9 • Woona

87 17 7
                                    

warning; lowercase.

•••

Jungkook baru saja pulang dari rumah Woona. Sebelumnya, mereka tengah merayakan hubungan mereka yang ke-2 bulan. Ya, sudah selama itu rupanya.

Woona baru saja mengeringkan rambutnya, namun pintu rumahnya diketuk oleh seseorang. Daniel baru saja pergi ke super market untuk berbelanja bahan makan malam, jadi mau tidak mau Woona yang membuka pintu.

"Hai Woona, selamat malam," sapa Seokjin dengan senyum yang agak berbeda dari biasanya. Suaranya pun sedikit serak.

Woona reflek mengembangkan senyumnya, "Oh, hai oppa, selamat malam juga. Mari masuk terlebih dahulu." Kemudian pintu rumah dibuka lebar oleh Woona.

Seokjin melangkahkan kakinya dan hidungnya dimanjakan dengan aroma kayu manis yang sangat kuat. Harum manis yang sangat memabukkan, melebihi minuman alkohol manapun.

"Jadi, ingin minum apa?"

"Ah, tidak usah repot-repot, aku hanya sebentar," tolak Seokjin cepat dan segera mengambil tempat duduk di sofa panjang.

"Ada yang ingin oppa bicarakan?" tanya Woona yang mengenai sasaran.

"Kamu percaya tidak, jika aku akan berkata bahwa aku menyukaimu? Maksudku, benar-benar menyukaimu dalam konteks yang sesungguhnya."

Woona mengedikkan bahunya, "Aku percaya, bahkan dari awal aku sudah mengetahui gerak-gerikmu. Tapi ya, bagaimana lagi? Maaf, aku akan berkata kepadamu untuk berhenti sekarang. Seulla eonni sangat tulus, kurasa."

Woona juga sama saja, menyuruhku berhenti. Sudahlah, aku memang sudah tidak punya harapan lagi kepada mereka berdua.

•••

habis ini, special seokjin dan beres deh wkwk.

Dilema ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang