3 • Seulla

83 17 9
                                    

warning; lowercase.

•••

Malam itu, restoran tampak sangat ramai. Penyebabnya adalah Seokjin--yang sebagai chef de cuisine, baru saja meluncurkan menu baru. Selang beberapa jam dikeluarkan, sudah menjadi menu andalan terbaru di sana.

"SEULLA, TOLONG BANTU HEEJIN DI GARNISH!" teriak Seokjin yang tengah sibuk mengelap piring yang sudah siap untuk disajikan.

Seulla mendengus, "KENAPA KAMU TERUS MENYURUHKU?! YOONGI SEDANG BEBAS DISANA, AKU SIBUK JUGA DISINI, SEOKJIN!"

Ya bagaimana lagi, Seulla benar-benar sedang sibuk sekarang. Ikan yang sudah ditunggu pelanggan telah overcook dan Seulla yang membuat ulang semua.

"YOONGI SEDANG BERISTIRAHAT DISANA, SEULLA! KAMU TIDAK MELIHATNYA?!" bentak Seokjin dengan mata yang menatap nyalang Seulla.

"Dan kamu tidak memperdulikanku, Seokjin. Aku lelah, bahkan aku pun belum menyentuh makanan yang aku buat di rumah sedari siang," lirih Seulla.

Kebiasaan Seulla ketika sedang emosi adalah menangis. Tatapan Seokjin melunak dan berjalan ke arah Seulla dengan wajah menyesal.

Tanpa aba-aba, Seokjin mendekap Seulla dengan erat. Atmosfer di dapur menjadi sedikit aneh, tadinya banyak terdengar suara bising dan menjadi sunyi.

Hanya karena Seokjin yang memeluk Seulla.

"Maaf, Seulla. Aku tidak tahu jika kamu lelah. Istirahat di ruanganku, ya. Aku sayang padamu."

Bolehkah aku berharap lebih terhadapmu, Seokjin? Aku juga sayang padamu. Lebih dari sekedar teman.

•••

Dilema ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang