Chap 5 (The Guy Gaung)

140 15 1
                                    

Intan yang tak ikut ke kantin, asik berdiri di rooftop sekolah yang menghadap langsung ke arah lapangan membuatnya mudah melihat sekelompok cowok yang sedang mendrible bola di bawah sana. Dirinya tampak tenang dengan suasana rooftop yang sepi. Ya, Hanya ada dia disana. Sepertinya Intan mulai menyukai rooftop itu dan akan menjadikannya sebagai tempat untuk menyendiri. Sejenak Intan menghela napas. Entah apa yang dipikirkan cewek itu.

"Kenapa nggak ke kantin lu?"

Intan menoleh kebelakang melihat siapa yang berbicara barusan.
"Gaung? Ngapain lu dimari?"

Gaung terkekeh. Bukannya menjawab, cowok itu malah berjalan mendekati Intan dan berdiri tepat disamping cewek itu. Dengan setia mata Intan mengikuti setiap pergerakan Gaung, yang justru tidak menatapnya sama sekali. "Hmm mau nemanin elu, may be." Ujar Gaung sambil melirik Intan beberapa detik kemudian kembali menatap ke arah lapangan. "Gua tau kalau sendirian itu gak enak. Ngenesnya keliatan banget." Ledek Gaung.

Intan mencibir "Ngenes? Kagak tuh. Gua sendirian itu bukan karena ngenes. Tapi karena gua emang pengen sendirian aja." Intan membantah dengan sewot.

"Sama aja beb." Gaung berujar kemudian tersenyum karena ucapannya sendiri.

"Beb? Dih siapa lu manggil-manggil gua beb?" Dengan sewot nya Intan menatap jijik ke arah Gaung.

Gaung memperbaiki posisinya, kini tubuhnya menghadap Intan dengan tatapan yang sepenuhnya terarah pada cewek itu.

"Siapa gua? Coba tebak gua siapa." Ujar Gaung.

"Nama lu Gaung." Dengan ekspresi polos nya Intan menjawab. Ingin sekali Gaung menertawai ekspresinya itu namun cowok itu memilih untuk menelan tawanya bulat-bulat.

"Nama lengkap gua tau gak?" Gaung menaikkan satu alisnya, masih memperhatikan Intan dengan seksama.

Hening beberapa menit. Intan tampak berpikir.

"Lama amat. Tau nggak?" Gaung menggerutu karena Intan tak kunjung menjawab. Padahal Gaung menanyakan hal yang sangat mudah namun Intan membuatnya menunggu hingga lumutan.

"Nggak! Lagian unfaedah banget buat tau nama lengkap lu." Jawab Intan sambil mengedik kan bahu cuek.

Gaung mendengus kesal dengan sikap Intan yang menyebalkan.
"Gak usah sok cuek. Gua tau kalau diam-diam lu mikirin siapa nama panjang gue, ya kan?" Gaung bertanya dengan kepercayaan diri tingkat dewa.

Intan kembali mencibir seraya menghadapkan tubuhnya ke arah lapangan. "Kan udah gua bilang, unfaedah banget mikirin nama lu."

"Masa sih? Kok gua gak yakin ya lu gak mikirin gua." Tanya Gaung dengan mimik tak percaya yang dibuat-buat.

"Mikirin lu gak jadi uang!" Sinis Intan kesal kemudian berlalu dari tempat itu. Padahal baru saja ia mendapatkan tempat yang tepat untuknya menyendiri tapi dengan seenak jidatnya Gaung malah membuatnya risih. Bukan risih pada tempat itu tapi risih dengan kehadiran cowok itu.

Gaung hanya menatap kepergian Intan. Tak ada niat untuk mengejar cewek itu. Cewek yang mulai mengusik pikirannya sejak beberapa menit yang lalu.

Angin terus berhembus menerpa wajah Gaung. Setelah 10 menit berada disana sendirian, Gaung pun tersadar ia tak bisa berlama-lama lagi disana karena bel masuk akan berbunyi beberapa menit lagi.

*****

Intan berjalan santai menyusuri koridor sekolah yang tak begitu ramai. Ia bingung harus kemana setelah ini. Sementara bel masuk akan segera berbunyi menandakan waktu istirahat mereka telah habis. Namun Intan sedang tak ingin belajar sekarang. Ia masih ingin menyendiri. Dengan pikiran yang bergelajut sejak tadi.

My Bad Boy-[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang