HUIT

4K 676 97
                                        

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

Lisa mengalihkan matanya dari buku menu yang terbuka di hadapannya untuk menatap Yeri yang kini tengah menatapnya dengan gugup. Ia melempar sebuah senyuman ringan. Perempuan yang duduk di hadapannya itu kini tengah gugup. Ia bisa melihat kedua tanganny yang saling tertaut di atas meja. Juga dari caranya menggigit bibirnya sendiri.

"Chill, kau tidak ingin memesan apa pun? My treat." Lisa berujar santai. Ia kembali membuka halaman buku menu itu. Menimbang-nimbang menu apa yang ingin ia pesan.

Yeri tidak tahu apa yang kini tengah ada di kepala Lisa. Ia sama sekali tidak bisa menebak apa yang akan perempuan itu lakukan terhadapnya. Ia terlihat terlalu tenang. Dan hal tersebut cukup membuat Yeri merasa gugup setengah mati. Rasanya akan lebih baik jika Lisa mengamuk di hadapannya saat itu juga. Sehingga ia tahu bagaimana harus membalas Lisa. Tapi tidak, Lisa tidak seperti apa yang ia bayangkan selama ini. Perempuan itu terlalu tenang. Seolah telah benar-benar menguasai suasana. Dan Yeri tidak bisa melakukan apa pun untuk membalik keadaan.

Lima menit kemudian seorang pelayan datang untuk menyatat pesanan Lisa, perempuan itu tetap memesankannya secangkir latte meskipun ia telah menolak. Setelah pelayan itu pergi, Lisa duduk bersandar pada kursinya. Tangannya tersilang di depan dadanya. Seketika aura di sekeliling perempuan itu berubah. Wajahnya ikut berubah tegas. Senyuman yang sedari tadi tak pernah luntur dari bibirnya kini berubah menjadi sebuah garis tipis.

Kedua lutut Yeri terasa lemas saat matanya bersitatap dengan kedua mata Lisa yang tengah menatapnya dengan tajam. Ia membuang pandangannya kemana saja. Ia tidak ingin menatap kedua mata itu. Atau ia akan menyerah saat itu juga.

"Kau mengecewakan ekspetasiku, Yeri." Lisa berujar dengan nada datar. Tidak ada emosi apa pun dalam suaranya. Terlalu tenang. Yeri tidak menyukainya.

"Tempo hari kau bertindak sangat berani dengan mengirimiku foto tersebut. Kemana keberanianmu itu pergi?" Lisa melanjutkan perkataannya saat Yeri tak juga menyahut ataupun menatapnya.

"Well, harus kukatakan foto yang kau ambil cukup bagus untuk dimuat dalam tumblr seperti anak-anak muda sekarang. Tapi sayang resolusinya jelek. Seharusnya kau mengambil foto bersama Sehun di studio atau setidaknya dengan kamera professional. Sama seperti foto-foto kami yang pernah kau lihat berada di setiap sudut apartemen Sehun. Jika kau pernah masuk ke sana tentu saja. Tapi melihat kau tiba-tiba berdiri di depan pintu kami, sepertinya ia pernah membawamu ke sana." Lisa berbicara kembali, matanya mengamati perubahan emosi di wajah Yeri. Ada kilatan-kilatan emosi tertampak di wajah perempuan yang kini juga tengah menatapnya tersebut.

"Apa yang sebenarnya kau inginkan?" Yeri akhirnya bersuara. Ada amarah yang dipendamnya di dalam tenggorokan.

"Me? Bukankah seharusnya aku yang menanyakan hal tersebut kepadamu? Apa yang sebenarnya kau inginkan? Kau tahu benar Sehun telah bertunangan, lalu apa yang kau lakukan dengan menjalin hubungan dengannya di belakangku tentu saja salah. Apa yang kau inginkan?" Lisa membalik pertanyaan tersebut.

Keduanya diam saat seorang pelayan datang untuk mengantarkan pesanan mereka. Sekilas, senyuman ringan kembali ditampakkan Lisa pada pelayan tersebut. Lalu setelah pelayan itu pergi, senyum itu hilang begitu saja. Berganti kembali menjadi sebuah wajah tanpa ekspresi.

"Sehun adalah laki-laki pertama yang mencintaiku apa adanya. Ia adalah orang pertama yang hadir dalam hidupku dan membuat segalanya sangat indah." Yeri berujar, matanya menerawang, seolah tengah berusaha mengingat kenangannya bersama Sehun. "Sejujurnya, dari awal aku tahu apa yang kulakukan salah. Tapi Sehun dengan segala perhatian dan sikap manisnya, semuanya terlalu indah. Dia membuatku bahagia. Semua yang dia lakukan untukku, tidak pernah kudapatkan dari laki-laki lain. Dia terlalu berharga."

infidélitéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang