Kim : Hyung

4.1K 329 59
                                    

Semua cerita ini bertema BxB
Yang anti bxb² kelub, mohon tinggalkan lapak laknat ini h0h0h0

Happy reading~!♡

●●


Cuaca hari ini sangat terik. Padahal jarum jam yang terletak di pusat kota baru menunjukkan waktu 10.25.

Masih cukup dini untuk merasakan sengatan matahari.

Lelaki mungil itu menepi di emperan toko hanya untuk membuka topinya, menekuk ujung topinya menjadi lengkungan, lalu menyapukan rambut basahnya ke belakang sebelum topi itu kembali melindungi kepalanya dari sapaan hangat mentari.

"Astaga, kau dimana Lee Seokmin." gumam Jihoon, laki-laki mungil itu, yang menahan gertakan giginya sembari menatap layar ponselnya.

Mengetikkan sesuatu di sana dan akhirnya membawa ponsel tersebut ke depan telinganya.

Tuttt... tuttt... tuttt...

Dengan tidak sabarnya Jihoon menunggu, hingga nada kelima—jika ia tidak salah menghitung-—barulah suara tak berdosa itu terdengar.

"Eoh, Hyung."

"Yak! Cepat katakan sesuatu." todong Jihoon yang terdengar penuh dengan kemarahan.

Di seberang sana Jihoon dapat merasakan aura ketakutan Seokmin.

Oh, jangan bilang Seokmin berulah lagi.

"Oh astaga, Hyung!! Dengarkan aku!!"

Jihoon berdecak sebal setengah mati, "Kan sudah ku minta tadi, katakan sesuatu. Sudah pasti aku akan mendengarkanmu."

Ia bahkan tidak bisa menarik otot pipinya padahal ia dapat mendengar dehaman-dehaman ala Seokmin, yang selalu berhasil membuat siapapun tertawa.

Tapi tidak untuk Jihoon kali ini.

Wajahnya semakin menekuk ketika Seokmin tak kunjung bersuara.

Hmm, suara dalam artian di sini adalah mengeluarkan suatu kalimat. Karena sedari tadi Seokmin sudah berisik bersuara dengan segala jenis dehaman-dehamannya itu.

"Lee. Seok. Min."

"Hyuuung, mianhaeyo..."

Jihoon membuang napasnya kasar.

"Jangan harap Jisoo Hyung bisa bernapas esok hari, Dongsaeng kurang ajar."

"Mw-mworago?! Hyung dia tidak ada sangkut pautnya! Dan aku dongsaeng tersayangmu kan Hyung." Seokmin merajuk di seberang sana.

"Memang. Tapi kau yang selalu menyangkut padanya dan sekarang aku harus berkeliaran sendiri di hari yang.. Oh, Tuhan rasanya aku ingin mengumpat!"

Seokmin sibuk mencicitkan kata, "mian" berulang kali. Membuat Jihoon membuang napas kasarnya sekali lagi.

"Simpan maafmu. Sekarang aku harus kemana dan dimana dia."

jihoon ;soonhoon/jicheol/gyuhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang