Hai, chapter 8 siap!!! Bagaimana nasib Ron? Langsung baca, ya!
Happy reading!
_________
"Tapi kami mau beli minuman, Madam—"
"Sorry, sir. Tapi di dalam ada Mr. Potter dan—"
Hermione memalingkan wajahnya dari Ron ke beberapa pegawai Kementerian yang sedang berdebat di depan pintu cafetaria. Diikuti Ron dan Harry yang langsung ikut menoleh ketika nama Harry disebut-sebut.
"Lihat, karena ulah kalian berdua, kedai Mrs. Madison jadi ditutup untuk menjaga privasi kita di sini. Kau yang memintanya, Harry?" tuduh Rong langsung pada Harry.
Harry menggeleng. Ia memang meminta ijin pada Mrs. Madison sebagai pemilik kedai untuk ia bersama Hermione dan Ron berbincang cukup serius di tempat usahanya. Tapi, jika melihat pegawai lain sampai dilarang masuk, Harry rasa itu cukup berlebihan. Toh, posisi duduk mereka cukup jauh dari meja pemesanan. Tidak akan mengganggu, mantra peredam suara juga akan digunakan jika itu dibutuhkan.
Perdebatan antara pegawai Kementerian pria yang ingin membeli minuman kembali berlanjut, bahkan satu di atara mereka sempat merangsak masuk nekat karena terlalu kehausan. Harry langsung berdiri coba meredamkan suasana.
"Loh, Mr. Potter," kata Mrs. Madison terkejut dengan kedatangan Harry dibelakangnya.
"Tidak apa, Mrs. Madison, biarkan mereka masuk. Kami di dalam hanya ingin berbincang saja, kalaupun nanti cukup ramai, kami bisa gunakan mantera untuk melindungi privasi kami. Tak apa, anda juga masih harus menjajakan makanan dan minuman ada, kan?" Harry menarik Mrs. Madison agar memberi jalan para pegawai lain untuk segera masuk.
Mereka yang sempat dihalang-halangi langsung bersorak girang, mendengar Harry memberikan kesempatan bagi mereka agar masuk dan memesan makanan. Bahkan Harry memberikan harga gratis pada makanan dan minuman yang mereka pesan sebagai permintaan maaf.
"Terima kasih, Mr. Potter. Jadi, Madam, ayo masuk. Kami pesan kacang panggang dan Butterbeer—"
Satu persatu pesanan masuk bahkan pesanan Harry sendiri belum selesai disajikan.
"Kalau ada yang gratis saja langsung ramai," gerutu Hermione ketika Harry kembali kebangkunya. "Dan semoga Butterbeer ini juga kau yang bayar, Harry. Dompetku tertinggal," Hermione tertawa malu-malu.
"Mintalah lagi kalau kau mau, aku yang bayar," Harry menggenggam gelas Butterbeernya sambil menatap Ron yang menunduk sambil menyeruput minumannya. Ron tidak banyak berkomentar sejak pesanan Harry untuk mereka datang.
Satu persatu pegawai yang selesai mendapatkan makanannya mengucapkan terima kasih pada Harry. Ia hanya bisa mengangguk atau sekedar menjawab, 'sama-sama' pada mereka semua. Jika dilihat pesanan para pegawai itu memang tidak seberapa, tapi jika dihitung-hitung berapa penyihir yang memesan, uang yang harus Harry bayar tidak terhitung sedikit. Tapi itu bukanlah masalah untuk Harry.
"Itu berlebihan, Harry. Kau terlalu baik pada mereka," kata Hermione.
"Untuk membahagiakan orang lain, itu tidak berlebihan, Mione. Anggap saja hari ini mereka sedang untung." Harry tertawa pelan, "bahkan untuk membahagiakan keluarga sendiri saja, sebesar apapun tindakan kita, sepertiku tadi misalnya, tidak ada apa-apanya. Karena itu sebuah tanggung jawab."
Ron menelan susah payah cairan berbusa dari dalam cangkir besarnya. Benar, Ron merasa disindir secara halus oleh Harry. "Katakan, apa yang ingin kalian bicarakan sekarang. Bukankah Kingsley memintaku juga datang? Bisa-bisa kita diomel habis-habisan—"

KAMU SEDANG MEMBACA
Home? (Romione - HP Fanfic)
FanfictionHugo melakukan sesuatu diluar dugaan. Rumah keluarganya hancur hingga tak dapat ditempati lagi. Alhasil, Ron dan Hermione harus rela mengatur segalanya demi mendapatkan rumah baru. Namun, sebelum kembali memiliki rumah baru, Harry dan Ginny siap mem...