Suasana koridor yang ramai tidak serta merta membuat Jihoon mengurungkan diri untuk berlari membelah lautan manusia yang memenuhi koridor.
Tubuh mungil Jihoon menguntungkan dirinya, meskipun tubrukan dan layangan kata maaf tetap Jihoon lakukan.
Ia tidak bisa menahan hasrat alaminya. Karena teh hijau yang Seokmin berikan tadi pagi, ia harus bolak balik ke kamar mandi seperti sekarang. Terhitung sudah 5 kali dalam 2 jam ia ke kamar mandi.
Kakinya masih terus berlari sampai dirinya menabrak sebuah dada bidang. Jihoon langsung mengaduh sembari mengusap keningnya. Tanpa sadar ia memukul dada bidang yang baru saja ia tabrak. Ia baru tahu kalau dada bidang itu rasanya sekeras ini.
Tunggu. Tadi Jihoon menabrak apa? Dada bidang? Dada bidang siapa yang terasa begitu keras?
Jihoon menggigit bibirnya. Bingung sekaligus panik bercampur jadi satu. Ia melirik tangannya yang masih bertengger di atas dada dengan balutan kemeja--apa? Kemeja?
"Umm.." Dengan takut-takut ia mengangkat kepalanya hanya untuk melihat siapa pemilik dada bidang itu yang ternyata adalah, "--Pak Kwon..?"
Mata semi sipit Jihoon membelalak seketika. Ia tidak berhenti merutuki dirinya karena membuat masalah dengan gurunya sendiri di awal harinya.
Pak Kwon menatap datar muridnya yang masih membungkuk di hadapannya. Mata tajamnya melirik tangan mungil yang masih berada di dadanya. Dan sedetik kemudian dengan kelabakan tangan itu segera menyingkir dari sana.
Jihoon membungkuk sambil mengatupkan tangannya. "Pak, maafkan saya. Sungguh maafkan saya." rapalnya.
Tatapannya memang datar tapi bibir tebalnya itu mengukir sedikit senyum tipis yang sama sekali tidak kentara jika tidak diperhatikan dengan seksama.
"Kenapa buru-buru sekali?"
Jihoon sedikit berjengit saat suara rendah Pak Kwon terdengar di telinganya.
Bukan suara rendah beliau yang membuat Jihoon kaget. Siapapun tahu kalau suara guru muda itu memang terlalu rendah dan terkesan manly.
Pasalnya sekarang bibir guru muda itu persis di depan telinga Jihoon. Membuat Jihoon merasakan sensasi geli yang membuat bulu romanya berdiri seluruhnya.
Jihoon lebih kaget lagi saat matanya menangkap kulit mulus yang terpampang jelas di hadapannya. Leher Pak Kwon memenuhi penglihatannya dan itu tidak bisa membuat Jihoon tidak menahan napasnya.
"Kenapa diam? Aku bertanya padamu, Lee Jihoon."
"N-ne?" Pak Kwon baru saja memanggil namanya?
"Aku bertanya padamu, Lee-Ji-Hoon."
Pak Kwon melayangkan senyum yang sulit diartikan saat merasa tubuh mungil Jihoon menegang kaku.
"Ba-bapak tahu nama saya?"
Jihoon ingin sekali rasanya mendorong tubuh tegap gurunya ini. Hey, tidak ingat alasan Jihoon berlari tadi? Ia harus cepat-cepat ke kamar mandi.
Tapi anehnya hasratnya itu hilang ntah kemana dan dirinya lebih penasaran perihal Pak Kwon yang mengetahui namanya; yang bahkan beliau tidak pernah bertemu Jihoon sebelumnya.
Hanya Jihoon yang mengetahui--bahkan mengagumi sosok Pak Kwon. Sebaliknya, Jihoon tidak tahu kalau Pak Kwon juga tahu tentangnya.
Tubuh Pak Kwon kembali berdiri tegap, tapi hanya menyisakan sedikit jarak dengan tubuh mungil Jihoon. "22 November."
Pak Kwon menahan senyumnya saat melihat ekspresi terkejut--sangat terkejut Jihoon.
"Busan."
Lebih melebar.
"Suka musik."
Semakin melebar.
"Dan.."
Jihoon hampir jatuh jika saja tangan Pak Kwon tidak sigap menangkap pinggangnya.
"...kau menyukaiku."
●●
Maaf aku terlalu lama tidak update. Feel menulisku menguap sampai ke awan :')
Terlalu banyak draft jadi aku bingung harus publish yg mana hewhew
Mungkin aku akan update banyak hari ini><
HAPPY READING~!♡
ps. terlalu banyak soonhoon moment untuk comeback kali ini. Mungkin aku bakal lebih condong update tentang soonhoon. thanku;;)
![](https://img.wattpad.com/cover/145762136-288-k486159.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
jihoon ;soonhoon/jicheol/gyuhoon
Fanfictionnamanya juga Lee Jihoon, siapa sih yang ga gemes? Staring : - Lee Jihoon - Kwon Soonyoung - Choi Seungcheol - Kim Mingyu - Others ●● [Warning!] Konten fiksi ini full boyxboy, yang kurang berkenan bisa tinggalkan fiksi ini. Terima kasih:)) Lee Jihoo...