°20: It's All Started

1.8K 394 142
                                    

Pagi harinya, seungmin turun dari kamarnya, lalu membasuh wajahnya. Siyeon, jisung, dan sanha turun setelahnya.

"yeon, bahan nya belum diisi ulang, jadi gua masak seadanya aja ya," ujar sanha dan berlalu ke dapur.  Siyeon yang mendengarnya hanya mengangguk, karena memang kemarin seungmin dan dirinya memakai terlalu banyak bahan.

Ditengah sanha dan jisung membuat sandwich untuk sarapan, jeno turun dengan penampilan yang sudah rapi.

Jeno langsung menyambar sandwich yang sudah siap, lalu membuka kulkas untuk mengambil susu.

"makan nya sambil duduk no, ga sopan." ujar seungmin yg dihiraukan oleh jeno.

"yeon, panggil yang belum bangun ke bawah. Kita diskusi dulu" titah jeno, siyeon mengangguk.

Siyeon segera menaiki tangga dan membuka pintu paling dekat. Pertama kamar felix.

"lix, bangun gih sarapan. Mau diskusi," ujar siyeon, tapi felix tak kunjung bangun. Jengah, siyeon menutup hidung felix agar dia tak bisa bernafas dan bangun.

Namun bukannya bangun, pria itu malah Membuka mulutnya, lalu bernafas dari sana.

"ck, BANGUN GAK LU ANJENG" Teriak siyeon di telinga felix,  membuat pria itu terjengkat dan kaget.

"apaan sih, santai nyet" gerutu felix, yang disambut omelan siyeon. "lu nya gabisa disantaiin. Uda, turun sana, ada diskusi abis sarapan" ujar siyeon, lalu menarik felix ke kamar mandi dan menyuruhnya cuci muka.

Siyeon baru hendak membuka pintu kamar jinyoung dan eunbin setelah mengurus felix, tapi jinyoung terlebih dulu keluar.

"loh, uda bangun? " tanya siyeon saat jinyoung sudah di depan pintu kamarnya membopong eunbin.

"iya, berkat suara lo tadi."  bukan jinyoung yang barusan menjawab, melainkan eunbin.

"yauda gih turun," ujar siyeon, lalu beralih ke kamar hyunjin.

Siyeon mengetuknya berkali kali, tapi tak kunjung dibuka. Aneh, biasanya hyunjin tidak sulit untuk dibagunkan.

Merasa ada yang tidak beres, siyeon membuka pintu itu. Dan benar saja, pintu itu tak dikunci.

"jin?!" siyeon berteriak saat menyadari hyunjin tak ada di setiap jengkal kamarnya. Siyeon segera bergegas turun, menuju meja makan.

"kok buru buru banget?" tanya eunbin, lalu siyeon mencoba tenang,  dan berkata pelan.  "hyunjin gaada di kamarnya. Kalian ada yang liat dia kemana?"  tanya siyeon, dan semua menggeleng.

"terakhir kali liat sih, semalem pas gua mau minum, gua liat hyunjin masuk toilet, terus gua gaada liat lagi." penjelasan sanha semakin membuat siyeon khawatir.

Bukan hanya siyeon, yang lainnya juga sudah mulai berpikir yang tidak tidak.

Tak lama setelahnya, terdengar alarm. Suaranya sangat keras, cukup untuk membuat seluruh penduduk mendengarnya.

Semua mulai berkeringat dingin, kecuali siyeon. "itu suara apaan?" tanya siyeon,  namun tak ada yang menjawabnya.

Hingga akhirnya, eunbin mengangkat suara. "yeon..., lo inget ngga, hukuman apa yang bakal dikasi kalo kita ngelanggar peraturan?"  tanya eunbin terbata bata.

Demi mendengar kalimat itu,  Siyeon melotot kaget. Semua sekenario terburuk mulai tergambar di otak nya.

"ngga mungkin... " lirih siyeon, dan anggota lain juga hanya terdiam. Mereka tak tau harus bagaimana. Ini gawat.

Terakhir kali sanha melihat hyunjin saat tengah malam.  Besar kemungkinannya Hyunjin keluar pada tengah malam, bisa saja dia yang...

Akan dieksekusi.

Untuk mebuktikan bahwa pemikirannnya salah, siyeon berlari keluar untuk melihat eksekusi di depan umum itu.

Eunbin menahannya, namun tak bisa. Jisung dan seungmin ikut keluar untuk berjaga jaga.

Sesampainya di luar, pemandangan yang ada di depan mereka sangat tak terduga.  Kenapa...

"AAAAAAAA, " pekik siyeon, sebelum seungmin menutup matanya agar tak melihat lebih lama. Namun tetap saja, siyeon sudah melihatnya.

Bahkan jisung sudah pingsan. Siyeon Sudah histeris dipelukan seungmin.

Jinyoung yang terpancing dengan teriakan siyeon, ikut keluar dan melihat pemandangan tak mengenakkan itu.

"JAEMINN?!"

Ya, orang yang mereka lihat adalah jaemin, dengan kepala Yang sudah terpisah dari tubuhnya. Kepala puntung itu ditancapkan diatas sebuah tiang tipis dan tajam yang ada di sebuah air mancur, membuat Air itu telah tercampur darah jaemin.
>°°°°<










Innalilllahi.  :(
















>°°°°<
Jeno mengusap wajahnya kasar, pusing dengan semua ini. Baru saja dia merencanakan langkah baru, masalah baru datang kembali.

"sekarang gimana? Hyunjin pasti di penjara kota," ujar sanha, yang sama sekali tak memperbaiki apapun, malah memperkeruh.

Seungmin memijat siyeon yang terduduk lemas. Jeno tak sempat memperhatikan karena suasana sialan itu.

Bahkan sampai langit sudah berubah gelap, mereka masih berpikir keras, bagaimana mereka memastikan keadaan hyunjin?

"udah, kita tidur aja. Nanti kita—" belum selesai jeno berbicara, pintu rumah terbanting keras. Semua yang ada di ruangan itu refleks berdiri melihat apa yanf masuk.

Untuk kesekian kalinya, merek mengeluarkan keringat dingin. Hyunjin pulang dengan keadaan compang camping. Luka nya tidak lebih buruk dari luka  yang didapat eunbin beberapa hari yang lalu. Hanya saja pada tubuh hyunjin terdapat pula luka pukulan benda tumpul.

Dengan tergopoh gopoh dan dibopong felix, hyunjin duduk di sofa. Sama seperti saat eunbin pulang dengan luka, semua anggota langsung tau pekerjaan masing-masing untuk mengobati hyunjin.

Hyunjin kesakitan, tapi tak ada waktu lagi. "jen, jaemin ada di pihak walikota. Dia penghianat," ucapan hyunjin menghentikan gerakan seungmin.

"lo serius? Bukannya jaemin sendiri yang ngasi kita informasi penting?" tanya seungmin yang langsung diangguki hyunjin.

"iya, semua yang dia temuin itu bener dan emang berguna buat kita" lanjut hyunjin, sambil sesekali mengaduh saat lukanya dibersihkan.

"jadi kenapa lo bilang dia penghianat? " tanya seungmin lagi. Butuh jeda beberapa detik, sampai hyunjin sanggup kembali berbicara. "iya, dia berkhianat dari minhyun. Walikota itu. Kayanya jaemin punya masalah,  makanya dia di—"  hyunjin memuntahkan darah sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya.










"Mau gimanapun, predator tetap diatas mangsa."

>~~~~<

TBC

MAAAAFFF BANGET

aku gabisa dobel apdet seperti yg dijanjiin in. Ini aja ngebut banget yaampun :(

Semakin dekat ya wkwkwk

Ayoo dukungannya ditunggu :*

Sinner paradise | 00 line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang