Prolog.

256 24 6
                                    

warning; lowercase.

•••

Seokjin tengah bersiap untuk pergi bekerja. Ia bekerja sebagai chef de cuisine*. Restoran yang menjadi tempat Seokjin bekerja, sangat terkenal di pusat kota.

Sederhana saja, Seokjin hanya menggunakan kemeja berwarna baby blue yang agak kebesaran di tubuhnya, dipadu padankan dengan celana bahan berwarna coklat muda hampir krem tersebut.

"Wah, aku sangat tampan sekali. Good morning to Mr. Worldwide Handsome!" pekik Seokjin riang sembari berjalan keluar kamarnya.

Seokjin sudah bersiap untuk mengunci pintu rumahnya, sampai tiba-tiba ia dikagetkan dengan panggilan dari ponselnya.

"Oh, selamat pagi Seulla!"

Ia sudah selesai mengunci pintu rumahnya dan mulai berjalan menuju restoran terkenal di pusat kota, yang hanya berjarak beberapa blok dari rumahnya.

"Tentu, ini aku sudah dalam perjalanan. Kamu berhati-hati ya, Seul. Sampai bertemu nanti."

Pip.

Tak lama kemudian, ia melihat seorang perempuan dengan wajah rupawan tengah berjalan beberapa meter didepannya. Meski hanya punggungnya yang terlihat, Seokjin masih mengenali siapa itu.

Ia berlari kecil dan merangkul pundak mungil tersebut, "Selamat pagi, Kang Woona."

Woona, perempuan berwajah rupawan itu pun menoleh sembari tersenyum manis, "Eoh, oppa! Selamat pagi juga."

Dan ya, setiap harinya selalu saja seperti ini.

•••

*chef de cuisine; executive chef/orang yang bertanggung jawab atas semua yang berada didapur. biasanya dibantu oleh saos chef. (sebenarnya di web banyak yang mengatakan kalau chef de cuisine dengan executive chef berbeda, namun aku mengambil kesimpulannya saja, karena tugas dari masing-masing chef hampir sama, hanya berbeda tempat)

bener deh, ini beneran short story.
hai, welcome in my new project💙

Dilema ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang