Bandara internasional
Perjalanan panjang melalui jalur penerbangan memang melelahkan.
Perjalanan panjang melalui jalur penerbangan memang selalu membuatku jet lagi. Apalagi yah-kalian kan tahu sendiri aku mempunyai masalah jantung. Aku memang benci ketinggian,saat berada diatas pesawat aku lebih memilih untuk tidur.
Sedikit kebingungan, aku mendorong troliku untuk menuju pintu keluar kedatangan internasional. Aku merogo saku jaket dan mengeluarkan selembar kertas yang bertulisan alamat yang harus aku tuju. Sial memang, aku berharap dia menjemputku dan menyambutku dengan hangat. Ah, mungkin saja dia sibuk.
Lalu sekarang aku harus bagaimana?sepertinya naik taksi adalah ide yang sangat cemerlang. Disituasi seperti ini memang otakku harus bekerja dengan sempurna. Saat sudah keluar dari bandara, aku memanggil dan menunjukan alamat yang harus aku tuju kepada sopir itu. Rupanya ia mengangguk mengerti. Aku bersorak girang dalam hatiku. Satu masah sudah terselesaikan.
Kini hanya menanti tibanya saat itu. Saat dimana aku harus berhadapan lagi dengannya setelah 10 tahun tak bertemu.
****
Derap langkah kakiku berdecit saat menapaki tangga yang terbuat dari kayu itu. Rumah itu begitu asri dengan desain yang sangat artistik. Mayoritas menggunakan bahan kayu untuk dinding dan lantainya. Walaupun hanya melihat dari luarnya saja, tetapi aku bisa menebak jika didalambya tak kalah menawan.
Halamannya cukup luas, bahkan bisa untuk bermain golf. Letak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya memang sangat jauh dan biasanya ditutupi dengan pepohonan yang rindang dan halaman yang sangat luas. Aku merentangkan tanganku lebar-lebar. Merasakan hembusan angin musim panas yang sejuk. Ya, musim panas disini adalah peralihan dari musim dingin sehingga angin yang berhembus tidaklah menyengat seperti dinegara- negara tropis.
Aku mengetuk pintu pelan pelan setelah mengagumi keindahan rumah ini. Tidak ads tanggapan dari dalam. Aku mengetuk lagi,masih sepi dan hening. Apakah tidak ada orang??aku mencoba membuka kenop pintu, ternyata pintu tidak dikunci,
Antara ragu dan tidak. Aku memutuskan untuk masuk.Aku mencoba memelankan langkah agar tidak terdengar terlalu keras suara derit kayu yang bergesekan dengan alas kaki. Pandanganku mulai berkelana, meneliti setiap detail yang ada. Nyatanya yang aku lihat didalam rumah benar sangat berbeda dengan apa yang kulihat diluar tadi.
Berantakan.
Banyak sekali kanvas kanvas tergeletak dilantai begitu saja. Kanvas dengan coretan-coretan abstrak. Selain itu tumpahan cat yang cukup mengganggu pemandangan. Lalu siapa yang melakukan ini semua?, dalam sejarah keluarga caradoc, tidak pernah yang menjadi seorang pelukis ataupun seniman.
Aku pun diam, tak berani melangkah lebih jauh. Indra pendengaranku mulai menajam. Aku mendengarkan suara kayu yang berderit-derit. Menandakan bahwa ada seseorang yang mendekat.
Jantungku mulai berdetak tidak normal.tanganku meremas pegangan koper dengan erat. Aku bisa merasakan keringat dingin yang memenuhi telapak tangan.
Apakah sekarang waktunya?
Lagkah kaki itu semakin mendekat. Aku mencoba menetralkan detak jantungku yang kian menjadi jadi.
Sampai mata kami bertemu. Bola mata hazel kini menatapku dengan tajam. Ah, akhirnya kita bertemu kembali.
Leonard caradoc.
****
Huh gaes update niihh baca yakkk.
Dont't forget vote and coment. 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Alice's For Sad Love
RomansaHujan Ia kan selalu datang meskipun telah jatuh kesekian kalinya. Ya, itu tepat sekali. Sepertiku yang akan selalu datang meskipun ku terjatuh lagi Wajib follow aku ini sebelum membaca nya.