°18: finally

1.8K 381 37
                                    

"GUYS CEPETAN KESINI" Teriak Jinyoung dari lantai atas. Seungmin, felix, dan jaemin yang paling dekat dengan posisi Jinyoung langsung bergegas paling depan.

Mereka berpikir, pasti terjadi sesuatu lagi pada eunbin. Jinyoung hanya akan menjadi seperti ini jika sesuatu menyangkut eunbin telah terjadi.

Dan saat mereka membuka pintu kamar, terlihat Jinyoung yang menggenggam tangan eunbin. Ah, eunbin baik baik saja

"Kenapa jin?" tanya jaemin, lalu Jinyoung menoleh. "Eunbin udah baikan, hehe" jawab Jinyoung sambil cengar cengir yang malah membuat jaemin jengah.

Yang lainnya sudah terlebih dahulu pergi. Saat jaemin hendak keluar, Jinyoung lebih dulu menahannya. "Bentar, jae" ujar Jinyoung, lalu menarik jaemin dan menyuruhnya duduk.

"Gue mau buatin makanan buat eunbin dulu, lo jagain dia. Gua gamau nanti dia ngilang lagi, oke?" ucap Jinyoung, lalu pergi tanpa menunggu persetujuan jaemin.

Jaemin hanya pasrah, lalu duduk bersender dengan dinding dan duduk bersebelahan dengan kasur eunbin. Hening beberapa saat sampai,

"Nyebelin banget sih, bareng topi putih ketiga. Tapi, Si proyek human B ada disini rupanya"

>°°°°<




































>°°°°<

Jinyoung sudah selesai membuatkan makanan untuk eunbin yang sudah mulai sadar, dan jaemin segera keluar.

Jaemin mengingat kembali kata kata itu, lalu berpikir, apakah ini sudah benar?

Dia sudah tak sanggup berpikir lagi. Dia baru mendekam di tempat ini selama seminggu, sebelum akhirnya mendapat tumpangan disini.

Disatu sisi, remaja itu masih ragu dengan apa yang dilakukannya.

"aarrghhhhh masa bodoh, mending tidur" geram jaemin, lalu pergi ke kamar nya. Yah, sebenarnya bukan kamar nya juga. Kamar terakhir sudah digunakan untuk siyeon, yang harus pindah kamar karena kondisi eunbin dan Jinyoung yang bertanggung jawab.

Karena itu, kamar jaemin ada di loteng, dan sudah dibersihkan oleh siyeon dulu dengan berat hati, karena kedatangan jaemin pada awalnya sangat mengusiknya.

Jaemin tidak tertidur, hanya matanya yang terpejam. Beberapa menit kemudian, dia kesal sendiri lalu bangun dan kembali berpikir.

"Oke, ini saatnya buat jadi berguna. Semua uda terlanjur" gumam nya, sambil mengacak rambutnya kesal.

-

Di sisi lainnya, seungmin mendatangi jeno untuk menyampaikan apa yang sudah jaemin temukan sebelumnya. Jeno sedang ada di perpustakaan, karena itu suasana sangat hening saat seungmin mencoba untuk berbicara.

"Ehm... Jeno?" panggil seungmin pelan. Seungmin tidak gengsi atau semacamnya, dia hanya khawatir jeno akan membencinya dan tak mau bersitatap apalagi bicara dengannya.

Jeno tak menjawab, namun hanya menoleh sekilas sebelum akhirnya kembali menatap buku yang ada di tangannya.

"No, gue minta maaf ya?" ujar seungmin, lalu duduk di hadapan jeno.

Jeno masih tidak menggubrisnya, lalu seungmin kembali berbicara. "Kenapa lo marah banget pas liat gue meluk siyeon?" tanya seungmin, yang membuat jeno melotot.

"Anjing, gausa bahas lagi bisa? Lo mau ngomong apa?" tanya jeno emosi, membuat seungmin terkekeh pelan melihat tingkah jeno yang satu ini.

Seungmin berdeham, mencoba untuk serius. "Jaemin nemu petunjuk baru. Soal walikota" ujar seungmin. Jeno mengerutkan dahinya.

Seungmin langsung menjelaskan semua yang dipikirkannya, dan menyerahkan langkah selanjutnya pada jeno. Jeno tampak bepikir, lalu berkata, "agak aneh juga sih menurut gue, tapi ada yang ga masuk akal. Kenapa kalian sampe berpikir kalo walikota ada hubungannya dengan ini? Kita cuma nyari cara biar bisa keluar, bukan nyari seluk beluk sinner paradise" jelasnya.

Seungmin berpikir, apa yang dikatakan jeno ada benarnya juga. "Tapi, kalo kita tau seluk beluk dunia ini dan mengetahui titik terlemah, bukan cuma kita aja, tapi semua orang disini juga bisa bebas." jelas seungmin serius, membuat jeno merenungkan kalimat itu.

"Oke, gue bakal pikirin langkah selanjutnya. Kalian tunggu aba aba dari gue aja" ujar jeno, dan seungmin mengangguk.

"Lo boleh keluar, gue mau sendiri dulu biar bisa mikirin rencana dengan matang" lanjut jeno, membuat seungmin segera keluar seperti yang jeno minta.

Baru saja keluar dari perpustakaan, jaemin tiba tiba saja ada di depan pintu perpustakaan. "Eh, jaemin. Mau ke perpus lo?" tanya seungmin basa basi, yang disambut anggukan jaemin.

Seungmin tidak begitu peduli, lalu kembali naik ke atas karena lapar dan butuh udara segar. Perpustakaan bawah tanah ini cukup membuatnya sesak.

Jaemin hanya memandang kepergian seungmin sambil tersenyum, lalu masuk ke dalam perpustakaan.

Saat seungmin sedang duduk menikmati kopi nya, jisung datang menghampirinya. "Min, lo ngerasa kaya ada yang aneh ngga?" tanya jisung dengan raut khawatir.

Seungmin sedikit bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh temannya yang satu ini, lalu kembali bertanya, "emang apanya yang aneh?" jisung yang mendengar seungmin malah bertanya balik hanya mengindikkan bahu, pertanda dia sendiri tidak tau.

"Atmosfir nya gitu, kali? Gatau deh, rasanya gue ga nyaman banget" keluh jisung, yang malah dihadiahi kekehan seungmin. "Mungkin lo masih mual karena luka eunbin kali" ledeknya, yang tentu membuat jisung kesal.

"Udah ketularan virus jeno lo. Ngeselin" gerutu jisung, lalu pergi begitu saja meninggalkan seungmin.

Seungmin hanya menggelengkan kepalanya, heran melihat tingkah jisung yang seperti anak anak.

Di tengah tengah ketenangan seungmin yang sedang menyesap kopinya, siyeon masih terduduk lesu di sofa ruang tengah.

Awalnya pria itu membiarkannya, namun lama kelamaan dia risih sendiri. Karena itulah dia menghampiri siyeon, dan menepuk pundak gadis itu pelan sebelum memanggilnya.

"Yeon?"

>~~~~<

TBC

MAKASI BUAT 1K VOTE NYA HEUU 🎉🎉🎉

Perlu sampe chapter belasan baru gue bisa dapet label 'K' :"

Anyway, makasi buat kalian yg udah mampir sejak buku ini masih awal awal gajelas. Mulai banyak komentar lucu juga semenjak chap 6.

Buat yang udah baca buku ini dari lama dan masih baca sampe sekarang, gue berterimakasih karena udah mau mampir.

Dan buat yang uda mampir tapi tiba tiba pergi, gapapa. Gue tetep berterimakasih karena kalian uda menyempatkan diri untuk ikut ngerusuhin notif gue.

Dadaaaaaah

Muah :*

see u

Sinner paradise | 00 line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang