warning; lowercase.
•••
Namjoon baru saja masuk ke dalam apartemennya. Ia mengernyit heran, karena lampu-lampu sudah dinyalakan. Padahal, seingat Namjoon, ia hidup sendiri disini.
Tidak mungkin makhluk halus 'kan?
Kemudian, ia berjengit kaget, ketika melihat Seokjin yang tengah menelungkupkan kepalanya di atas meja makan. Jas kerja miliknya sampai terjatuh ke lantai.
"YA! KKAMJJAGIYA! APA YANG HYUNG LAKUKAN, SIH?!"
Seokjin melenguh pelan dan mengangkat kepalanya, "Berisik. Aku butuh teman saat ini, Namjoon. Aku sedang dilema."
Namjoon yang paham pun segera mendudukan dirinya di hadapan Seokjin. Ia memperhatikan wajahnya. Sangat berantakan.
"Seulla atau Woona, hyung?"
Seokjin melebarkan matanya, "Dari mana kamu tahu?" Namjoon terkekeh pelan. Ia sedikit melonggarkan dasinya dan bersandar pada punggung kursi.
"Hanya tahu saja. Lagian, selama hyung hidup, tidak ada wanita lain selain mereka berdua. Kecuali ibumu, tentu saja."
Seokjin menghela napas kasar, "Lalu, apa yang harus aku lakukan?"
"Pilih salah satunya, jangan serakah. Kita saja cuma punya satu nyawa, masa kamu mau dua perempuan?"
Bagaimana aku tidak serakah? Mereka menempati posisi masing-masing di hati.
•••
besok kita puasa, mohon maaf ya kalo ada salah, karena sejujurnya manusia itu tidak luput dari kesalahan :")
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema ✔
Krótkie Opowiadaniaft. Kim Seokjin Biasanya, perempuan yang suka dilema. Memilih laki-laki yang selalu berada disampingnya atau memilih laki-laki yang ia cinta. Tapi, bagaimana jika seorang Kim Seokjin dengan gender laki-laki tulen, ternyata dilema, memilih perempuan...