°10: Hyunjin

2K 402 15
                                    

Sekarang, hyunjin sudah ada di kamar nya dengan kondisi tertidur pulas. Seungmin yang berada di sampingnya langsung keluar, untuk menemui yang lainnya.

"Gimana min?" tanya siyeon, begitu melihat seungmin keluar dari kamar hyunjin.

"Dia keracunan. Gue ngga tau racun apa, tapi kalo tadi gue telat dikit aja, ginjal hyunjin bisa pendarahan dari dalam" ujar seungmin menjelaskan.

Mengapa mereka tak membawa nya ke rumah sakit? Karena di sinner paradise, layanan seperti itu tak tersedia. Jika sakit, urus sendiri. Jika mati, serahkan pada pihak penjaga agar langsung dibakar.

Karena itulah, mereka bersyukur memiliki seungmin sebagai dokter hebat mereka.

"Keracunan? Emang hyunjin makan apaan?" tanya jisung, yang ikut penasaran dengan hyunjin.

Seungmin yang mendengar pertanyaan jisung langsung menggeleng, "bukan karena makanan. Mungkin semacem... Obat? Gue juga ga yakin. Soalnya gue belum pernah liat jenis itu" jawab seungmin sebelum akhirnya duduk disamping felix.

"Kok gua ngerasa ini tuh disegaja, yah?" ujar felix tiba tiba, membuat semua insan menuju ke arahnya.

"Gatau, lix. Pokonya kita hati hati aja. Nanti kalo hyunjin udah bangun, siapa yang mau nyuapin bubur buat dia? Karena obat penawarnya butuh waktu buat menetralisirkan racunnya, hyunjin gaboleh banyak gerak" ujar seungmin.

Setelah ia mengatakan itu, eunbin sontak mengangkat tangannya, mengajukan dirinya sendiri.

Kini, semua mata tertuju pada eunbin. Terlebih pandangan Jinyoung yang sulit digambarkan.

>°°°°<



























>°°°°<

Hyunjin sudah sadar, dan kini tengah disuapi bubur oleh eunbin. Gadis ini terbilang cukup keras kepala, karena kondisi tubuhnya masih belum pulih sepenuhnya.

"Kok Yang nyuapin gue itu lo, sih?" tanya hyunjin yang sedikit heran. Walaupun ia sedang sakit, eunbin juga tidak dalam keadaan sehat sepenuhnya, karena itu ia sedikit khawatir.

"Kenapa? Lo gasuka?" tanya eunbin sarkas, menghentikan tangannya yang tadinya terulur untuk menyuapi bubut ke mulut hyunjin.

"Iya, dia gasuka" ujar Jinyoung tiba tiba dari belakang, sambil merebut sendok bubur dari tangan eunbin.

Eunbin yang melihat perbuatan Jinyoung langsung mendengus, "ih, paan sih? Kok lu yang jawab?" tekas eunbin.

Hyunjin yang melihat pertengkaran kecil itu hanya terkekeh geli. Eunbin yang tak mau kalah, spontan langsung bediri dan membuat jarak wajah nya dengan Jinyoung hanya tersisa tidak lebih dari dua puluh senti.

"Bin, lo itu belum sembuh bener. Liat tuh, tangan sama badan lo aja baru aja gue ganti perbannya tadi." jelas Jinyoung, membalas tatapan tajam eunbin.

Tiba tiba, pintu kamar hyunjin terbuka dan memperlihatkan sosok siyeon di ambang pintu.

"Lo berdua ngapain ribut ribut sih? Hyunjin tuh harus dapet istirahat maksimal. Kalo kalian berdua tubir mulu, entar hyunjin gimana, hah? Kalo sampe ada sesuatu sama hyunjin, emang kalian mau tanggung jawab, hah?" tutur siyeon galak di depan pintu, yang membuat ketiganya—termasuk hyunjin—terdiam.

Sunyi menyelimuti suasana kamar hyunjin. Sesungguhnya, pria itu juga merasakan kepalanya berputar putar semenjak eunbin berdiri untuk menatap tajam Jinyoung.

"Udah, keluar lo pada. Biar hyunjin istirahat dulu" titah siyeon, yang sontak membuat Jinyoung dan eunbin langsung mematuhinya.

Setelah Jinyoung dan eunbin keluar, siyeon masih berdiri di ambang pintu, sebelum akhirnya melangkah kearah kasur hyunjin. Siyeon sedikit kaget saat mendengar suara pekikan eunbin dari bawah, namun kemudian mengabaikannya.

Setelah sampai di samping kasur pria itu, siyeon membatunya untuk berbaring, dan membereskan sisa makanan hyunjin.

"Lo istirahat yang cukup aja dulu. Nanti kalo lo udah sehat, baru nanti ikut rundingan sama yang lain" ujar siyeon, sambil merapikan selimut hyunjin.

"Loh? Kalian mau ngerencanain apa lagi?"  tanya hyunjin. Ia cukup terkejut, jeno masih sanggup mengurus hal hal seperti itu.

Karena hyunjin juga tau, kalau akhir akhir ini jeno kelihatan lesu. Bahkan Kantung mata kerap terlihat di sekitar matanya.

"Gausa lo pikirin dulu. Entaran aja, masi sakit juga" ujar siyeon, lalu meninggalkan hyunjin sendiri di kamarnya untuk beristirahat.

Saat siyeon turun, di meja makan semua penghuni telah berkumpul dan berunding. Setelah membersihkan piring hyunjin, siyeon ikut bergabung dengan mereka.

Namun sepertinya mereka sudah memulai tanpa siyeon. Terlihat dari jisung yang mengangguk angguk lalu berkata, "Lo yakin, no? Ilmu IT gua ngga sebagus Jinyoung" ujarnya sedikit ragu.

"Seratus persen, ji. Yang penting, lo sanggup melaksanakannya apa ngga?" tanya jeno, yang disambut anggukan oleh jisung.

Setelah melihat persetujuan jisung, jeno menoleh kearah siyeon. "Siyeon, eunbin kumat lagi. Malam ini, Jinyoung bakal ngawasin eunbin di kamar kalian. Jadi buat sementara, lo tidur di kamar felix aja. Felix punya kasur juga di ruang kerja bawah tanahnya, jadi gapapa" jelas jeno.

"Jen, tadi kenapa eunbin bisa teriak? Gue ada denger suaranya tadi" tanya siyeon, yang entah kenapa membuat sanha menundukkan kepalanya.

"Auk nih, si goblok. Entah dari mana ni anak ngebawa borgol, eh ternyata si eunbin malah teriak" ujar felix sambil menjitak pelan kepala sanha.

Siyeon ikut memikirkan, kenapa sanha sampai membawa borgol? Ah sudahlah, sekarang ia lelah.

Siyeon naik untuk pergi ke kamarnya. Saat ia hendak memutar kenop pintunya, ia baru teringat kalau di dalam ada Jinyoung dam eunbin. Jadi malam ini dia akan—

"AARRRGHHHH"

"EUNBIN JANGAN KESANA, ITU ADA BELING BANYAK BANGET— ASTAGA EUNBIN ITU KEPALA LO UDAH KENA!! EUNBIN, STOOOP!!"

Bahkan dari sini, terdengar sangat jelas perjuangan eunbin melawan mental gila nya dari dalam, dan perjuangan Jinyoung untuk menghindarkan gadis itu dari bahaya.

Dengan perasaan yang tidak enak, siyeon berjalan kearah lorong yang ada di sebelahnya.

Disinilah kamar felix, dan pintu nya tidak dikunci. Saat ia membuka pintu kamar itu, ia kagum dengan rak buku yang besar dengan buku yang berdesakan di dalamnya.

Namun rasa lelahnya mengatakan semua pengamatan itu tidak perlu. Jadi, gadis itu langsung bersiap siap untuk tidur.

>~~~~<

TBC

Hayoooo kenapa sanha bawa borgol??
Enaknya sanha kita apain yah?

Vomment nya ayow

Sinner paradise | 00 line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang