4 • Woona

84 17 6
                                        

warning; lowercase.

•••

Tok tok tok.

Daniel awalnya ingin bersantai sembari movie marathon di ruang tengah, namun terganggu karena ada yang mengetuk pintu rumahnya.

"Iya, sebentar." Daniel beranjak dari sofa nyamannya dan membuka pintu dengan bahan kayu mahoni tersebut.

Wajahnya tidak berekspresi, "Apa yang hyung lakukan pada malam hari seperti ini?" Matanya yang sedikit menyipit menatap datar ke arah Seokjin.

Seokjin tersenyum manis, "Aku membawakan makanan untuk kamu dan Woona. Apa dia ada didalam?" Kepalanya mencoba untuk melihat ke dalam rumah.

Namun, tidak bisa karena Daniel menghalanginya dan mengambil makanan tersebut dengan kasar, "Maaf, tapi Woona sedang sibuk. Lebih baik hyung pergi saja. Terima kasih atas makanannya."

Yang diusir pun tersenyum tipis. Ia kemudian berbalik, berniat ingin segera pergi dari sana. Tapi, ia berhenti berjalan karena Daniel memanggil namanya.

"Jangan jadikan Woona pelarian. Dia terlalu berharga untuk itu. Lebih baik, hyung menjauh saja darinya."

Nyatanya, apapun yang aku lakukan selalu salah dimata semua orang. Lalu, apa salahnya jika mencintai dua perempuan yang sama?

•••

Dilema ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang