Kwon : Kejutan

1.2K 154 5
                                    

Suara rintik hujan yang beradu dengan genting rumahnya menjadi alunan penyenyak tidur Jihoon pagi ini. Beruntunglah hari ini akhir pekan. Dirinya bebas bergelung nyaman di balik selimut tebalnya tanpa harus khawatir dengan waktu yang terus berjalan.

Merasa bosan dengan suara rintikkan, Jihoon berinisiatif menggapai ponselnya beserta earphone yang selalu berdampingan dengan ponselnya itu.

Menyumpal kedua lubang telinganya dengan musik-musik favorit Jihoon yang sudah tertata rapih di dalam playlistnya.

Matanya kembali terpejam, menyelami setiap bait lagu yang memenuhi ruang dengarnya.

Sampai semua lagu di playlistnya itu terputar, Jihoon memutuskan keluar dari singgah sana ternyamannya. Ia masih ingat Seokmin yang butuh sarapan, walaupun pemuda mungil itu tahu kalau Seokmin tidak butuh makan di saat-saat seperti ini.

Mereka berdua itu sama, tidur adalah prioritas keduanya.
Tapi tetap saja mereka butuh makan kan?

Akhirnya Jihoon berjalan lunglai, memaksakan kakinya melangkah, menapaki lantai dingin rumah minimalisnya.

"Oh, sudah bangun?"

"Yea~"

Jihoon terus berjalan menuju dapur. Baru sedetik ia sampai di pintu dapur, tubuhnya segera berbalik menghadap ruang tengahnya.

Pemuda dengan gaya mirip-mirip orang tua; membaca, lebih tepatnya membolak-balik lembaran koran yang berada di tangannya, dengan kaki yang di silangkan dan punggungnya yang tegap bersandar pada sandaran sofanya itu membuat mata semi sipit Jihoon membola sempurna.

Disusul mulutnya yang juga mengikuti bentuk matanya.

"Sedang apa kau?!" Pekik Jihoon memecah suara rintikkan yang masih menghantui rumahnya.

"Kau bertanya padaku?" tanya asal pemuda itu.

Kini ia melipat korannya dan perhatiannya tertuju pada tubuh mungil Lee Jihoon yang hanya di balut kaos putih kebesaran dengan celana pendek di atas lutut. Rambutnya mencuat kesana-kemari seperti sedang menyapanya.

"Memangnya ada siapa lagi?" Jihoon sekarang sudah bersidekap.

"Sedang apa kau?" ulang Jihoon.

"Membaca koran." jawab Soonyoung, pemuda sipit itu, sambil memamerkan koran yang tadi menjadi propertinya.

"Dan menunggu sarapan." lanjut Soonyoung dengan senyum menawan andalannya. Tapi sayangnya Jihoon tidak pernah mengakuinya.

"Cih, kau berasa di dalam serial drama?" cibir Jihoon, langkahnya kembali memasuki dapurnya.

"Membaca koran lalu menunggu sarapan. Drama rumah tangga bahagia, huh?" Jihoon masih terus mengoceh seiring dengan tangannya yang menyiapkan material memasaknya.

"Kenapa harus drama jika bisa kita lakukan sungguhan." ucap Soonyoung yang kini sudah berdiri di samping Jihoon.

"Mau apa kau, Kwon?" Jihoon menodongkan spatula ke depan wajah tampan Soonyoung, merasa kalimat Soonyoung barusan adalah ancaman bagi dirinya.

Dengan santai Soonyoung meraih pergelangan tangan Jihoon. Lalu sebelah tangannya menyodorkan beberapa potong pakaian yang ntah pemuda sipit itu dapatkan darimana.

Tapi, tunggu.

Itu kan kemejanya Jihoon?

Juga celananya?!

"Cepat ganti pakaianmu. Jangan lupa cuci muka." pinta Soonyoung mengabaikan mata Jihoon yang lagi-lagi membola.

"Ini kan pakaianku!!" jerit Jihoon, meraup semua pakaian yang berada di tangan Soonyoung.

jihoon ;soonhoon/jicheol/gyuhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang