. Matanya tertuju pada nasi goreng yang kini mulai berwarna keemasan.
Well, if you didn't fucked up, I wouldn't even gone missing. Lisa tidak mengatakannya, hanya menyimpannya dalam hati.
"Sebaiknya kau mandi, sebentar lagi nasi gorengnya matang." Lisa berujar, tiba-tiba saja tidak merasa nyaman dengan keberadaan Sehun di sekitarnya.
Sehun menggumamkan ya sebelum kemudian beranjak setelah mengecup pipi Lisa. Meninggalkan Lisa sendirian di dapur. Ia tidak melihat helaan napas berat yang Lisa keluarkan begitu punggungnya menghilang dibalik dinding.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa yang akan kau lakukan hari ini?" Sehun bertanya setelah mereka berdua duduk di meja makan. Menyantap nasi goreng yang masih hangat.
"Entahlah, aku tidak memiliki rencana apa pun." Lisa menjawab seadanya. Ia membawa sesuap nasi terakhir ke dalam mulutnya, lalu meletakkan sendok dan garpu yang ia gunakan di atas piring dalam keadaan tengkurap. Setelah menelan nasinya, ia meraih segelas jus apel yang tadi sempat ia buat, kemudian meneguknya.
Sehun ikut menyelesaikan sarapannya dan meminum jus yang sudah disiapkan Lisa untuknya. Ia berdehem sekilas, lalu berujar, "bagaimana kalau kita pergi berkencan?"
"Kau harus bekerja, Sehun. Kau sudah meninggalkan pekerjaanmu terlalu lama." Lisa menolak ajakan tersebut dengan halus. Ia sendiri tidak yakin ia bisa menghabiskan waktu dengan Sehun tanpa memikirkan bayangan pengkhianatan yang sempat Sehun lakukan di belakangnya.